Chap 12

763 155 13
                                    

-The Monster and The Angle-

Dahyun dan Seungmin beranjak untuk pergi ke mobil untuk mengembalikan Dahyun pulang. Namun mereka di hentikan oleh seorang laki-laki yang mempunyai mata tajam bak pisau es yang juga memiliki sifat dingin.

"Oh, Jisung?" Kata Seungmin yang kemudian menarik Dahyun mendekat ke arahnya. Jisung yang melihat itu merasa tidak suka dan tersenyum sinis. "Ya."

"Sedang apa kau kemari?" Tanya Seungmin menanyakan kepentingan Jisung di tempat itu. "Tentu saja menjemput kekasihku. Siapa lagi?" Kata Jisung melihat ke arah Dahyun yang menelan ludahnya, dia seperti merasakan adanya Jisung lagi disana.

Monster Jisung.

Seungmin tersenyum dan berkata, "Ah, aku rasa aku telah salah dengar. Bukankah kau seharusnya mengatakan-". "Telingamu tidak salah dengar. Ayo!" Kata Jisung menarik Dahyun pergi dari Seungmin sementara Seungmin hanya bisa menunjukkan senyum anehnya pada kepergian kedua orang itu.

"Bagaimana dengannya?" Tanya Dahyun yang takut jika Jisung akan menimbulkan perkara.

"Dia tidak akan mati sebelum ku bunuh." Kata Jisung yang membuat Dahyun tidak mengerti dengan jalan pikiran Jisung. Oke, kejadian saat awal mereka pulang dari sekolah untuk pertama kali berulang di kepalanya.

"Tidak peduli kau atau dia yang mendekat terlebih dahulu. Kalian berdua akan mati ditangan ku."

"Jika kau berfikir apa yang aku pikirkan. Pikiranmu benar, aku kembali. Tidak akan membuatmu disentuh oleh siapapun. Dan kau tau apa kabar baiknya?



Ibuku meninggalkan rumah sore ini."

***
Dahyun merasakan rambutnya diikat oleh Jisung, "Aku ingin mengikatmu...
... Dan tidak akan melepaskan mu."

"Setelah ini, ikut aku... Aku ingin pergi." Kata Jisung yang kemudian mencium atau lebih tepatnya mengecup leher Dahyun membuat Dahyun merasa sedikit geli namun dia mulai mendapatkan perasaan takut yang lumayan lama tidak dia rasakan.

"Ke-kemana?"

"Tidak perlu tau. Kau hanya cukup ikut saja." Kata Jisung yang kemudian memberikan Dahyun sebuah mini dress yang bisa dikatakan sangat dewasa. Dan saat Jisung memberikan dress hitam tersebut dia tau dia akan dibawa kemana.

Jarum menunjuk ke arah angka dua. Dan selama tiga puluh menit, Dahyun menemani Jisung minum dengan beberapa teman-temannya. Suara musik dan lampu warna-warni membuat semuanya terlihat ricuh. Dan Jisung masih belum menghentikan minumnya.

Tingkat pertahanan laki-laki itu terhadap alkohol sangat tinggi. Dia masih bisa menghabiskan tiga sampai empat botol setelah semua orang mabuk. "Hei cantik." Kata seseorang mendatangi Dahyun.

Jisung kemudian menarik dagu Dahyun dan mencium Dahyun membuat perempuan tersebut terkejut dan dapat merasakan minuman Jisung di dalam mulutnya. Ugh, baunya mengalahkan obat bius.

Laki-laki tadi terlihat sudah pergi, dan saat itu juga Jisung melepaskan ciuman mereka. "Sepertinya kau sudah cukup minum. Ayo pulang." Kata Dahyun kata Dahyun menarik Jisung yang masih meminum alkoholnya dalam satu teguk.

Namun Jisung kembali tak mendengarkannya, tiba-tiba handphone Dahyun berdering. Terdapat nama Seungmin disana. Dahyun pergi dari sana untuk menerima panggilan agar suara Seungmin nanti dapat terdengar dengan jelas. "Halo?"

"Dahyun? Ada dimana?" Tanya Seungmin yang sepertinya dapat mendengar dentuman musik dari tempat itu. Belum sempat Dahyun menjawabnya, Jisung mengambil handphone tersebut dan berkata, "Dia sedang bersama ku. Ada urusan apa?"

"Ah, bisa kau berikan panggilan ini pada Dahyun? Aku-". "Tidak. Dan aku tidak mau memberikan dia padamu." Kata Jisung sembari memajukan badannya membuat Dahyun mundur selangkah demi selangkah karena tatapan Jisung yang menakutkan. Setelah itu Jisung menutup panggilan dan mendekatkan bibirnya pada telinga Dahyun.

"Hati-hati. Tidak akan ada yang tau apa yang terjadi dengan dirinya. Ingatlah siapa dirimu." Kata Jisung menepuk bahu Dahyun membuatnya menjadi patung karena takut. Kemudian Jisung memberikan kunci mobilnya hingga mereka bisa pulang.

Sampai rumah, belum terdapat siapapun sepertinya Nyonya Han memang masih bekerja hingga besok di kantornya. Dan Jisung pun langsung menuju kamar Dahyun untuk tidur, "Kemari." Kata Jisung  menepuk kasur Dahyun agar Dahyun dapat duduk didepannya.

Kemudian..

Plak!

Perih, panas, rasa sakit hati yang sudah lama tidak di rasakan.

"Akh!" Rintih Dahyun menahan tangisnya.

"Ah... Seharusnya aku tidak oernah baik padamu. Padahal dulu aku sangat menyukai Kim Dahyun yang tidak berani mengatakan apapun dan melakukan apapun diluar kendalinya. Dan lihatlah kau sekarang..." Kata Jisung menyentuh dagu Dahyun.

Sementara Dahyun hanya tertunduk. "Kenapa? Bukankah kau akan mencintaiku meskipun kau gila? Kau sudah mengatakannya... KAU SUDAH MENGATAKANNYA JALANG!" Kata Jisung memperbesar volumenya dan membuat Dahyun semakin tidak berani menatapnya dan mengeluarkan air mata.

"Aku beri waktu dua minggu kita disini. Batalkan pernikahannya. Atau... Akan kulakukan hal terburuk padamu." Kata Jisung membisiki Dahyun dan kemudian tidur dengan santainya di kasur Dahyun tanpa menghiraukan Dahyun yang mulai menangis.

***

Dahyun terbangun di depannya sudah tidak ada Jisung. Dia pun sudah berganti ke baju yang lebih nyaman tadi malam. Saat dia turun Seungmin sudah datang membantu Nyonya Han menyiapkan sarapan. "Oh? Sudah bangun tuan putri?" Tanya Seungmin yang membuat Dahyun sedikit terkejut.

"Apa yang..". "Aku ingin berjalan-jalan denganmu hari ini. Karena siang nanti aku akan ada rapat." Kata Seungmin yang sebenarnya adalah CEO perusahaan mobil.  "Senangnya ya Dahyun." Timpal nyonya Han menggoda Dahyun.

"Apa tidak apa-apa? Kau bisa aja lelah saat rapat." Kata Dahyun yang hanya dijawab dengan ekspresi Seungmin yang terlihat menyelidik. Benar, Seungmin menyadari mata Dahyun yang sembab meskipun hanya sedikit.

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya bisik Seungmin pada Dahyun yang membuat Dahyun menghela nafas dan mengangguk pelan. Seungmin tau itu artinya dia tidak apa-apa, tapi perasaannya mengatakan jika terjadi sesuatu.

"Ayo makan. Jisung akan sangat telat makan saat hari liburnya, lebih baik kita makan dulu." Kata Nyonya Han yang membuat kedua orang itu ikut makan dan setelah makan mereka pergi.

Setelah berganti baju, dan masuk ke dalam mobil Seungmin. Seungmin kembali bertanya, "Apa kau habis menangis?" Dahyun tidak menjawabnya, dia hanya menatap jendela. Kemudian Seungmin sedikit menurunkan senderan kursi Dahyun membuat Dahyun terkejut. "Ah!"

"Tidurlah, perjalanan kita akan sedikit panjang. Lagi pula kau masih terbangun jam dua pagi tadi." Kata Seungmin yang kemudian memberikan selimut untuk Dahyun. "Terimakasih. Tapi apa tidak apa-apa? Bagaimana dengan rapa tmu?"

"Asistenku telah menggantikan ku. Aku ingin menghiburmu, tapi tempatnya masih rahasia. Tidurlah." Kata Seungmin menutup mata Dahyun yang membuat Dahyun sedikit tertawa. Kemudian Dahyun memilih untuk tidur karena dia juga masih mengantuk.

Seungmin menerima panggilan masuk secara tiba-tiba saat berada di lampu merah, 'Asisten Go'. "Benar, bagaimana? Terimakasih. Dan katakan kepada CEO Hwang dan tuan Lee atas kerja samanya."

"Dan asisten Go... Bisa kau dapatkan sesuatu untuk Dahyun? Ya, benar. Terimakasih." Katanya mengakhiri panggilan.

Senyumnya mengembang saat mengetahui Dahyun tertidur dengan lelap di sampingnya.

"Sangat melelahkan ya... Kim Dahyun."

TBC

Hei Hei i'm gonna make double up. Karena UAS telah selesaiiii!

Lo(st)verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang