BAB 10 -- FOREVER RAIN 0.1

349 61 29
                                    

"...Tolong jangan tanyakan apapun lagi.
Tetaplah hujan selamanya.
Saat hujan turun, aku tak lagi kesepian.
Tolong, tinggallah bersamaku.
Aku ingin hidup di dunia yang keabu-abuan.
Setelah menyadari tak ada yang namanya keabadian..."
(Forever Rain by RM BTS)





~~~~





"Halo! Yoongi-ah, apa yang kau lakukan?" Kim Soekjin berseru saat suara yang dikenalinya menjawab di ujung telpon.

"Aku di rumah, Kakek dan Nenek sedang marah-marah." Yoongi terdengar menghela napas lelah.

Jin yang sudah duduk di depan kemudi hendak memakai sabuk pengaman terhenti. Niatnya menelpon Yoongi ingin berkunjung ke rumahnya.

"Benarkah? Kalau begitu aku tidak jadi ke rumahmu."

"Aku melarangmu datang, Hyung!"

"Kau kejam sekali."

"Hyung baru keluar kantor?"

"Um.." Jin mengangguk meskipun ia yakin Yoongi tidak bisa melihatnya.

"Kau pulang saja Hyung, adikmu pasti menunggumu apalagi sedang hujan seperti ini." Jin melirik sekilas jam digital kecil yang menyala di atas dashboard mobil. Angka menunjukkan pukul Sembilan tiga puluh malam. Jin tidak menyadari waktu sudah selarut ini.

"Aku tidak yakin dia ada dirumah." Jin bergumam pelan, bukan bermaksud untuk menjawab Yoongi. Pria itu melamun memikirkan adiknya.

"Hyung, aku tutup."

"Hmm.." Jin bergumam lalu dia menjauhkan ponselnya dari telinga, pandangannya masih menatap ke depan, memikirkan adiknya.

Setelah memikirkan banyak pertimbangan, Jari tangan pria itu menekan angka satu, sambungan cepat yang langsung terhubung dengan kotak 'Adikku'. Ia kembali menempelkan ponselnya ke telinga kiri.

Sepuluh detik berlalu hingga terdengar sapaan khas adiknya dari ujung telpon.

"Junho disini. Ada apa Hyung?"

"Kau dimana?"

"Aku masih diluar, kami sedang bermain game di tempat biasa. Sebentar lagi aku pulang."

Jin menghela napas panjang, sudah ribuan kali ia mendengar jawaban itu. Jauh di sudut hatinya berharap adiknya mengatakan hal berbeda. Dia tidak marah adiknya bermain game sampai larut malam, sebenarnya Jin tahu apa yang sedang dilakukan pemuda di sebrang telpon itu. Dia hanya menunggu adiknya yang mengatakannya sendiri.

"Cepat pulang. Hyung akan pulang sekarang."

"Ne, disini hujan deras. Aku akan menunggu sampai cukup reda."

"Apa mau Hyung jemput?"

"Tidak usah." Jawaban Junho terdengar dengan timing lebih cepat.

"Hyung tidak perlu khawatir, aku bisa pulang sendiri. Aku akan memesan taksi dan pulang cepat sehingga Hyung tidak akan menyadari jika sebenarnya aku sudah duduk di sofa depan TV, disamping Hyung."

"Hyung tidak perlu khawatir, aku bisa pulang sendiri. Aku akan memesan taksi dan pulang cepat sehingga Hyung tidak akan menyadari jika sebenarnya aku nanti sudah duduk di sofa depan TV, disamping Hyung." Jin dan Junho mengatakan kalimat itu dengan nada yang sama.

BLACK CYPHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang