BAB 16 -- LET ME KNOW 0.1

319 60 8
                                    

"Dan kau merebut bintang dalam malamku, serta mentari dalam hariku.
Pada akhirnya, hanya ada mendung yang tersisa dalam kegelapan.
Itu benar, hukum bahwa selalu ada perpisahan setiap kali ada pertemuan." (Let me Know by BTS)




😘😘😘😘




Jung Hoseok mengepal kuat kedua tangannya. Tubuhnya sedang berbaring di atas brangkar di kamar inap rumah sakit Moharu. Hari sudah menjelang sore dan Hoseok sudah mengganti pakaian khusus pasien dengan pakaiannya sendiri karena beberapa menit lalu infus sudah di lepas oleh suster Fiori.

Seperti perkataan dokter Hwa Shin, Hoseok bisa pulang setelah cairan infusnya habis dan anak itu bermaksud menunggu Namjoon dan Yoongi setengah jam lagi sesuai janji mereka di telpon sebelumnya. Tapi Hoseok tiba-tiba merasakan perutnya kembali sakit seperti pagi ini. Sakit yang dirasakannya bukan sakit karena magh atau sedang diare, tapi perutnya terasa lebih menyakitkan dari itu.

Hoseok tidak bisa menjabarkan bagian mana sakit itu berasal, tapi yang pasti adalah sakit ini seolah mengambil alih seluruh napasnya yang kini mulai tersenggal satu dua. Kepalanya pusing dan jantungnya berdetak cepat.

Hari ini kakeknya atau orang suruhan kakeknya tidak ada yang datang, selain itu Jimin yang tadi siang sempat berkunjung hanya bisa sebentar menemani karena anak itu ada tugas kelompok yang harus di selesaikan.


Tubuh Jung Hoseok meringkuk seperti janin, berusaha mengurangi rasa sakitnya. Tidak ada siapapun di kamar ini yang bisa ia mintai tolong untuk memanggil dokter Hwa Shin atau suster jaga. Hoseok ingin berteriak tapi suaranya seolah tertahan di tenggorokkannya.

"Hikkss.. Kenapa sakit sekali. Hikkss.. Ibu!!" Hoseok mendadak menangis mengingat wajah ibunya belasan tahun lalu. Di saat seperti ini, dia jadi sangat merindukan perhatian ibunya.

Air mata Jung Hoseok menetes melewati pipi dan hidungnya kemudian jatuh membasahi seprai kasur. Anak itu hanya bisa diam menatap keluar jendela, berharap seseorang masuk memberinya suntikan penghilang rasa sakit.

Berusaha agar kesadarannya tetap terjaga, Hoseok mendengar suara pintu terbuka di belakang tubuhnya. Posisinya yang memunggungi pintu tidak bisa melihat siapa yang masuk.

"Hoseok? Jung Hoseok?" Suara wanita memanggil namanya. Hoseok merasa familiar dengan suara ini.

"Hoseok-ah, kau sedang tidur?" Jenis suara sopran lembut kembali menyapa pendengarannya.

Hoseok yang berada di ambang batas kesadaran tidak tahu siapa yang datang, kelopak matanya terpejam hanya bisa merasakan seseorang menghalangi sinar matahari sore yang masuk lewat jendela kamar, setelah itu samar-samar ia mendengar tangisan dan teriakkan wanita untuk memanggil dokter.

Hoseok membuka sedikit matanya tapi ia tidak bisa melihat dengan jelas, semuanya tampak buram dan berputar jadi anak itu memutuskan untuk kembali menutup matanya.

Dia mendengar suara dokter Hwa Shin tak lama setelahnya, kemudian tangan-tangan lain mencoba untuk membenarkan posisi berbaringnya, Hoseok tidak tahu dengan jelas apa yang di ributkan Hwa Shin tapi ia hanya mendengar jelas perintahnya pada suster Fiori untuk menyuntikkan penghilang rasa sakit padanya.

Beberapa saat setelah dia merasakan suntikan di lengan kanannya, Hwa Shin lalu memeriksa pernapasan dan membuka kelopak matanya untuk di sorotkan senter kecil.

BLACK CYPHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang