Heavy Rotation = 13

1.1K 95 3
                                    

Sehabis kaget-kagetan sepanti gara-gara dunia yang cuma sebesar daun kelor ini, Sunjing diajakㅡlebih tepatnya dipaksaㅡroom tour sama Wonyoung.

Room tour apanya, ini mah lebih ke nemenin itu cewek beberes panti.

Dan tau apa yang lebih mengejutkan buat Sunjing?

Jawabannya adalah: bunda nya mereka.

Masih muda, masih cantik, masih single, tinggal dipinang aja.

Masih kaya? YYY.

Gak bisa dipercaya sebenernya bunda masih muda tapi punya dua belas anak. Ada yang ganteng pula satu.

Sowon nama bundanya.

Bisa sakit leher dia kalau sering main ke panti. Bunda nya tinggi, Yujin nya tinggi, Wonyoung nya juga tinggi. Plis, ini namanya pembunuhan karakter.

Bay de wey, kemana Yujin setelah peristiwa kaget-kagetan tadi?

Kalau Yujin, dia langsung melipir ke lantai atas. Kata Wonyoung sih, mau makan donatnya. Gak tau deh itu bener apa enggak, atau mau menghindar lagi.

Lantai bawah udah selesai diberesin, tinggal pindah ke lantai atas.

Wonyoung agak gempor beresin panti yang luasnya bikin istigfar ini, untungnya ada si babu Sunjing.

"KAK YUJEEENN, KAMARNYA MAU DIBERSIHIN ENGGAK??" teriak Wonyoung di samping tangga, udah sampe di lantai atas.

"Iya, iya! Sekalian bekas kertas yang di bawah meja belajar juga, jangan lupa gantiin seprai kasur! Nyoung cantik deh!"

Wonyoung mau buka pintu kamar Yujin, tapi nengok lagi ke sumber suara, teriak lagi, "EMANGNYA NYOUNG BABU?!?"

"Emangnya Sunjing babu?!?" sahut Sunjing ngikutin nada Wonyoung, sekalian menyindir.

"Nyehehe, kan Sunjing mah spesial," kata Wonyoung cengengesan sambil buka pintu kamar yang ada papan digantung bertuliskan,

'Kamar Yujin, ketok sekali kalo cewek, jangan PERNAH berani ketok kalo cowok. PERGI AJA SANA!'

:')

Pintu dibuka, terlihatlah kondisi kamar yang lebih pantes disebut gudang tersebut. Sunjing aja langsung pening liat seprai yang compang-camping kemana-mana, bantal ada yang nyangkut sela pintu lemari.

"Astaga Dragonball, KAK YUJEEEN, INI GAK SALAH?!? LU DI KAMAR NGAPAIN SIH, PERANG?!??" Wonyoung langsung histeris gak nyelo.

"Tanyain temen lu noh, gua kan di sekolah orang penting. Gak ada waktu buat beresin hal gak penting kayak gitu."

Oh waw, Yujin julid. Sunjing tercengang.

Sosok Yujinnya Sunjing yang kalem adem, pergi malem ini. Sekarang cuma ada Yujin yang ngeselin.

Mungkin Sunjing bakal segera tau, Yujin di sekolah sama Yujin di panti itu beda.

"Kalo enggak ganteng mah udah gua bagel palanya."

Sunjing salpok lagi sama kamarnya.

Kalau Wonyoung serba warna pink, kali ini Yujin semua serba warna merah. Koleksi jaket yang dipajang juga semuanya merah.

Sudah cukup sama kejutannya, Sunjing jadi migran.

Vakum cleaner nyala, segera mungkin Wonyoung semprot-semprot baygon pembersih serangga, baru dia nya masuk kamar.

"Nyoung, lu gila? Mau gua mati keracunan baygon??"

"Makanya keluar, Njing pinter."

Sunjing nurut, keluar kamar lagi ngebiarin Wonyoung semprot-semprot itu kamar.

Dia berlangkah mundur pelan, sampe kakinya merasa nabrak sesuatu. Maka dari itu badannya noleh biar bisa liat itu apaan.

"Astagfirullah, kucing!"

Ternyata kucing.

Masih inget kalau Yujin punya kucing? Iya, kucing itu namanya Joko.

"Kenapa?" tanya Wonyoung keluar dari kamar.

"Kucing, tadi keinjek buntutnya."

Wonyoung noleh ke Joko. "Joko, sini."

Joko malah berdesis gak suka.

"Keren banget namanya Joko." Sunjing ngelus kepala Joko. Kali ini itu kucing malah suka, beda kalau lagi sama Wonyoung.

Dasar kucing kurangajar.

"Kucing kak Yujin, udah pasti namanya aneh." Wonyoung bales berdesis ke Joko.

Joko sama majikannya itu gak ada beda. Sama-sama bandel, jail, tukang nyolong. Dan satu lagi, mereka sama-sama kerjaannya berantem mulu sama Wonyoung.

Buah jatuh tidak jauh dari gerobaknya.

"JOKO, SINI!" panggil Yujin dari dapur.

Kucing itu langsung lari nyamperin majikannya. Nurutnya cuma sama majikan, kalau gitu Sunjing mau jadi pendamping majikannya aja deh. GGG.

"Ett, mau kemana lu?" tudung jaket Sunjing ditarik Wonyoung. "Bantuin beresin dulu lah."

"Kalo bukan bayi gua, udah gua santet lu."





Yujin dan Sunjing berdampingan jalan di koridor sekolah. Karena udah jelas kalau Sunjing nginep di panti atas paksaan Wonyoung.

Sunjing sih nerima aja selagi ada si ganteng, kenapa enggak?

Jadi babu Wonyoung seenggaknya ada faedahnya juga.

Sunjing jadi tau, kamar Yujin itu Wangi minyak telon. Yujin suka banget sama warna merah. Yujin kalau di panti bakal manja, apalagi sama bunda.

Pokoknya Wonyoung itu sumber pengetahuan tentang Yujin buat Sunjing.

Gak tau deh gimana reaksi Yujin kalau tau semua sifatnya di panti Wonyoung umbar ke Sunjing.

Kalau Sunjing tau dari dulu si Wonyoung punya kakak ganteng, mungkin dia bakal terus mepet.

Sunjing ngeliat Suyeon dalam radius lima meter, langsung teriak, "SU!"

Suyeon yang dipanggil, noleh kebelakang, bales teriak, "NJING!"

Yujin di sebelah Sunjing cuma mesem-mesem. Panggilan Sunjing sama Suyeon tuh gak enak didenger menurutnya.

Berasa denger orang teriak, 'ASU!' sama 'ANJING!'.

Lalu Sunjing dan Suyeon berpelukan, bertepatan sama Jiheon-Jihoon muncul dari belakang.

Ekspresi Jiheon nampak khawatir, kayak abis ngeliat setan. "Jin, kamu sama Sunjing dipanggil pak Suharsono."

"Mau ngapain?"

"Jin," kali ini Jihoon yang angkat suara. "Bukan lu kan, yang ngilangin berkas yayasan?"

Muka Yujin langsung berubah gak enak. "Bukanlah! Sinting kali gua ngilangin berkas penting begitu."

"Tapi ada yang lapor kalo lu yang terakhir megang berkas itu."

"Makanya itu sekarang kamu dipanggil pak Suharsono."

JENG-JENG-JENG.

Yujin speechless.

Ganteng | YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang