Episode 16

1.8K 209 18
                                    

[VOMENT!]

Benar rupanya,jika Sehun sudah memindahkan hati itu dari tempat yang seharusnya. Ya,Jiyeon telah membiarkan Sehun memindahkan hatinya pada tempat yang tak seharusnya.

Memang benar kata orang. Bahwa cinta akan tumbuh dengan sendirinya,tanpa paksaan atau apapun itu. Dia datang tanpa memberi tahu,tetapi dia akan sulit untuk ditolak.

Seperti seseorang yang menerima sekarung uang. Sulit ditolak bukan? Ya,meski itu akan mustahil adanya.

Dan mungkin saat ini waktu sudah menjawab semuanya. Rencana yang disusun oleh pria itu rupanya sudah berbanding terbalik dengan keadaan. Pria itu membuat Jiyeon menjatuhkan seluruh hatinya pada Sehun. Dia mencintai Sehun yang keras,pemarah,pendendam,dan Sehun yang sepertinya tak memiliki hati itu.

Masih malam ini,bukan makanan lezat dari restoran bintang lima yang ia dapatkan. Tapi,dia hanya mendapatkan sosok jangkung yang saat ini tengah dibawa berlari ke ruang operasi dan dengan banyak darah yang masih terlihat baru itu.

Beberapa saat lalu,wanita itu terlihat sangat panik. Dengan air mata yang mulai menetes entah sejak kapan dia menangis. Menangisi Sehun yang sudah tak sadarkan diri. Dia tak tahu kenapa Sehun sampai mengalami kejadian ini. Padahal yang ia tahu hanyalah,sehun sedang menunggu mobil yang dibawa oleh sekretaris nya kemudian akan pergi menjemput dirinya di rumah sakit ini.

Tapi kenapa,kenapa pria ini datang dengan keadaan yang berbeda?

Mina masih berusaha menenangkan Jiyeon yang masih menangis itu."Tenang dokter,semuanya akan baik-baik saja."

Jiyeon menoleh,denga mata yang mulai terlihat sembab itu."Tapi...apakah para polisi itu sudah menemukan pelaku yang sudah melakukan ini pada suami ku?"

Mina mengangguk."Mereka sedang berusaha dokter."

Tak ada jawaban setelah itu,Jiyeon hanya menenggelamkan wajahnya pada pelukan Mina.

"Jiyeon...!"
Sen datang dengan sedikit berlari,wajahnya terlihat panik.

Jiyeon menoleh."Eomma..."

Wanita itu langsung duduk di hadapan Jiyeon,kemudia merangkul nya.

Sena menatap wajah Jiyeon sendu."Sayang,apa yang terjadi?"

"Dia..."

Wajah Sena masih bingung."Suami mu kenapa?"

Jiyeon mulai menangis lagi."Aku tak tahu,dia tiba-tiba datang dengan keadaan tak sadarkan diri. Seseorang menusuk perut nya."

"Oh astaga,bagaimana ini bisa terjadi pada dia."

Sena mengelus-elus rambut Jiyeon."Tenangkan dirimu sayang,suami mu akan baik-baik saja."

Sementara Jiyeon hanya mengangguk,dia masih menangis sambil menundukan wajahnya.

Yang datang ke rumah sakit hanya ibu nya saja,mungkin Kai sudah kembali ke asrama dan tak mengetahui kejadian ini dan mengenai sang ayah,mungkkn dia juga masih sibuk bekerja.

Beberapa jam berlalu dengan Jiyeon yang masih terlihat gelisah itu. Dia tak henti berjalan-jalan didepan pintu ruang operasi.

Kemudian,dokter keluar dari ruangan operasi,jiyeon langsung saja menghampiri dia.

"Apakah semuanya berjalan dengan baik dokter? Bagaimana dengan suamiku?"

"Semuanya berjalan dengan baik dokter,suami mu akan langsung dibawa ke ruang inap."

Jiyeon menghembuskan nafasnya lega kemudian tersenyum."Terima kasih."

***

Vengeance [OSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang