Chap 14

740 135 16
                                    

-Hurtin' you-

Jisung berjalan menuju sebuah meja setelah dia memenangkan balapan hari ini. Kemudian seorang perempuan datang dan menyapanya, "Alex apa kabar?"

Jisung melihat ke arah perempuan tersebut, dan berdiri untuk pergi dari sana. "Ku dengar kau dicampakkan oleh Dahyun ya?" Tanya Alice yang berada di sana. Jisung seharusnya tau, perempuan itu tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.

"Diamlah." Kata Jisung meminum botol yang ada di tangannya. Dia malas untuk sekedar membicarakan Dahyun dan Seungmin. Ah,... Dia membencinya.

"Kau tau? Aku masih mencintaimu jika kau membutuhkanku." Kata Alice menyentuh wajah Jisung manja. Sementara Jisung hanya terdiam dan tidak melakukan apapun hingga Alice pergi sendiri darinya.

***
Sudah satu minggu, Jisung belum mendapatkan jawaban Dahyun tentang putusnya pertunangan Seungmin dan Dahyun. Dia sudah lelah menunggu.

Sementara itu, Dahyun memakan makan malamnya, begitu juga dengan Jisung hanya saja pandangannya menuju ke handphonenya karena bermain games. "Jisung, letakkan handphonemu." Kata Dahyun yang khawatir jika Jisung tidak melihat aoa yang dimakannya.

"Putuskan Kim Seungmin." Kata Jisung berbisik kepada Dahyun, karena saat itu ibunya masih memasak di dapur. Dahyun hanya menghela nafas mendengarnya, "Itu tidak semudah yang kau bayangkan." Kata Dahyun mulai berbicara namun tetap dengan nada berbisik.

Jisung tersenyum, dan kemudian berkata, "Setelah ini..masuk ke kamarku." Kata Jisung yang kemudiannya memakan makanannya, masih dengan Handphone yang menyala.

Setelah makan malam selesai. Dahyun memasuki kamar Jisung. Jisung tengah duduk di mejanya. "Sulit?" Tanya Jisung mendekati Dahyun.

"Ma-maksudku-". "Kim Dahyun... Aku bertanya padamu. Apa kau mencintaiku?" Tanya Jisung mendekatkan bibirnya pada pipi Dahyun. Dahyun mengangguk, tangannya mengepal takut akan suara Jisung yang berat dan menyakitinya tanpa sebab.

"Tapi, aku ingin sekali menyakitimu." Kata Jisung yang menjauhkan wajahnya dan menggenggam tangan Dahyun. "Tapi... Jika aku hanya menyakiti fisikmu. Aku rasa.. itu... Tidak cukup." Kata Jisung membuat Dahyun takut.

"Aku ingin menyakiti perasaanmu. Agar kau tau bagaimana rasanya sakit hatiku." Kata Jisung menatap Dahyun dan membuat kaki Dahyun bergetar entah karena alasan yang mana. "Bagaimana?"

"Ji-jisung... Aku-". "Baiklah.. jika itu kemauanmu." Kata Jisung yang kemudian menarik tangan Dahyun menuju mobilnya.

"Jisung? Mau kemana?" Tanya ibu Jisung yang hanya dijawab Jisung santai dengan, "Berjalan-jalan."

Dahyun masuk ke dalam mobil. Dan dengan kecepatan tinggi Jisung mengantarnya ke suatu tempat yang entah dimana Dahyun tidak begitu tau. Dia tidak mengetahui alasan serta bagaimana cara Jisung akan menyakitinya.

Mereka masuk kedalam sebuah tempat pesta. Dan Dahyun terkejut saat mereka menemui Alice. "A-alice?"

"Hei, Alice." Kata Jisung yang kemudian membisiki sesuatu kepada Alice dan membuat Alice senang entah kenapa. Alice pun menarik Jisung ke dalam sebuah kamar.

Jisung menarik sebuah tali dan mengikatkan Dahyun pada sebuah paku. "Diam dan lihat. Aku ingin tau seberapa dalam kau tersakiti." Kata Jisung yang kemudian meninggalkan Dahyun sendiri.

Dahyun tau... Jisung akan menyakitinya seperti apa.

Meskipun dia sudah merasa ada perbedaan rasa saat bersama Seungmin. Rasanya pada Jisung belum luntur betul. Namun melihat Jisung bermesraan dengan Alice, rasa seperti tertusuk berkali-kali dan tertekan pada bagian dadanya membuatnya tidak bisa berbuat apapun selain menangis.

Jisung yang mendengar isakan Dahyun. Menghentikan ciumannya dengan Alice dan menghampiri Dahyun. "Kenapa kau manangis? Bukankah kau yang mengawalinya?" Tanya Jisung yang tidak dijawab oleh Dahyun melainkan hanya isak tangis semata.

Jujur saja, rasa tidak tega selalu datang pada Jisung ketika Dahyun menangis setiap bersamanya. Namun rasa kesal, cemburu, benci serta yang lain ketika bersama Dahyun juga membuatnya ingin melakukan itu. Dia tidak mau Dahyun dimiliki oleh siapapun kecuali olehnya.

Apakah hal itu salah?

"Bagus jika kau sudah mengerti." Kata Jisung melepaskan. Ikat tali pada Dahyun dan melemparkan uang kepada Alice. "Apa?! Aku kira kau-"

"Jika kau membenciku itu lebih baik. Jalang sepertimu... Aku tidak suka." Kata Jisung yang menarik Dahyun keluar dari sana dan membuat Alice marah.

Keluar dari sana, Jisung memberikan handphone Dahyun dan menelepon Seungmin. "Katakan apa Yangon seharusnya kau katakan." Kata Jisung membuat Dahyun mau tidak mau mengambilnya.

"Halo?"

"Seung-seungmin. Aku-"

"Apa kau menangis?" Tanya Seungmin yang terkejut mendengar Dahyun terisak.

"Aku.. tidak ingin melanjutkan pernikahan itu. Maafkan aku." Kata Dahyun yang membuat Jisung merasa lega. Sementara Seungmin hanya terdiam disana dan berkata, "Begitu? Baiklah... Aku mengerti. Aku tidak bisa memaksakannya."

Entah kenapa, saat Seungmin mengatakan itu. Dahyun sedikit merasa kecewa. "Terimakasih." Kata Dahyun menutup panggilan tersebut. Dahyun tau, Jisung hanya ingin mengetesnya. Apa benar dia masih mencintai Jisung? Seperti itu.

Tapi Dahyun, dia malah bingung terhadap pilihannya sendiri.

Manakah yang dinamakan Cinta?

"Benar. Seperti itu. Aku menyukaimu yang pasrah tanpa jawaban." Kata Jisung membuat Dahyun menunduk. Dan mereka pun pulang. Karena misi Jisung sudah terselesaikan. Apa yang dimaksudkan oleh Jisung sudah terjawab.

Sementara itu, mereka tidak melihat Hyunjin dan Mina yang berada di pesta tersebut. "Memikirkannya?" Tanya Hyunjin melihat Mina yabg terdiam disana. "Tidak, bukan masalahku." Kata Mina yang membuat Hyunjin mendekat.

"Kau sangat buruk dalam berbohong. Apa kau ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Hyunjin mengelus rambut Mina.

"Aku rasa, Dahyun sedang kebingungan menentukan pilihannya." Kata Mina yang kemudian memainkan gelas anggurnya. Hyunjin menaikkan salah satu alisnya, "Bagaimana kau tau? Apa kau memata-matainya?" Tanya Hyunjin menyeruput minumannya.

Mina hanya terdiam, dia memang masih mengawasi Dahyun. Namun tidak bertindak begitu saja, dia adalah orang yang berhati-hati dan akan selalu berhati-hati.

Tudak mendengar Mina menjawab leluconnya. Hyunjin terdiam, dan bertanya, "Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Hyunjin.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu Hyunjin." Kata Mina membuat Hyunjin bertanya-tanya tentang itu. Dan kemudian Mina melihatnya dengan tatapan yang tidak biasa. "Apa?"

"Aku ingin kau meyakinkan Jisung." Kata Mina yang membuat Hyunjin sedikit tertawa. Dia merasa lelucon Mina saat itu adalah yang paling lucu. Namun, melihat keseriusan Mina, dia menghentikan tawanya dan berkata, "Jangan bercanda."

"Kau sahabatnya.". "Yang tak lagi ia percayai tepatnya." Kata Hyunjin merasa tidak akan melakukan hal mustahil tersebut.

"Kau sudah kalah?" Tanya Mina memancing Hyunjin.

"Aku tidak mengatakannya." Kata Hyunjin yang memang selalu kompetitif dan tidak suka dengan kata kalah.

"Kalau begitu lakukan." Kata Mina yang membuat Hyunjin menghela nafas.

"Terlalu mustahil!" Kata Hyunjin yang kemudian menatap Mina dengan tatapan tajam membuat Mina sedikit terkejut dan berkata, "Aku... Baik. Akan kulakukan sendiri."

"MINA!" teriak Hyunjin ketika Mina pergi dari tempatnya.

TBC

Lo(st)verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang