Ziggy Zagga = 22

878 87 4
                                    

"Kenapa maksain masuk sih?" sinis Jiheon, gak suka ngeliat Yujin di sekolah.

Kan kemaren abis dipukulin, sekarang malah sok-sokan mau sekolah biar pinter. Yang ada nyusahin orang doang.

"Duhh jahat amat sih."

Sebenernya juga, pukulan di mukanya ini sebagai hukuman dan pembelajaran. Makasih buat Emnet yang udah menyadarkan Yujin tentang nilai-nilai sebagaimana seorang ketos.

Motifnya Emnet dendam sama Yujin bisa diterima akal sehat lah. Dia dendam gara-gara pernah dilaporin Yujin ke BK. Dan itu menyebabkan reputasi keluarganya tercoreng.

Dari situ Yujin belajar, dia gak bisa berbuat sembarang sebagai ketos. Semuanya harus dipikirin matang-matang. Salah langkah aja, kejadian Emnet bisa terulang lagi.

Dia sebagai ketos punya kewajiban bukan cuma menertibkan, tapi juga mengayomi warga sekolah.

Dia sebagai ketos punya tanggung jawab besar.

Kayak yang Sunjing pernah bilang, presiden kalau gak dicintai rakyatnya, negara gak akan maju.

Tapi balik lagi, Yujin bukan presiden. Dia cuma baru jadi ketos. Manusia biasa yang bisa salah. Yujin kemaren mungkin minta maaf, tapi dendam tetaplah dendam. Musuh tetaplah musuh.

Untuk sifat apatisnya selama ini, Yujin dihadiahi pukulan keras di muka. Mata sebelah kanannya begep sekarang. Sudut bibir dan jidatnya juga diplester warna-warni.

Itu plesteran kerjaannya Eunbi.

"Sunjing mana?"

"Bucin dasar," cibir Jihoon kesel. "Dia lagi bagiin brosur kemah, gak ada elu jadi kerja sendiri."

"Eh? Bisa begitu." Yujin langsung bangun dari duduknya. "Kalian kenapa gak bantu?"

"Dianya nolak, yaudah gua mah."

Yujin buru-buru keluar kelas, ngumpung masih pagi dan bell belum bunyi, dia mau sempetin ketemu Sunjing dulu. Bukannya Sunjing yang khawatir kayak biasa, malah Yujin yang khawatir ini.

Daya tahan tubuh Sunjing kan lemah. Belakangan ini dia kurang tidur, sekarang malah bagiin brosur satu sekolah segede gaban sendirian.

Lewat koridor sekolah, Yujin gak luput dari perhatian siswa sekitar. Mereka bingung antara sama muka Yujin yang bonyok, dan kenapa Yujin masih aja sekolah padahal udah dikeluarin.

Mereka gak tau aja, Jihoon lagi nyusun rencana buat nanti.

Sebisa mungkin dia ramah ke semua murid. Dia mau berusaha mengubah sikap dan sifat, demi masa depan yang lebih baik.

Ah, siyapp.

Walaupun kasian sama muka bonyoknya juga sih. Jadinya serem, muka bengep tapi senyum ramah gitu.

"Sunjing!" panggil Yujin semangat saat orangnya keliatan di kejauhan.

Sunjing nengok, dia kaget Yujin ternyata masuk sekolah. "Kak Yujin?"

"Sini ah." Yujin merampas paksa tumpukan brosur yang dibawa Sunjing. "Muka pucet noh, istirahat gih."

"Muka bonyok noh, pulang gih," bales Sunjing atas celotehannya. Lalu mereka ketawa bareng.

Bener sih, Sunjing kurang enak badan. Gak tau karena kurang istirahat atau karena banyak pikiran.

"Itu sakit, kan?"

Yujin malah senyum sampe matanya ilang. "Udah biasa. Kebal." lagi-lagi, dia nepuk dada sebelah kirinya.

Tengil dih.

Ganteng | YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang