Hari itu semua anggota Mshine berkumpul dirumahku untuk merayakan pesta telah pulang nya Bang Farel dari rumah sakit selama seminggu lebih berada disana.Kini aku tak kesepian lagi dirumah, meski dia sedikit merepotkan karena belum bisa berjalan.Aku menata makanan di meja yang tak satu menit kemudian langsung habis tanpa aku sempat mencoba nya, mereka seperti serigala kelaparan.Semakin malam, kami memutuskan untuk menonton sebuah film horror terbaru.Aku tidak berani menonton yang seperti itu, jadi aku memisahkan diri dan berdiam di balkon melihat langit malam yang dipenuhi bintang.Sesekali aku mencoba menghitung bintang itu, menatap lurus ke langit dan melamunkan seseorang yang kini tak hilang dari fikiranku, Satria.
"Gak dingin?", sapa seseorang dari belakang sambil menutupi punggungku dengan jaketnya."Hei Anka", sapaku ramah.
"Kau suka angkasa dan bintang?", tanya nya sambil mengikutiku menatap bintang-bintang"Ya, mereka cantik.Tetapi aku paling menyukai bintang"
"Bagaimana jika hanya angkasa saja?"
"Angkasa terlalu luas untuk aku sukai"
"Tetapi angkasa yang luas memilih untuk menyukaimu"
"Kau angkasa kan"
"Iya, aku memang sedang membicarakan diriku yang menyukaimu"
...
Aku tertawa melihatnya begitu serius, bagaimana bisa seorang yang berperan garang jadi puitis begini.Aku mencoba menahan tawa ku tetapi sulit karena aku tak tahan melihat muka sok romantis nya."Diamlah Ratu", ucapnya serius.Aku menutup mulut agar bisa berhenti tertawa, dan meliriknya yang tidak tertawa sedikitpun."Anka, terimakasih sudah menjagaku beberapa hari ini ya, dan sudah mau repot-repot menginap disini demi aku", ucapku sambil berusaha menatap mata nya yang fokus pada langit malam.Anka berbalik menghadap padaku dengan anggukan pelan dan senyum paling tulus yang baru kulihat selama mengenal Anka.Dia melangkah mendekatkan tubuhnya padaku, tangannya berada di pipiku, matanya kini tak lepas dari mataku "Farel punya seorang adik yang terlalu mudah untuk dicintai", ucapnya.Tak lama dari itu cup.. bibirnya mendarat di bibirku dengan pas , tanpa aba-aba dan tanpa pemberitahuan.Aku kaget, seluruh tubuhku mematung dan aku hanya bisa melihat mata Anka yang kini terpejam dan jari-jari tangan nya yang mengelus lembut pipiku.
Duk!, tiba-tiba ada sepatu melayang mengenai pipi kanan Anka.Dia sontak melepaskan ciuman itu dan melihat ke arah darimana sepatu itu melayang."Bro, kau menganggu suasa", keluh Anka murung, kini bang Farel memegang satu sepatu lagi di tangannya yang sudah ia angkat untuk melemparnya ke pipi kiri Anka.Aku cekikikan melihat mereka berdua, aku pun pergi untuk menghindari suasana canggung dan duduk di ruang tv bersama yang lain.
...
"Apa-apaan kau cabul", tanya Farel sinis."Aku hanya menciumnya sedikit, maaf Rel aku tak tahan melihat wajahnya", jawab Anka seraya menyeret kursi dan duduk disebelah Farel."Kau tak lihat Ratu tegang tak bergerak seperti kehabisan nafas, dia tak menikmati itu.Untung aku lempar kau agar berhenti, kalau tidak adik ku bisa mati kaget", ujar Farel ngawur.Anka tertawa sangat keras sampai terdengar ke ruang tv, dia benar-benar terhibur mendengar apa yang Farel katakan."Ya dia sangat kaku, bahkan dia merapatkan bibirnya", ucap Anka dengan tawa yang tersisa."Ya karena itu ciuman pertamanya", jawab Farel sambil menatap Anka ganas.Kini wajah Anka me merah, ia tak memperdulikan Farel yang sudah mengangkat sepatu yang siap membuat wajah Anka semakin merah.
...
Aku tebayang-bayang kejadian di balkon, aku terus memegangi bibirku.Aku baru mengetahui ternyara bibir Anka sangat hangat, dan begitu rasanya berciuman..
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With A Gangster
Teen FictionMereka menyebutnya panglima tempur, siap berdiri paling depan untuk memulai sebuah pertarungan. Aku benci untuk mengakui bahwa aku adalah adik dari si panglima, yang turut ingin membalaskan dendam. "Ini adalah tentang seorang ratu, yang harus memili...