Hari ini aku kuliah pagi, sungguh malas hingga kakiku terasa berat.Suasana rumah amat sepi, tidak ada bang Farel yang biasanya sudah melempariku dengan baju kotor agar aku bangun dan bergegas mandi.Aku keluar rumah dan mencari taksi untuk kekampus, tak lama kemudian Anka memarkirkan motornya didepanku."Naiklah, cepat" ucapnya terburu-buru sambil memberikanku helm."Ada apa Anka?", tanyaku keheranan."Lihat dibelakangmu", jawabnya.Aku kaget melihat 2 motor dengan jaket Xcus mendekat, aku segera naik dan berpegangan erat padanya yang mengendarai motornya dengan saat cepat.
"Kau aman sekarang", ucapnya setelah sampai ke kampusku."Kau bagaimana?", tanyaku khawatir."Mereka takkan mengejarku, aku tidak berharga untuk mereka.Aku pergi dulu ya, aku ada kelas di kampus jam 11", ucapnya yang lalu memutar balik motornya.
...
Aku melamun di bus selama perjalanan ke rumah sakit.Isi pikiranku dipenuhi gangster dan pembalasan dendam.
"Bang, bagaimana kondisimu?", tanyaku sesampainya dirumah sakit."Kakiku patah, tidak permanen tetapi butuh waktu lama untuk bisa berjalan normal", jawabnya lesu."Kuatlah bang.Ngomong-ngomong, tadi diperjalanan ke kampus ada 2 Xcus mengejarku.Untung saja ada Anka", jelasku padanya."Kurangi pergi sendiri Ratu, jangan jauh-jauh dari Anka dan Mshine yang lain.Ini sudah jadi ancaman untukmu dan yang lainnya, Xcus pasti mengincarmu." jawabnya was-was
"Tapi kenapa aku? apa yang bisa aku lakukan untuk mereka?"
"Jika mereka mendapatkanmu, kamu bisa jadi alat agar Mshine, terutama aku tunduk pada mereka.Dan itu menyebabkan Mshine bubar maka mereka akan menjadi satu-satunya gangster yang ternama di Tensar.Ratu, mereka tahu kelemahanku, mereka tau orang yang paling berharga untukku."
"Aku ingin menolongmu bang"
"Jagalah dirimu, jika kamu aman semua akan baik-baik saja.Jangan biarkan mereka mendapatkanmu.Itu akan sangat membantuku, dan Mshine"
Aku tertegun mendengar ucapannya.Itu berarti, aku tidak bisa melawan secara langsung? , aku hanya bisa diam dan bersembunyi?.
Ini tidak adil.
...
Malam itu aku mengunci semua pintu dan jendela, ini menjadi terasa menakutkan bagiku.
Tok..tok. Seseorang mengetuk pintu depan rumahku, aku mengambil sebuah payung untuk berjaga-jaga apabila seseorang dengan maksud jahat datang kerumahku."Buka pintunya Ratu, ini aku Anka", suara dari balik pintu itu membuatku tenang.Aku segera membuka pintu dan mendapatinya membawa sebuah tas."Apa yang kamu lakukan disini Anka?", tanyaku keheranan sambil mengunci kembali pintu rumah."Aku akan tinggal disini beberapa saat, abangmu khawatir kau tinggal sendiri dirumah", ujarnya."Apa?!, tinggal dengan lelaki? apa abang ku sudah gila", pekik ku."Hei, percayalah padaku.Aku takkan macam-macam, aku takut abangmu.Pergilah tidur, aku akan tidur di sofa depan", ucapnya sambil duduk di sofa dekat pintu."Anka, siapa yang menjaga abangku ? bagaimana jika ada Xcus datang ke rumah sakit?", tanyaku khawatir."Disana ada Rama dan Dika, abangmu aman", jawabnya dengan senyum tipis.Aku mengangguk dan pergi ke kamar, sejujurnya aku merasa lebih tenang sekarang.
Terimakasih bang Farel, dan terimakasih Anka...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With A Gangster
Teen FictionMereka menyebutnya panglima tempur, siap berdiri paling depan untuk memulai sebuah pertarungan. Aku benci untuk mengakui bahwa aku adalah adik dari si panglima, yang turut ingin membalaskan dendam. "Ini adalah tentang seorang ratu, yang harus memili...