A

92 6 0
                                    

Dinginnya musim gugur bertiup ke arah utara. Dedaunan kering sedikit demi sedikit turun dari pohonnya, terbawa angin untuk menutupi jalanan Kota Paris. Seorang gadis 20an tahun memakirkan sepedanya di ujung bangunan yang terlihat seperti kafe. Dia mencari kunci di saku jaketnya dan segera masuk, menggantikan tanda "TUTUP" menjadi "BUKA" di pintu kaca itu.

Tak beberapa lama, seorang pria paruh baya memasuki kafe tersebut. Keduanya terlihat bersiap menyambut tamu yang datang hari ini ke tempat mereka.
"Kau siap untuk hari ini, L?" ucap pria paruh baya tersebut.
"Tentu sangat siap Pak Joe" jawab Elléna, yang akrab disapa L dengan senyum lebarnya.
Tak perlu waktu lama, pelanggan pertama pun datang, memesan moccachino dan galette saucisse berisi sosis panggang.

Gadis di pantry menyiapkan pesanan yang diterimanya. Sebuah kenangan terlintas di kepalanya. L selalu menyiapkan roti ini setiap kelas hidrodinamika, menyiapkannya untuk temannya, Maddie. Entah sudah hampir 6 bulan, sejak kejadian itu, Maddie entah pergi kemana. Entah L atau Maddie yang menghindar, mereka saling menjaga ego masing-masing, meninggikan gengsi mereka untuk saling mengalah atau memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Dengan cekatan, tangan trampil L menggulung roti itu segera setelah siap dia memencet bel di meja penyekat pantry dengan kasir.
"Aku akan mengantarkannya", ucap anak lelaki penunggu kasir
"Itu meja nomor 9, Anthony", kata L mengarahkan.

Pagi itu pelanggan belum banyak yang datang. Sesekali L keluar pantry, melihat pemandangan di dalam kafe. Kafe dengan gaya retro menjadi penyegar mata bagi L setiap weekend.
Suara bel di pintu terdengar, menandatakan ada pelanggan yang datang. Segera Elléna menyambutnya di kasir karena Anthony masih sibuk melayani beberapa pelanggan.
"Satu kentang goreng dan satu cappuccino frappé" ucap gadis yang baru datang.

Elléna sejenak terdiam. Mendengarkan suara gadis itu. Suara yang sudah lama tak didengar. Elléna terkejut. Menyadari yang ada dihadapannya. Lalu ia menatap wajah gadis di depannya.
"Maddie, kau kah itu? "

Elléna, are you ok? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang