BAB 9 -- I NEED U

311 60 14
                                    

"..Berputar dan berbalik, kenapa aku terus menerus kembali?
Aku jatuh dan terjatuh, di titik ini, aku hanya orang bodoh
Apapun yang kulakukan, tak bisa membantuku
Ini jelas-jelas hatiku, perasaanku, tapi mengapa mereka tidak mendengarkanku?" (RM's part I NEED U by BTS)


~~~

"Kau yakin ayahmu tidak akan marah?"

"Tidak, ayah akan lebih senang jika ibu jujur padanya. Telpon sekarang." Namjoon mengangguk yakin menatap wanita paruh baya yang sedang duduk di jok kemudi. Saat ini keduanya sudah memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah Eunbi yang juga di sebrang rumah Yoongi. Mendapat kabar dari Eunbi bahwa Yoongi belum pulang, mengurungkan niat Namjoon dan Haneul untuk keluar dari mobil.

Sebelum menelpon, wanita itu menghela napas panjang dan meyakinkan dalam hati bahwa Sewoon tidak akan marah padanya.

Jung Namjoon yang menatap ibunya dari samping hanya tersenyum kecil, ia belum pernah melihat ibunya sangat gugup seperti sekarang. Lalu pandangannya beralih menatap keluar jendela.

Pikirannya melayang membayangkan bagaimana reaksi Yoongi nanti saat bertemu dengan Haneul dan reaksi kakek dan neneknya. Mereka pasti marah besar dan semakin menjauhkan Namjoon dan Yoongi.

Lalu lensa matanya menatap keatas langit, awan berwarna abu-abu terlihat sangat gelap. Angin berhembus kencang diluar. Anak itu membayangkan hujan besar nanti malam, mungkin sebentar lagi juga akan hujan.

Kemudian pikirannya kembali melayang memikirkan wajah anak kecil yang terbingkai di dalam foto di rumahnya. Wajah saudaranya yang lain -Jung Hoseok- sampai sekarang Namjoon tidak tahu bagaimana rupa saudaranya itu. Berharap bisa menemukan Hoseok lebih cepat.

Memikirkan Hoseok, Namjoon tiba-tiba mengingat seorang pria yang sempat di periksanya tadi saat di toko buku. Pria yang tertidur pulas dengan keringat yang membasahi wajahnya karena demam tinggi.

Apakah pria itu sudah istirahat sekarang? Mungkin sekarang pria itu sudah berada di ranjang rumah sakit, lalu suster disana memberikan infus dan tidak memperbolehkannya pulang malam ini. Setidaknya dengan memikirkan kemungkinan itu, Namjoon bisa tenang karena malam ini dipastikan hujan turun sangat deras.

Tapi, entah mengapa Namjoon rasa jarinya masih jelas merasakan denyut nadi teman dari temannya Taehyung. Ia menatap telapak tangan kanannya, rongga dadanya terasa menghangat memikirkannya. Ini adalah salah satu alasan Namjoon memilih belajar menjadi dokter.

Dia menyukai irama yang dihasilkan oleh denyut nadi karena setiap orang memiliki irama yang berbeda. Seperti seorang produser musik yang menyukai melodi lagu. Merasakan denyut kehidupan seseorang melalu jarinya adalah suatu pengalaman yang luar biasa baginya.

"Oh, apa aku tanyakan saja keadaan pria tadi pada Taehyung?" Gumamnya pelan sambil merogoh saku celananya, menarik ponselnya lalu membuka aplikasi obrolan.


"Taehyung-ah, kau masih diluar?"

Tidak sampai satu menit, ponselnya bergetar menerima pesan masuk.

"Tidak. Aku masih di rumah Jimin. Setelah dari sini aku akan pulang ke rumah."

"Oh, jangan terlalu malam. Sepertinya akan hujar deras."

"Disini sudah mulai turun hujan T__T."

Namjoon terkekeh pelan, membayangkan nada kecewa Taehyung yang menurutnya terdengar imut.

"Kalau hujan tidak berhenti, lebih baik kau menginap saja."

"Ne."

"Nyalakan penghangat ruangan juga, jangan sampai sakit."

BLACK CYPHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang