Jisung memasuki mobil Hyunjin, setelah mereka keluar dari gerbang, Jisung berkata, "Hyunjin, kau tau kau adalah orang yang paling ku percayai bukan?" Tanya Jisung membuat Hyunjin meneguk ludahnya dan melihat ke aeah Jisung yang tengah menyetir. "Tentu saja, kenapa kau bertanya?"
"Tidak, aku hanya mendengar jika..." Jisung menginjak rem membuat Hyunjin yang tidak siap hampir terlempar ke depan. "...kau membantu kelinci kecilku untuk pergi." Kata Jisung melihat ke arah Hyunjin yang entah kenapa berkeringat dingin karena tatapan Jisung yang membuat udara terasa panas dingin.
"Ma-maksudmu Dahyun? Ada apa dengannya?" Tanya Hyunjin berpura-pura tidak tau, tapi nada gugupnya tertangkap oleh Jisung, Jisung yang tidaj sengaja mendengar nada tersebut tersenyum senang dan berkata, "Mau sampai kapan kau menutupinya? DASAR ANAK ANJING!" Kata Jisung memukul pipi Hyunjin hingga kepala Hyunjin membentur pintu mobil.
Dengan gerakan cepat Hyunjin merasakan Jisung sudah mulai mencekik dirinya, dia terbatuk-batuk dan mencoba untuk menghentikan sikap mengerikan Jisung. "Ji-Jisung...a-aku-". Jisung langsung melepaskan cekikan tersebut. Dia tidak mau ada jasad di mobil itu.
Hyunjin seketika terbatuk lebih keras dan mengambil nafas panjang, sementara Jisung melampiaskan rasa ingin mencekiknya di setir mobil milik Hyunjin dan beberapa kali memukul setir itu kuat.
"Hahhhh, baik. Aku akan melakukan sisanya pada Dahyun nanti. Dan kau, bantu aku atau Mina akan menjadi bayarannya."
Tak lama kemudian mobil taksi yang menjadi kendaraan Dahyun untuk pergi ke bandara dilihat oleh Jisung, "Ha....... Kelinci putihku keluar kandang."Kemudian terlihat seringaian serigala dari wajah Jisung, seperti menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan Dahyun.
"Ayah? Aku ingin pergi ke Amerika."
***
Bel pintu apartemen Hyunjin berbunyi, Mina yang tengah mengucir rambutnya berjalan ke arah pintu tersebut untuk mengetahui siapa yang bertamu ke apartemen Hyunjin pada malam hari itu. Dan ketika dia membuka pintu, dia terkejut akan penampakan Hyunjin yang babak belur.Tidak kuat menahan tubuhnya lagi, Hyinjin jatuh ke dalam pelukan Mina yang masih terkejut dengan keadaan di depannya. Dia pun membawa Hyunjin masuk setelah menutup pintu, dan membiarkan Hyunjin tertidur di sofa.
"Hyunjin, Hyunjin apa kau mendengarku?" Tanya Mina membuat Hyunjin mengangguk sebentar. "Baiklah tunggu disini, aku akan mengambilkan obat." Kata Mina yang langsung menuju lemari Hyunjin dan membawa kotak berisi beberapa obat disana.
Beberapa kapas yang bersih, kini telah berada di tempat sampah dengan keadaan sudah berwarna merah darah dikarenakan darah Hyunjin. Hyunjin masih belum bangun dari pingsannya. Jujur itu membuat Mina bingung bukan main. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Handphone Hyunjin berdering, Jisung meneleponnya. Dengan rasa tidak yakin, Mina mengangkat panggilan tersebut, "Halo?"
"Ini Myoui Mina? Ah, baguslah aku dapat terhubung denganmu. Aku yakin Hyunjin sedang tidak bisa mengangkatnya, apalagi ketika dia telah berurusan denganku." Kata Jisung yang membuat Mina tertohok.
"Kau yang membuat Hyunjin-." . "Aku yakin kau sangat pintar untuk mengetahuinya, dan juga aku peringatkan...."
"Jangan ambil peran dalam dramaku kali ini. Mengerti?"
"Atau apa?"
"Atau, akan ku hancurkan keluarga Hwang dan Myoui." Mina langsung menutup panggilan setan tersebut, dia terduduk merasakan kakinya bergetar. Bagaimana Jisung dapat melakukan ini semua? Benar-benar laki-laki yang menakutkan.
Dia mencoba menghubungi Dahyun, namun tidak terjawab. Jisung pasti akan melakukan sesuatu, tidak hanya kepada mereka, yang lebih parah akan terjadi kepada Dahyun. "Mi... Maafkan aku." Kata Hyunjin membuat Mina memeluk Hyunjin dengan air matanya.
Sial, dia tidak bisa melindungi apapun yang menjadi miliknya selama ini.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Mina yang menangis di dada bidang Hyunjin.
TBC
It's meh
Nais tu mit yu again.
Lama? Engga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lo(st)ver
FanfictionSekuel : sick of you Dahyun mencoba pergi dari Jisung dengan melarikan diri ke Amerika dengan beasiswanya, uang yang disimpan oleh ayah ibunya di berikan kepadanya. Yah, seharusnya itu menjadi hidup baru dimulainya Kum Dahyun yang baru. Namun, Jisun...