Sudah sebulan lebih bang Farel duduk di kursi roda meski kini perban nya sudah dibuka.Aku ingin membantunya belajar berjalan, tetapi dia berat sekali.Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu, aku bergegas membukanya dan melihat Satria dengan satu kantung plastik di tangannya.Satria menyimpan kantung plastik yang ternyata berisi makanan untuk bang Farel dan aku."Kini kau menyogok ku?", tanya bang Farel sambil tetap menyomot makanan yang diberi Satria."Bang, kau tidak coba terapi berjalan? mau kubantu tidak?", tanya Satria semangat."Aku takut kakiku patah lagi jika dibantu olehmu", jawab bang Farel sinis.Aku mencubit tangan bang Farel, mengisyaratkan agar tak terlalu judes pada Satria."Percayakan padaku bang, dulu ayah ku juga sepertimu dan aku yang membantunya berjalan lagi", balas Satria percaya diri.Aku melotot pada bang Farel agar dia mau belajar berjalan."Mulai darimana?", tanya bang Farel sambil menjulurkan tangan nya pada Satria.
...
Sudah hampir 2 minggu Satria datang kerumah untuk membantu bang Farel berjalan, dan kini bang Farel sudah bisa berjalan normal.Thanks to Satria.
"Apa kataku bang", ucap Satria bangga."Yayaya aku berhutang budi padamu", sahut bang Farel berseri-seri melihat kini ia bisa berdiri diatas kakinya sendiri dengan normal."Kalau begitu, boleh aku ajak Ratu jalan-jalan?", tanya Satria.Bang Farel menganggukan kepala tanda setuju.Aku berkeliling kota menggunakan motorku dan mampir disetiap tempat menarik yang kami lihat.Saat duduk disebuah taman sambil memakan ice cream, ada seseorang mencurigakan yang diam di belakang pohon tepat disamping kursi yang kami duduki.Aku dan Satria menatap orang itu keheranan hingga akhirnya orang itu pergi."Kau kenal?", tanyaku pada Satria.Wajah Satria terlihat panik dan linglung, entah apa yang dia pikirkan sekarang."Itu.. Xcus", jawab Satria gemetar.Aku mengenggam erat tangan Satria mencoba menenangkannya."Kau harus pulang sebelum Xcus lain kemari", saran ku.Kami berpisah ditaman itu, aku kembali kerumah dan Satria kembali ke kost-an nya.Hatiku sunggu tak tenang diperjalanan pulang, aku takut jika terjadi apa-apa pada Satria setelah ada anggota Xcus yang melihat kami pergi bersama.
...
Sesampainya dirumah aku melihat sepasang sepatu di rak, itu sepatunya Angkasa."Aku pulang", ucapku sangat lesu.Aku sungguh ingin menceritakan ini pada bang Farel, tetapi aku tidak mungkin bilang bahwa aku telah dekat dengan anak Xcus, musuh bubuyutan bang Farel dan Mshine."Lama sekali kau, mana si Satria?", tanya bang Farel.Aku menggelengkan kepala dan duduk dikursi dengan wajah kusut."Siapa itu Satria?", tanya Angkasa sambil duduk disebelahku.Aku memeluk tangan Angkasa dan tanpa sadar menitikkan air mata."Dia temanku", jawabku sambil membenamkan mata ke pundaknya.Angkasa menatap bang Farel, bang Farel menggelengkan kepala tanda tidak tahu apa-apa soal mengapa Ratu kini menangis."Aku hanya kelelahan", ucapku langsung menghapus air mata dan pergi ke kamarku.
"Suasana hatu Ratu sedang tidak baik, aku akan menemuinya besok saja.Aku pulang dulu bro", ucap Angkasa.Farel mengangguk dan memberikan Angkasa tos sebelum pulang.
...
"Ratu, aku boleh masuk?", tanya bang Farel dari balik pintu."Yaa", jawabku keras.
"Kenapa kau ini, pulang kerumah badmood seperti ini.Angkasa tadinya ingin mengajakmu pergi keluar, tetapi kau sedang murung jadi dia pulang", jelas bang Farel sambil mengelus rambutku."Aku tidak mau keluar lagi", kataku seraya mengubah posisi duduk dan memeluk kedua lututku."Ada apa?, apa anak itu menyakitimu tadi?, harus kuhajar?", tanya nya."Tidak bang.Bang, apa jika menyukai seseorang akan menjadi terus memikirkan tentangnya?", tanyaku lemas."Ya, kau menyukai anak itu?"
"Sepertinya, tetapi aku juga merasakan nyaman saat bersama Angkasa"
"Kau harus bisa membedakan rasa cinta dan rasa nyaman Ratu.Saat kau nyaman, kau hanya akan datang padanya saat kau bersedih, berharap orang itu bisa menenangkanmu dan menghiburmu.Kau akan merasa orang itu dapat menjaga dan memberikan perlindungan padamu.Tetapi jika kau mencintai, kau akan datang padanya saat sedih dan senang.Saat senang kau akan membaginya pada orang itu dan berharap bisa merasakan kebahagiaan bersama.Bahkan kau akan merasakan kesedihan ketika dia bersedih."
"Rasa nyaman itu seperti yang kurasakan padamu bang, dan pada Angkasa"
"Pasti karena aku abangmu.Dan mungkin selama aku sakit, kau menganggap Angkasa lah abangmu.Jadi secara tidak langsung kau mendefinisikan bahwa kau menyukainya, padahal tidak."
"Aku memperdulikan Satria, tetapi aku tidak ingin jauh dari Angkasa.Apa aku bisa memiliki keduanya?"
"Tidak, kau hanya bisa memilih satu atau menyakiti keduanya.Percayalah Ratu, kau tidak akan kehilangan orang yang mencintaimu, kau takkan mungkin kehilangan cintanya, kasih sayangnya.Lihat saja aku, kini adik ku sedang jatuh cinta dan aku tidak berhenti mencintaimu kan.Aku kira Angkasa pun begitu."
"Aku memilih Satria"
"Ya aku tidak melarangnya selama anak itu tidak menyakitimu.Dia sepertinya anak yang baik."
...
Aku memeluk erat bang Farel, aku tidak tahu bagaimana jika tidak ada abangku ini.Dia selalu bisa memberi solusi dan menenangkan hatiku di setiap aku membutuhkan.Bahkan dia bisa membaca fikiranku saat aku sulit mengutarakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With A Gangster
Teen FictionMereka menyebutnya panglima tempur, siap berdiri paling depan untuk memulai sebuah pertarungan. Aku benci untuk mengakui bahwa aku adalah adik dari si panglima, yang turut ingin membalaskan dendam. "Ini adalah tentang seorang ratu, yang harus memili...