"Saat hujan turun, aku merasa seolah punya teman
Kau terus mengetuk jendela hatiku dan bertanya bagaimana keadaanku
Dan aku menjawab
Aku masih terbelenggu
Aku hidup bukan karena aku tak bisa mati, tapi aku masih terjebak pada sesuatu." (Forever Rain by RM BTS)~~~~
"Arrghh.."
Tangan Hoseok yang sebelumnya menggenggam ponsel, harus terlempar beberapa meter di depannya karena seseorang memukulnya.
Denyut sakit dan perih dari bahu kirinya dan merambat ke tengkuk belakangnya membuat pandangannya tampak samar-samar melihat cahaya senter yang masih menyala dari ponselnya.
Hoseok penasaran dengan siapa yang dengan sengaja memukulnya dari belakang, ia tidak ingat dua pria yang mengejarnya tadi sudah masuk ke dalam studio teater ini. Namun badannya yang seolah sedang di lumpuhkan beberapa saat akibat pukulan itu membuat anak itu tidak kuat untuk bangun. Ia merintih kesakitan sambil terdiam di posisinya yang berbaring menyamping.
Tiba-tiba tercium bau harum khas seperti rumput kering masuk ke indra penciumannya lalu Hoseok merasakan kehadiran seseorang di dekatnya. Matanya hanya menatap dalam gelap sepatu hitam mengkilat di dekatnya. Orang itu berlutut di dekat Hoseok dan langsung meraih tangan kanannya.
Jung Hoseok menatap bayangan seorang pria yang sangat asing baginya. Suasana gelap dan kepalanya yang semakin pening tidak mendukungnya untuk melihat pelaku yang memukulnya. Mungkin sebentar lagi kesadarannya akan hilang saat Hoseok lagi-lagi merasakan sengatan kecil seperti di gigit semut di lengan kanannya, kemudian ia merasakan ada sesuatu masuk ke bawah kulitnya.
Semuanya terasa sangat cepat saat sensasi aneh di tangan kanannya menghilang di ikuti pria dengan bau seperti rumput kering itu berdiri dan berbalik mulai berjalan meninggalkannya.
"S-siapa kau? Uhuk.."
Suara langkah sepatu itu terhenti mendengar Hoseok membuka suara. Hanya diam selama tiga detik, kemudian pria itu kembali melangkahkan kakinya menjauh turun dari panggung teater menyisakan Jung Hoseok yang masih meringis pelan dari tempatnya berbaring.
Napas anak itu terasa sesak dan berat dari sebelumnya. Keringat dingin karena demam dan bajunya yang basah tampak meyedihkan. Kedua kelopak matanya terpejam sambil berusaha mengatur napasnya agar lebih baik.
Beberapa kali Hoseok terbatuk keras dan tubuhnya yang lemas tak mampu mengubah posisinya untuk bangkit duduk. Dia berharap Ho Bum bisa lolos dari orang-orang jahat itu dan cepat menemukannya, jika tidak, mungkin dia harus bermalam di tempat gelap ini.
"Miri-ah!!"
Teriakkan suara seorang pria seolah seperti sebuah pelangi yang datang setelah hujan. Hoseok sangat yakin suara yang baru saja ia dengar berasal dari panggung yang sama, tepat berada di balik tirai merah besar di sampingnya.
"Hei Miri-ah, jangan ke sana!"
Suaranya yang berbisik semakin terdengar jelas seiring dengan langkah sepatu mendekat. Jung Hoseok merasa tirai di sampingnya bergoyang pelan karena angin kecil yang di ciptakannya.
"OHH?!"
Kini Hoseok bisa mendengar pasti suara terkejut itu sudah berada di dekatnya. Hanya berselang beberapa detik tiba-tiba lampu panggung menyala.
Hoseok yang tidak kuat lagi menahan pening di kepalanya masih tidak membuka matanya meskipun suasana sudah lebih terang. Dia meringis pelan hampir kehilangan kesadaraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK CYPHER
FanfictionJung Hoseok yakin, bahwa banyak hal jika di ikhlaskan, pada akhirnya akan kembali dalam bentuk yang jauh lebih baik dari yang diinginkan. Mengikhlaskan semua masa lalu yang memisahkannya dengan Yoongi dan Namjoon. Dia ingin merasakan kehidupan norma...