-If U-
Seungmin membangunkan Dahyun setelah mereka sampai. Dahyun yang membuka matanya sedikit terkejut karena mereka berada di taman bermain yang penuh dengan permainan yang sangat ingin dia coba. "Bagaimana? Kau suka?" Tanya Seungmin.
"Hm, aku suka." Kata Dahyun masih tidak percaya, sudah sangat lama dia ingin pergi ke tempat seperti itu. Dan hari ini adalah harinya. "Tapi... Maafkan aku."
"Ada apa?". "Jika nanti... Aku membuatmu merasa jengkel atau yang lainnya." Kata Seungmin yang menangkupkan tangannya meminta tolong kepada Dahyun agar dimaafkan sebelum dia melakukan sesuatu.
Dahyun masih kebingungan, "Aku.. sebenarnya sangat menyukai hal seperti ini. Dan kemungkinan karismaku akan hilang. Jadi jangan malu padaku." Kata Seungmin yang membuat Dahyun terkikik dan mengangguk mengerti.
Namun, dia salah untuk menganggunya begitu saja. Karena Seungmin saat berada disana menjadi sangat boros dan menginginkan segalanya. Dia tidak bisa berjalan sendiri karena Seungmin selalu menariknya untuk membeli sesuatu atau bermain sesuatu. "Seungmin ayo duduk dulu." Kata Dahyun yang kelelahan dengan sepatunya yang berhak.
"Baiklah. Aku akan kembali. Sebentar ya." Kata Seungmin yang menghilang dari sana. Dahyun kemudian mengambil handphonenya yang tidak sempat dia lihat sejak tadi karena terus menerus ditarik kesana-kemari oleh Seungmin.
Minho mengiriminya pesan, 'Bagaimana di Korea? Ku dengar kau mendapatkan pacar baru.'
'Bagaimana reaksi Jisung? Apa kau baik-baik saja? Bagaimana orangnya?'
Dan juga Jisung mengiriminya pesan, 'H-13'
"Dahyun, apa kau mau?" Tanya Seungmin yang telah membawa banyak makanan di tangannya. Termasuk deokbokki dan ramyun serta minuman yang ada di kresek transparan. "Kau gila... Ah! Maksudku-"
"Santai saja. Ini aku Seungmin. Bukan Jisung." Seketika Dahyun melihat ke arah Seungmin yang tersenyum padanya. Entah kenapa akhirnya Dahyun tersenyum mendengarnya, Seungmin membuat Dahyun merasa cukup nyaman hanya dengan berkata seperti itu.
"Baiklah, berikan padaku." Kata Dahyun lebih santai dari pada kemarin. Mereka berdua pun makan ditengah keramaian itu.
Sementara itu, seorang perempuan datang dari bandara. Berbekal alat canggih yang ada ditangannya dia menemukan temannya yang berasal dari sana. "Chris? Bisa kau jemput aku?"
***
"Cha~ sudah sampai. Bagaimana? Kau senang?" Tanya Seungmin yang mengantarkan Dahyun pulang pada jam tiga sore. Dahyun mengangguk sembari memeluk boneka yang mereka dapatkan disana."Tapi minus saat kau menarikku kesana kemari." Kata Dahyun sambil tertawa, sementara Seungmin sang CEO muda hanya menggaruk belakang kepala malu. "Jangan mengatakan ini kepada siapapun.", Kata Seungmin yang diangguki oleh Dahyun.
"Kalau begitu, aku akan keluar." Kata Dahyun yang membuat Seungmin beranjak, Namun Dahyun menyuruhnya agar tidak perlu membukakan pintu. Karena dia tau Seungmin harus buru-buru bekerja sekarang.
"Sampai besok!" Kata Dahyun yang kemudian dijawab Seungmin dengan kalimat jahil, "Aku tidak mengatakan kita besok bertemu." Dahyun kemudian menghela nafas dan berkata, "Maksudku-". "Baiklah, aku tau maksudnya. Sampai jumpa tukang makan." Kata Seungmin yang membuat Dahyun ingin protes.
Namun Seungmin sudah melajukan mobilnya terlebih dahulu. "Kim Seungmin!"
"Kim Seungmin? Kau hari ini terlihat sangat senang." Kata Jisung mengendari motor besarnya. Wajahnya menandakan jika dia akan menjadi seorang pencabut nyawa malam ini jika tidak ditenangkan. "Aku- Tap-". "Alasan."
Motor Jisung melaju, meninggalkan Dahyun sendiri dirumah bersama Nyonya Han. Dia dibuat melamun oleh semua hal ini. Haruskah dia... Menlayani Jisung lagi? Atau Haruskah dia terus bersama Seungmin? Tapi semua itu... Ada konsekuensinya sendiri.
Nyonya Han yang melihat anak putri kesayangannya itu melamun ia bangunkan dengan tepukan di pundak Dahyun. "Apa yang membuatmu melamun?"
"Oh? Ah.... Hanya beberapa hal." Kata Dahyun yang tidak bisa menjelaskan hal tersebut.
"Hal apa? Kan bisa bercerita dengan ibu." Kata Nyonya Han membuat Dahyun tersenyum dan merasakan jika dia memang seharusnya berlaku seperti seorang anak kepada Nyonya Han dan bukan seperti orang asing.
"Hm, tentang Seungmin. Jika aku nanti menikahinya. Jika saja, aku menerimanya. Bagaimana Ibu dan Jisung?" Tanya Dahyun yang disenyumi oleh ibu Jisung.
"Kau sudah disini sangat lama. Jika kau pergi tentu saja ada yang kurang. Namun, ibu dan Jisung tidak bisa mengurung mu terus.."
"Jisung selalu mengurungku.." batin Dahyun.
"Pilihlah jawabanmu sendiri."
***"Selamat datang CEO Hwang, dan CEO baru Lee. Serta karyawan-karyawannya. Perkenalkan nama saya Kim Seungmin. Maaf jika saya belum sempat menampilkan diri saya karena ada beberapa kesibukkan." Kata Seungmin memulai rapatnya pagi itu.
Felix kemudian melihat ke arah Hyunjin yang juga melihat ke arah Felix kemudian memberikan sinyal jika mereka akan melakukan sesuatu kepada Seungmin setelah ini.
"CEO Kim, bisa kita berbicara sebentar." Kata Hyunjin yang diikuti oleh Felix di sampingnya. Seungmin yang melihat mereka tersenyum. "Tentang Dahyun?"
"Sudah kuduga... Seberapa banyak anda mengetahui." Tanya Felix.
"Sebanyak aku mengetahui tentang bagaimana Dahyun dipukuli di kamar mandi sekolah." Wajah Seungmin berubah. Wajahnya jadi terlihat mengeras, tidak seperti saat rapat tadi yang memperlihatkan bertapa baiknya dia.
"Aku tidak membiarkan perempuan ku. Diselamatkan oleh orang yang tidak bisa menyelamatkan. Dan orang yang tidak mau menyelamatkan." Katanya melihat Hyunjin dan Felix secara bergantian.
"Aku harap pembicaraan ini tidak membuat kalian tidak profesional. Kalau begitu, permisi." Kata Seungmin membuka pintu rapat. Dan meninggalkan Hyunjin dan Felix sendiri.
Tanpa Felix sadari, Hyunjin mempunyai sesuatu untuk Mina.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Lo(st)ver
FanfictionSekuel : sick of you Dahyun mencoba pergi dari Jisung dengan melarikan diri ke Amerika dengan beasiswanya, uang yang disimpan oleh ayah ibunya di berikan kepadanya. Yah, seharusnya itu menjadi hidup baru dimulainya Kum Dahyun yang baru. Namun, Jisun...