Farel Prasetya, kakak ku satu-satunya yang menemaniku di kota Tensar, orangtua kami tinggal jauh karena urusan pekerjaan.Tengah malam itu aku melihat bang Farel terbangun dan sibuk menyiapkan atribut gangsternya."Mau kemana bang?", tanyaku dengan separuh mengantuk."Ada urusan, kamu diam dirumah hingga aku kembali ya.Jangan buka pintu untuk siapapun", ucapnya sambil terburu-buru.Aku melihatnya pergi dengan motornya yang berisik semakin menjauh dari pandanganku, aku khawatir padanya, mengapa ia harus jadi panglima tempur dari sebuah gangster yang hobi berkelahi.Bagaimana bila ada sesuatu terjadi padanya, siapa yang akan menemaniku.Dasar abang bodoh.
...
Pagi-pagi sekali aku melihat handphone ku penuh dengan 29 panggilan tidak terjawab dari nomor tak dikenal, aku memutuskan untuk menelfon balik.
"Hallo apa ini Arsyfaratu?"
"Ya, panggil saja Ratu, ada apa?"
"Aku Anka, teman Farel.Bisa kau kerumah sakit sekarang ? , kakak mu kecelakaan tadi malam, akan kukirim alamatnya lewat chat"
Aku tidak berkata apa-apa lagi sampai orang itu menutup telfon, ketakutan terbesar ku terjadi.Aku bergegas ke rumah sakit untuk melihat kondisi bang Farel.
"Bang Farel", pekik ku sambil memeluk nya yang terpejam dengan alat bantu pernafasan, dan perban dimana-dimana."Apa yang terjadi?", tangisku mulai pecah, orang-orang dengan jaket bertuliskam Mshine hanya memandangiku iba."Ini semua gara-gara kalian!, abangku begini gara-gara masuk gangster tak berguna seperti kalian", amarahku meledak kepada orang-orang tersebut."Tenanglah Arsy, abangmu akan baik-baik saja", ucap seseorang sambil menghampiriku.Aku terduduk lemas di lantai rumah sakit, berharap abangku cepat bangun dan menceritakan apa yang terjadi sebenarnya."Hei Arsy, aku Angkasa, panggil saja Anka.Aku yang tadi menelfonmu, apa kau mau sarapan?", tawarnya lembut."Panggil aku Ratu", jawabku singkat sambil berdiri kemudian keluar dari ruangan untuk menenangkan fikiranku yang kacau.Aku sama sekali tidak mengubris Anka yang sedari tadi mengikutiku kemanapun aku pergi."Berhenti mengikutiku Anka", ucapku kesal.Dia pun mengangguk dan berbalik pergi kedalam ruangan.
...
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya aku mendapat sedikit ketenangan."Ratu, abangmu ingin bertemu", ucap seseorang dari belakang.Aku tidak menoleh dan langsung masuk kedalam ruangan menemuinya."Kenapa kau bang?", ucapku dengan air mata yang belum mengering."Jangan benci mereka Ratu, mereka menjagaku malam itu.Tetapi ada serangan tak terduga dari samping, sebuah motor menabrak ku keras hingga aku terlempar dari motorku", jelasnya dengan suara lemah."Sekarang panggil yang lain", sambungnya.Aku berjalan ke koridor untuk menemui teman-temannya yang sudah berwajah pucat."Masuklah, panglima kalian ingin bicara", ucapku.
"Kalian harus lebih waspada pada Xcus, mereka memiliki strategi tidak terduga yang bisa mengancam kalian", pesan Farel dengan tenaga yang masih tersisa."Apa kau ingat siapa yang menabrakmu?", tanya Anka was was."Tidak, terlalu gelap saat itu", sahut Farel menggelengkan kepala."Kenapa tidak lapor polisi saja?", tanyaku."Tidak, jika kita lapor maka akan membahayakan Mshine sendiri.Mshine pun akan dianggap bersalah karena dianggap memicu perkelahian", jelas Farel.
"Angkasa, gantikanlah aku sebagai panglima tempur selama aku sakit.Jaga mereka baik-baik", sambungnya.Anka menganggukan kepala dengan sangat yakin kemudian mengajak yang lain untuk menyatukan tangan di tengah."Forever to Mshine", serunya diikuti yang lain yang termasuk aku yang kini bertekad untuk bergabung dengan mereka.
...
"Anka, kemari sebentar", tahan Farel saat kami sudah keluar, aku menguping pembicaraan mereka dari balik pintu.
"Jangan salah gunakan jabatan ini Anka, balaskan dendamku, dan dendam mereka pada Xcus"
"Akan kulakukan yang terbaik Rel"
"Ada tugas yang lebih penting untukmu, jagalah adik ku.Setelah Xcus tahu kini aku melemah, mereka akan mengincar Ratu"
"Baiklah, akan kujaga dengan nyawaku"
...
Entah harus senang atau risih, karena kaka ku begitu perhatian hingga mempercayakan Anka untuk menjagaku, dan dengar apa katanya, dia akan menjagaku dengan nyawa nya, ck.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With A Gangster
Teen FictionMereka menyebutnya panglima tempur, siap berdiri paling depan untuk memulai sebuah pertarungan. Aku benci untuk mengakui bahwa aku adalah adik dari si panglima, yang turut ingin membalaskan dendam. "Ini adalah tentang seorang ratu, yang harus memili...