Tes....
"AAAAAAAA!!!!"
Kak Yujin teriak sembari berusaha menutup badannya yang udah terlanjur terpampang.
Olehku seorang.
🌚🌚🌚
"Jadi, lu ngapain main nyelonong aja ke sini?"
Aku diintrogasi di tempat, di kamar mandinya langsung. Hidung aku sengaja disumpal saputangan punya kak Yujin.
Hidungku berdarah, karena melihat sesuatu yang syurgawi.
"Sumpah! Aku gak sengaja ketemu kak Yujin! Aku cuma mau basuh rambutku yang lengket! nih, liat." aku menunjuk rambutku. Kak Yujin masih Setia natap dengan tajam.
Untuk sekedar informasi, kak Yujin mukanya merah. Entah nahan marah atau malu dilihat aku gak sengaja.
Ketidaksengajaan yang sebenarnya aku syukuri dalam lubuk hati paling dalam.
"Ya Allah, kak, maaf," ucapku menangkup kedua tangan, memohon.
Kak Yujin berhak marah. Toh, siapa yang gak marah badannya setengah bugil dilihat orang asing. Aku juga bakal marah kalau di posisi kak Yujin.
Agak sakit juga sih, dianggap masih asing, heu.
Dan juga, dia udah pakai baju lengkapnya sekarang. Enggak kayak tadi yang masih seksi tanpa batas.
Istighfar, Sunjing.
Kak Yujin nelan ludah. "Lu enggak ... ngintip gua lagi mandi, kan?"
"Ya enggak lah!" sergahku cepat-cepat. "Aku gak segila itu!"
"Syukur kalau gitu." dia menghela napas lega, bener-bener lega.
Habisnya itu, kak Yujin langsung lari keluar kamar mandi, tanpa bilang apa-apa lagi. Terkesan mau menghindar dariku, sambil nutup mukanya pakai handuk.
Catat nih, TANPA BILANG APA-APA LAGI KE AKU.
Sakit, hiks.
Gak lama, Suyeon datang bawain seragam olahraga.
Untungnya ngeliatnya tadi gak bareng Suyeon. Gak rela aku bagi-bagi rezeki.
"Lama lu, kampank."
Suyeon ngos-ngosan, duduk di samping aku yang lagi nyumpal hidung. "Lu gak tau aja, gua disemprot pak selamet."
Ini kamar mandi bakal jadi sejarah hidup seorang Sunjing Widyatama kedepannya.
"WEH, YANG BENER, ANJENG, TAYO??!"
Reflek, aku menyentil mulut Suyeon yang teriak di tengah jam pelajaran bu Indah. "Shtt! Jangan keras-keras, kampank!"
Reaksi muka Suyeon setelah aku ceritain insiden tadi bakal kayak gitu lah. Lebaynya kambuh.
"Makanya itu lu tadi mimisan??" tanyanya dengan histeris.
Aku mengangguk mengiyakan. "Tadi gua sempet diintrogasi dulu, nih saputangan dia."
"Fix banget." Suyeon membelalakan matanya. "Lu bakal dihindarin sama kak Yujin."
"Ya, gimana, Su. Gua gak sengaja."
Aku mulai putus asa, jedotin kepala ke meja. Kalau begini caranya, aku sama kak Yujin gak mau ada kemajuan.
Apa harus nyerah aja?
"Anjeng, bacot, kampank, setan, bangsat, tolol." nah, keluar mantra andalan Suyeon.
Biasanya dia ngeluarin mantra ajaibnya ini kalau ada hal yang urgent bagi dia. "Kenapa sih lu?"
"Kak Yujin, anjeng! Sunjing, kak Yujin mau ngapain ke kelas kita?! Jangan bilang lu mau disidang?!"
Omongan Suyeon emang benar.
Kak Yujin masuk kelas bareng anggota osis yang lain. Aku panik di tempat takut yang dikata Suyeon bener, aku mau disidang.
"Hush, jangan sampe!" ucapku mengibas-ngibaskan tangan depan mukanya.
"Terus dia mau ngapain ke sini?!"
"Ya, mana gu—"
"Salam semuanya, kita minta waktunya sebentar."
Suara kak Yujin yang memberi salam menyela omongan aku.
Walau nada omongannya tegas, tapi kelihatan sama aku kalau mukanya lagi berusaha gak natap ke bangku dimana aku duduk.
Aku semakin panique.
"Maksud kedatangan kira ke sini mau ngasih pengumuman tentang pemilihan waketos sementara untuk menggantikan posisi kak Yuju yang sedang sakit." Kak Jiheon dengan senyuman biasanya memberi tahu perihal kedatangan mereka.
Aku dan Suyeon berbarengan bernapas lega. Untung bukan mau ngeret aku ke ruang sidang.
Kak Yujin juga dari tadi gak bisa tenang berdiri di depan. Kayak yang beneran menghindar dari tatapan aku.
"Kita berharap adik-adik semua mau berinisiatif untuk ikut membangun sekolah dengan membantu osis," imbuh kak Jihoon yang langsung diteriaki oleh fans-nya.
Padahal jadi osis tuh, secara gak langsung jadi babu sekolah.
Dulu waktu semasa SMP aku bakal benci banget sama osis. Tapi sekarang di osis ada si ganteng.
Mungkin ini juga cara Tuhan ngasih jalan untuk aku yang mau mepet kak Yujin. Emang ternyata Tuhan sayang sama anak nista macam aku.
"Njing, jangan bilang lu mau ikut pemilihannya?"
"Lah, ini gua lagi mikirin itu."
"Gua yakin 100% lu bakal langsung ditolak kak Yujin jadi waketos."
"Suyeon," ucapku memegang bahunya biar menghadap ke arahku. "Sunjing Widyatama gak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hati seorang Yujin Widyatama."
"Sejak kapan nama lu ada Widyatamanya?"
Aku gak menghiraukan omongan dia, masih ngoceh tentang kak Yujin, "seengaknya kalau gak dapetin hatinya, gua harus dapetin hati keluarganya dulu."
"Itu coba yang ngobrol, denger gak saya ngomong apa?" ucap kak Jihoon sengaja nunjuk aku pakai selembaran di tangannya.
Kok aku berasa Deja vu?
Gak sengaja lagi, mataku bertemu sama mata kak Yujin. Dianya langsung buang muka begitu sadar kami lagi tatap-tatapan.
Segitunya mau menghindar?
"Eh iya kak gant— Jihoon?"
Kata kepeleset aku disenyumin kak Jihoon yang merasa dia dipanggil ganteng.
"Huuuu, Sunjing curang, nyolong start!"
Fans-nya kak Jihoon salah paham, ngiranya aku mau manggil kak Jihoon ganteng. Padahal aku lagi gagal fokus sama kak Yujin, jadi keceplosan mau bilang ganteng.
Sebenarnya yang ganteng bikin aku gagal fokus tuh kak Yujin, bukan kak Jihoon.
Plis, kak Jihoon bukan tipeku. Wokwokwok.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ganteng | Yujin
Fiksi Penggemar"Eh, liat. Itu osis ganteng amat!?" "Gila! Dia cewek, bodoh!" Tentang si dia, yang gantengnya ngalahin cowok beroti sobek. menurutnya, dia lebih ganteng dari semua cowok di sekolah. ⚠gxg area⚠ ©spin off from OONIVERSE [1/5]✅