"...That's how it's supposed to be
Yeah all these pain and all these sorrows
That's our destiny, see?
You and my life was like this.." (Moonchild by RM)~~~~
"Hyung!" Panggil Namjoon terasa canggung karena baru kali ini dia berhadapan dengan Yoongi yang sedang marah dan khawatir.
"Ini benar-benar salah Hyung. Seharusnya Hyung tidak menyetujui usul Jin. Seharusnya Hyung tidak membawamu masuk ke dalam pekerjaan ini."
"Tidak apa-apa Hyung. Jangan menyalahkan dirimu seperti ini. Ini semua karena rasa penasaranku. Apapun yang Hyung pikirkan terjadi, tidak akan terjadi."
"Kau tidak tahu bagaimana dunia criminal. Hal seperti ini mudah sekali di tebak." Lensa mata Yoongi sejak tadi menatap ke kaca spion, memastikan pengawal suruhan neneknya mengikutinya.
"Lebih baik Hyung mengantarmu pulang. Karena Hyung harus kembali ke kantor."
"Tidak. Aku ingin ikut Hyungie."
"Namjoon-ah-"
"Ini hari libur untukku, jadi aku ingin melihat kantormu." Potong Namjoon mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
Min Yoongi menghela napas keras, mengapa adiknya sangat keras kepala.
***
Seorang pria yang sedang berdiri menghadap jendela tampak menempelkan ponselnya di telinga kanan, menunggu seseorang yang sangat dipercayainya untuk menjawab telponnya.
Bibirnya menjepit batang rokok yang belum di bakar. Ia ingin menikmati rokok kesukaannya setelah mendengar berita bagus.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya nya langsung begitu mendengar sapaan dari ujung telpon.
"Seperti yang kita duga, dia memang pintar untuk seorang dokter residen."
"Apakah dua orang lainnya ada? Kau sudah menemukan mereka?"
"Ya. Satu orang lagi adalah seorang jaksa."
"Wow, jaksa? Hahaha benar-benar ciri khas keluarga Jae Ji. Lalu yang lain?"
"Dari apa yang aku lihat dia hanya seorang mahasiswa biasa."
Pria yang sedang menatap jauh ke luar jendela itu tampak berpikir keras. Tangannya yang bebas menarik sebuah pemantik api dari saku celananya, lalu mulai menyalakannya untuk membakar ujung batang rokok.
Setelah berhasil terbakar ia menghirupnya dalam-dalam untuk membuat banyak asap seperti yang diinginkannya.
"Aku ingin kita mengubah strategi. Mungkin dengan seperti ini mereka akan lebih cepat berkumpul." Pria itu menarik sudut kiri bibirnya, tersenyum penuh kemenangan seolah apa yang menjadi rencananya akan seratus persen berhasil.
***
Jung Hoseok menyenderkan punggungnya di jok mobil saat mobil yang membawanya telah melaju meninggalkan toko komik. Dia hanya melirik ke belakang melihat Jimin dan Taehyung masih berdiri di samping taksi, menatap kepergian mobil yang membawanya.
Hoseok duduk di antara dua pria berbadan besar yang tadi menyeretnya untuk masuk ke dalam mobil. Tubuhnya tidak bisa bergerak bebas karena ruang yang sempit.
"Bisakah suhu AC mobilnya dinyalakan? Di sini panas sekali." Komentar Hoseok pada pria yang duduk di depan kemudi.
"Sudah dinyalakan sejak tadi."
"Lalu kenapa disini panas sekali, huh? Aku sampai berkeringat seperti ini." Protes Hoseok. Sebenarnya bukan karena suhu AC tapi karena suhu tubuhnya masih sangat panas. Rasa pening dan sakit di sekujur tubuhnya masih sangat terasa dan hampir mempengaruhi kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK CYPHER
FanfictionJung Hoseok yakin, bahwa banyak hal jika di ikhlaskan, pada akhirnya akan kembali dalam bentuk yang jauh lebih baik dari yang diinginkan. Mengikhlaskan semua masa lalu yang memisahkannya dengan Yoongi dan Namjoon. Dia ingin merasakan kehidupan norma...