O my! = 3

3.2K 210 9
                                    

Pernah kubilang kak Yujin ganteng?

Mungkin sering banget aku bilang gitu.

Tapi hari ini gantengnya berkali-kali-kali-kali-kali-kali-kali lipat dari biasanya. Gak bohong, demi lesung pipi indahnya kak Yujin.

Seragam sekolah, lengkap sama atribut osisnya bikin poin plus plus. Aku yang liat nganga saking gantengnya dia.

Ya Allah, kalau dia jodohku, dekatkanlah. Dan jika dia bukan jodohku, jauhkanlah semua yang mau jadi jodohnya. Kalau keberatan, hapuslah kata jodoh, lalu ubah menjadi masa depan. Amin.

Bet warna birunya di lengan kanan, bet khusus osis warna putihnya di sebelah kiri, name tag bertuliskan Sufira Gita Yujin Widyatama di dada kiri, ditambah sama badan tinggi tegap atletisnya. Ganteng banget, ku jadi makin suka.

Kemarin masih masa mos, jadi dia sehari-harinya pakai baju olah raga. Tapi sekarang pakai seragam gitu, tambah ganteng aja. Gak kuat dede.

"Suyeon, ya Allah, dia makin ganteng aja, ih heran."

Suyeon malah nonyor kepalaku dengan entengnya. "Itu gara-gara lu gak normal. Liat noh, semuanya juga sama aja kayak dia."

"Lu mah gak ngerti," ucapku kesal ke Suyeon. "Ah, dasar bodoh."

"Apa lu bilang?? Nih, makan nih sambel nih!" Suyeon nyodorin paksa sambal ke mulutku. Aku tentu gak mau lah.

"Lepas, kampank! Pedes!"

Emang keseharianku di sekolah sama Suyeon itu gak jauh dari peradubacotan. Soalnya muka dia tuh pantes buat dinistain. Udah gitu, Suyeon nya juga bodoh, mau aja aku nistain. Otaknya di dengkul sih.






Terlepas dari kegantengan kak Yujin, aku ini masih pelajar biasa yang berkejawiban belajar.

Contohnya aku harus ngasih daftar absen ke ruang osis.

Osis itu kak Yujin, berarti aku harus ke ruang dia. Emang kalau jodoh mah gak bakal kemana.

Buktinya sekolah aja dukung aku sama kak Yujin. Wokwokwok.

Di ruangannya gak ada siapa-siapa. Dia pasti juga lagi belajar lah, kamu ini berharap apasih, Sunjing. Kak Yujin juga masih pelajar biasa, walau gantengnya gak biasa.

Buku absen aku taruh di meja bundar yang keliatan berantakan sama kertas dimana-mana.

Aku gak berani megang, takut itu kertas penting, terus ilang gara-gara kupegang.



"Ngapain?"



Astagfirullah.

Kaget aku tiba-tiba sama muka gantengnya lagi senderan di bibir pintu. Jangan lupa sama gaya ganteng yang ugh.

"Eh, gant-Kak Yujin, Ini buku absen yang disuruh kumpulin per kelas."

Dia cuma ngangguk sebagai jawaban.

Perasaanku doang, apa emang dia keliatan capek? Jangan capek dong, nanti gantengnya ilang, aku sedih.

"Lu bisa keluar."

Ganteng | YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang