Episode 21

2.1K 222 30
                                    


Begitu saja,bagai daun yang terhempas angin. Tak ada beban lagi saat ini. Semuanya terasa ringan,bahkan lebih ringan dari kapas.

Beberapa saat lalu,jiyeon merasa hatinya kosong. Saat kendaraan itu membuatnya terpental jauh,dia tetap memegang perutnya,takut terjadi sesuatu dengan sang janin.

Hatinya bertanya,apakah semua ini sudah menjadi akhir dari seluruh episode sebelumnya.

Apakah ini yang dinamakan dengan akhir yang menyedihkan dari sebuah buku bertemakan romansa.

Ketika mereka membacanya pada bagian awal,mereka akan senang karna sang penulis menggambarkan banyak adegan manis serta bahagia didalamnya. Tapi apa daya,itu semua hanya tipuan semata sepertinya.

Tepat seperti senja,dia indah memberikan sebuah warna yang siapa saja akan betah melihatnya. Tapi perlu di ingat,perlahan warna itu akan hilang dan dengan akhir membawa mereka pada kegelapan malam yang sesungguhnya.

Dan sekali lagi,apakah ini akhir dari semua cerita yang sudah disusun oleh Tuhan untuknya. Apakah harus seperti ini akhirnya?

"APA YANG AKAN KAU LAKUKAN SAAT INI KEPARAT!"

"SETELAH MENGAMBIL SUAMIKU KAU AKAN MENGAMBIL PUTRIKU JUGA!"

"MATI SAJA KAU KEPARAT!"

"PERSETAN DENGAN SEMUA HUBUNGANMU DENGAN PUTRIKU!"

"PERGI! PERGI KAU DARI HIDUP PUTRIKU!"

Sudah pasti itu adalah Jung Sena,dia marah besar pada Sehun yang saat ini juga sangat terlihat panik.

Tak ada satu katapun yang keluarkan oleh Sehun,dia hanya diam membisu. Merasa sangat tak berguna saat ini.

Jiyeon yang saat ini sedang di operasi,dan hal itu sangat membuat Sena menjadi serba salah.

Dia ingin meluapkan semua emosi nya pada Sehun,semuanya tanpa tersisa sedikitpun.

Sehun sama paniknya dengan Sena,saat ibu mertuanya itu terus mendorong dirinya untuk keluar dari koridor rumah sakit Sehun tetap diam,dia hanya menunduk tak berbicara.

Entah kalimat apa yang harus ia katakan saat ini. Apa itu permintaan maaf atau dia harus membela dirinya yang saat ini tengah digunjing oleh Sena.

"Hyung,aku tak menyangka kau akan membuat noona jadi seperti ini."

Lemah Kai berkata,banyak nada sakit serta emosi didalamnya. Tapi dia pandai menutupi untungnya.

Dia tak menyangka bahwa Sehun dapat sekejam ini pada sang kakak,beberapa saat lalu dan disaat semuanya tengah panik. Sena berusaha menjelaskan semuanya pada Kai,mengenai seluruh perlakuan yang kerap di dapat Jiyeon.

Semua perlakuan kejam Sehun.

Kai juga sama marahnya dengan sang ibu,dia tak terima jika sang kakak harus berakhir seperti ini dan ditangan sang suami nya pula. Tapi Kai mampu menahan itu,dia tahu seperti apa situasinya saat ini. Tak baik jika dirinya ikut marah besar.

"Aku tak bermaksud membela mu,tapi sebaiknya kau pergi jika tak ingin eomma marah besar lagi." Kai berkata lembut lagi,dia berusaha menahan semua amarah nya.

Sehingga menggeleng pelan air matanya mulai jatuh."Aku tak bisa,jiyeon diujung Kematian nya saat ini."

"Percayalah,kau sangat tak berguna jika berada disini.". Dan akhirnya Kai memperlihatkan emosinya.

"PERGI. PERGI KAU KEPARAT!" Sena berterima sambil menangis hebat.

Kai menahan sang ibu yang terus mendorong Sehun.

Vengeance [OSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang