BAB 5 -- MAGIC SHOP 0.2

309 64 16
                                    

"--I was here, it was you who come to me. I do believe your galaxy. I want to hear your melody.." (RM's part Magic Shop by BTS)


~~~~

"Minumlah Hyung, ini susu coklat hangat." Tiba-tiba Jimin datang dan menyerahkan sebuah gelas dengan asap kecil keluar. Harum minuman ini sedikit membuat otot-otot tegang Hoseok tadi menjadi releks.

"Bicaralah, Hyung. Aku mendengarkan." Jimin menginterupsi, membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman.

Untuk lima detik berikutnya Hoseok diam harus mulai dari mana dia menceritakannya. Selama ini dia memang tinggal bersama Kakeknya tapi Hoseok seperti tinggal sendirian, Jae Ji jarang memiliki waktu untuknya, Kakeknya selalu bekerja bahkan di hari liburpun Hoseok sering mendapati Jae Ji sibuk dengan janji orang kantornya. Selain itu Jae Ji terlalu menyembunyikan banyak rahasia, kakeknya tidak mau membagi dengannya, jika Hoseok meminta penjelasan mengenai keberadaan orang tuanya maka dia akan berakhir dengan di marahi. Terus saja seperti itu.

"Hyung akan bertemu langsung dengan Ayah. Bagaimana menurutmu?"

Jimin terdiam sebentar, kedua bola matanya berputar mencari kata yang tepat.

"Secepat itu? Apa Hyung sudah menghubungi mereka jika ingin bertemu?"

Hoseok menggelengkan kepala, jari tangannya bermain dengan sisi gelas di hadapannya. Susu panas coklat itu belum disentuh sama sekali.

"Ada apa? Pasti ada sesuatu dengan Kakek hingga Hyung ingin cepat-cepat bertemu."

Jimin menatap Hoseok penuh perhatian. "Kemarin malam Kakek berbicara di telpon. Dia masih saja menentang kedua orang tua Hyung untuk bercerai. Sudah lama Hyung ingin mendengar tentang mereka tapi kakek tidak pernah menjelaskan sama sekali. Maka, lebih baik Hyung bertemu mereka."

"Jadi rencananya Hyung akan bertemu mereka dimana?"

"Di acara premire drama terbaru yang ayah buat."

"Besok? Lalu bagaimana jika ternyata respon mereka tidak seperti dengan apa yang Hyung bayangkan?" Jimin bertanya dengan intonasi yang lebih lambat. Dia tidak ingin Hoseok tersinggung.

Jari pria itu terhenti seketika, matanya menatap dalam wajah Jimin. Dalam hati kecilnya dia menyetujui apa yang dikatakan anak itu. Ada kemungkinan Kakeknya memisahkannya dengan keluarganya karena memang ayah dan ibunya tidak menginginkan Hoseok.

"Arrrghhh!! Entahlah.. Hyung tidak tahu harus bagaimana." Hoseok merengek dan suaranya berhasil mengalihkan perhatian orang-orang yang sedang membaca disana.

Jimin terkekeh pelan, melihat tubuh Hoseok yang sedikit merosot dari kursinya karena pria itu merengek menjadi hiburan dan ciri khas tetangganya.


***

"Arrrghhh!! Entahlah.. Hyung tidak tahu harus bagaimana." Jung Namjoon mengalihkan perhatiannya dari manga di tangannya pada pria yang duduk tak jauh di depannya. Pria itu tampak merengek kecil dengan tubuh yang merosot pelan dari kursi. Dia tau itu adalah pria yang kemarin malam Taehyung temui di jalan.

"Hyung!" pekikkan kecil tepat di depan telinga Namjoon membuyarkan lamunan pria itu. Namjoon melihat Taehyung menatapnya jengah.

"Oh? Ada apa Taehyung-ah. Maaf Hyung tidak mendengarkanmu." Jawab Namjoon merasa jika pria imut disampingnya itu mengatakan sesuatu.

"Itu, ponsel Hyung dari tadi menyala. Ada panggilan masuk."

"Benarkah?" Namjoon cepat-cepat meraih benda pipih yang sejak tadi di simpan di samping kirinya. Benar, ada sebuah panggilan masuk dari kontak yang sangat dia harapkan.

BLACK CYPHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang