Chap 10

1.1K 157 23
                                    

-Third-

Dahyun dan Jisung sudah sampai di Korea. Mereka langsung pergi ke rumah dengan taxi yang mereka hentikan di jalan. Dahyun belum mengatakan apapun tentang isi pesan yang telah diterima olehnya kemarin. Jisung merasakan kediaman Dahyun yang membuatnya harus bertanya, "Ada apa? Kau terlihat pendiam sekali." Dahyun yang mendengarnya menatap Jisung.

Kemudian dia berbohong, "Aku hanya gugup karena sudah lama tidak bertemu orang tuamu." kata Dahyun yang membuat Jisung mengangguk dan melingkarkan tangannya di bahu Dahyun, "Tidurlah. Perjalanan kita masih cukup jauh." kata Jisung yang diangguki oleh Dahyun. Dahyun pun menutup matanya, tapi pikirannya melayang kemana-mana.

Siapa yang dimaksud oleh nyonya Han? Dia tidak mempunyai keluarga lain,  apa yang sedang terjadi? Mengapa sangat tiba-tiba? Bagaimana jika dia tidak senang untuk bertemu orang itu?

Sampai di rumah, Dahyun terbangun dan membantu Jisung mengeluarkan tas kotak yang berisikan pakaian dan juga beberapa barang yang akan gunakannya dalam tiga hari disana dari mobil taxi. Dahyun mengambil nafas panjang dan kemudian berjalan bersama Jisung untuk masuk ke dalam rumah yang sudah lama tidak ia tinggali tersebut.

"Selamat datang Dahyun!" kata Nyonya Han menyambut kedatangan kedua anak tersebut yang hanya dia balas Dahyun dengan senyuman dibibir semata, mau berapa tahun pun seperti sulit untuk tidak bersikap sopan dengan Nyonya Han. Mengingat betapa baiknya dia. "Kalian pasti lapar, Ibu sudah membuatkan beberapa lauk untuk kalian. Ayo makan!" kata nyonya Han yang langsung diangguki oleh Jisung dan Dahyun.

"Oh, benar. Dahyun dan Jisung, sore ini berdandanlah yang rapi ya. Kita akan kedatangan tamu untuk Dahyun." kata nyonya Han yang membuat Jisung terkejut. "Siapa?"

"Dia seorang laki-laki tampan, namanya Kim Seungmin. Dia sangat sopan, baik, dan dia mengatakan jika dia ingin menikahi Dahyun." kata ibu Jisung membuat keduanya semakin terkejut. Dahyun sampai tidak bisa meneruskan acara makannya, sementara Jisung hanya menghela nafas dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Kenapa?" tanya nyonya Han yang ingin dijawab Jisung dengan sedikit tidak suka tapi Dahyun menghentikannya dengan berkata, "Tidak, baiklah nyonya."

Setelah makanan habis, Dahyun pergi ke kamar tidur diikuti oleh Jisung yang langsung menutup pintu kamar Dahyun. "Apa kau baru saja menerimanya?" tanya Jisung yang membuat Dahyun menghela nafas dan mendekati Jisung. "Jisung, aku tidak pernah mengatakan tidak kepada nyonya Han. Jika aku menolaknya-"

"Apa kau baru saja membuangku? Aku tanya." Jisung memegang bahu Dahyun yang kecil dan membuat Dahyun menggeleng dan berkata, "Aku tidak-"

"Lalu kenapa kau mengatakan hal yang menyakitiku?" kata Jisung menatap Dahyun yang mulai berkaca-kaca karena pertanyaan itu, dia tidak bermaksud untuk menerima perjodohan tersebut. Atau akan menerima ajakan dari seseorang yang bernama Kim Seungmin tersebut. "Maafkan aku.." kata Dahyun yang kemudian memeluk Jisung.

Jisung menghela nafas. Dia tidak tau harus melakukan apa. Dadanya sakit seperti ada yang mengambil sesuatu darinya dan menusuk jantungnya dengan peniti panas. Ketika semua terasa sangat aman dan berjalan lancar, kadang kau harus waspada.

***

Seorang Kim Seungmin sudah menunggu di dalam sebuah restoran yang bisa dikatakan sangat mewah, jas dan dasi yang ia kenakan menambah rasa anak bangsawan di mata setiap orang, terlebih lagi wajahnya yang menawan. Dia menatap foto Dahyun bagaikan sudah tergila-gila dengannya. "Kim Dahyun.."

Seungmin mengetahui semuanya tentang Kim Dahyun, karena memang keluarga Seungmin dan ayah dari Dahyun sudah merencanakan ini dari awal. Sebelumnya, Seungmin pernah menolak Dahyun dengan alasan terlalu banyak masalah dalam hidupnya. Namun saat Dahyun ke Amerika, Seungmin dengan sengaja mengikutinya.

Dan ternyata masalahnya hanyalah seorang bernama Han Jisung, jika Jisung tidak ada di kehidupan Dahyun. Kemungkinan Dahyun akan senang saat seperti sebelum ayah dan ibunya meninggal karena kecelakan besar tersebut. Dan permainan kembali menjadi menegangkan saat dia mengetahui Dahyun tengah menyukai Jisung yang telah menyiksanya terlebih dahulu.

Lalu bagaimana dengannya? Seorang yang tidak menyukai tantangan tidak akan pernah mengalami kemajuan.

Dan menghindari bukanlah kesenangan dari seorang Kim Seungmin. Jika Han Jisung membentuk hati Dahyun dengan es, maka dia akan membentuknya dengan api.

"Selamat malam, silahkan duduk Nyona Han, Nona Kim, dan Tuan muda Han." kata Seungmin dengan sopannya mempersilahkan duduk ketiga orang itu. orang tua Seungmin hanya tersenyum melihat anaknya yang mempunyai sopan satun terhadap orang lain.

"Terimakasih." kata Nyonya Han yang kemudian duduk berhadapan dengan Nyonya Kim. Merepa pun berkenalan dan membicarakan tentang pertunangan tersebut, awalnya Dahyun ingin menolak meskipun ragu namun entah kenapa Seungmin menatapnya dengan tatapan aneh.

"Dahyun, apa kau ingat denganku?" tanya Seungmin yang membuat Dahyun tidak tau harus mengatakan apa karena dia sama sekali tidak mengingat apapun. Dan baru mengetahui Seungmin malam ini, Jisung sudah menatap keduanya dengan tatapan tidak suka. Tapi tidak ada yang menyadarinya.

"Ah, sayang sekali. Kalau begitu bagaimana jika kita keluar sebentar, agar kita dapat berbicara berdua?" tanya Seungmin yang membuat Dahyun melihat ke arah yang lain. Jisung hanya menghela nafas dan berkata, "Maaf, saya harus pergi. Ada janji yang harus saya tepati." Dahyun ingin pergi bersama Jisung, tetapi dia tidak mungkin pergi begitu saja dan memalukan ibu Jisung didepan ketiga orang itu.

"Tunggu, Jisung. Kalau begitu sebaiknya kita membiarkan mereka berdua. Mari pulang, Tuan dan Nyonya Kim." kata Ibu Jisung yang diangguki oleh sepasang suami istri tersebut. Seungmin pun mengatakan jika dia akan mengantarkan Dahyun pulang ke rumah jika dia dan Dahyun sudah selesai.

"Kalau begitu, ayo Dahyun." kata Seungmin keluar dari restoran, selain mengantarkan orangtuanya dia juga langsung mengantarkan Dahyun ke taman dekat dengan restoran yang tadi. Dahyun memakai gaun dengan lengan pendek. Dengan inisiatif tinggi, Seungmin bertanya dengan sopan kepada Dahyun, "Permisi, kau terlihat kedinginan. Apa aku boleh memakaikan jasku ke bahumu?" tanya Seungmin.

Dahyun hanya bisa mengangguk pasrah. Lalu apa yang harus dia katakan...

Seungmin meletakkan sapu tangannya di kursi taman, dan mempersilahkan Dahyun untuk duduk. "Silahkan duduk." kata Seungmin yang masih tersenyum dengan senyuman yang halus.

"Terimakasih."

"Kau mungkin tidak ingat, dan tidak tau. Jika sejak dulu aku selalu mengawasimu dari kejauhan. Maaf, mungkin tidak sopan, tetapi itu adalah perintah ayahmu. Dan itu berarti, aku tau semuanya." kata Seungmin membuat Dahyun melihatnya dengan tatapan takut jika dia akan diancam atau yang lainnya.

"Tidak perlu takut. Aku tidak kan mengancammu, mengusikmu. Sebaliknya, aku ingin menyelamatkanmu dan membebaskanmu. Karena itu aku ingin menikahimu." kata Seungmin mengadahkan tangannya seperti memberikan gambaran jika dia akan membantu Dahyun,

Namun, faktanya Dahyun tidak memerlukan bantuan itu lagi, dia telah mencintai Jisung.

"Mungkin kau telah ragu, karena Jisung telah berlaku lembut. Dan kau sudah mencintainya. Tapi, sampai kapan Jisung akan seperti itu? Jisung bisa meledak dan menyakitimu dalam hitungan detik...." Seungmin berlutut menekuk kaki kanannya, "Aku takut kau terluka lagi. Aku mencintaimu dengan cara yang kau sukai. Tidak dengan paksaan dan ketakutan. Karena itu, bisakah kau pertimbangkan lagi?" tanya Seungmin.

Pikiran Dahyun bagaikan angin topan yang siap untuk mengobrak abrik hatinya. Seungmin ada benarnya namun Seungmin salah dihatinya. Dia takut, bingung, sedih dan juga yang lainnya. Jisung....

***

Ting! Tak sengaja Mina menjatuhkan sendoknya, ketika Hyunjin mengatakan berita yang entah baik entah buruk tersebut.

"Menikah?" tanya Mina kepada Hyunjin yang tengah mengetik sesuatu dilaptopnya. Hyunjin hanya mengangguk untuk menjawabnya, dia masih fokus dengan benda didepannya tersebut.

"Kenapa?" tanya Hyunjin berhenti sebentar unruk melihat wajah calon istrinya tersebut. Mina menelan ludahnya dan mencuci sendok yang ia jatuhkan. "Entah kenapa perasaanku tidak enak."

Hyunjin menghela nafas, dia juga merasakan hal yang sama.

TBC


Lo(st)verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang