E

31 5 0
                                    

Tepat pukul 1 siang, semua mahasiswa dari kelas L keluar. Terlihat mereka saling beropini di depan kelas mengenai dua mata kuliah yang diujiankan hari ini. Tak terkecuali L. Dia bersama Jean dan Nico, terlihat membicarakan salah satu soal manajemen yang menurutnya cukup menjebak.

"Hai pagi ini kau terlihat bersama Max," celetuk Jean tiba-tiba. L kaget mendengar Jean

"Oh itu, kami hanya bertemu di jalan,"jawab L singkat.

"Kau benar-benar hebat bisa menakhlukan Max. Ku dengar dia cukup cuek dengan perempuan. Bahkan Meghan tak dihiraukannya," ucap Jean. L hanya mengangguk mendengarkan Jean.

"Tapi kau terlihat berbeda setelah mengenal Max. Jangan jadi L yang menyendiri lagi ya. Bersamalah teman-temanmu, jangan sungkan," kata Nico sambil mengambil tasnya yang tergeletak di bawahnya.

"Kalau butuh bantuan, jangan sungkan minta tolong ya. Oya, hati-hati dengan Meghan, dia cukup ambisius untuk mendapatkan Max. Sampai jumpa besok L", Jean melambaikan tangannya dan mengajak Nico pergi. L membalas keduanya dengan senyuman.

Meghan? Anak itu cukup populer di kampus ini. L mencoba mencerna omongan Jean dan Nico mengenai Meghan.

"Memangnya aku berubah bagaimana?" pertanyaan itu juga masih terngiang-ngiang dipikirannya sejak Maddie mengatakannya, ditambah lagi penegasan dari Jean dan Nico. L menggelengkan kepalanya dan mencoba melupakannya. L berjalan menuju kantin karena perutnya sudah meronta ingin diisi.

***

Besok hari ketiga ujian dan berarti besok hari terakhir ujian. L harus memperbaiki nilai di ujian tengah semester ini dengan berusaha keras pada ujian akhir ini. Hari ini L dan Maddie berencana untuk belajar bersama. Maddie yang memilih tempatnya, di salah satu kafe yang terletak di sudut jalan Ampére, dekat dengan flat Ellena.

"Aku sudah di Beso Café" pesan singkat L yang terkirim ke Maddie. Beberapa menit kemudian terdengar suara bel yang dikaitkan dengan pintu sehingga berbunyi saat ada orang datang. Maddie tampak muncul dari balik pintu bersama.. oh tidak, Max lagi. Maddie datang membawa setumpuk buku tebal yang diyakini L pasti buku tentang hidrodinamika.

"Aku tak mau mengulang di kelas hidrodinamika untuk kedua kalinya. Kita harus wisuda bersama tahun depan" oceh Maddie setelah meletakkan tumpukan bukunya di atas meja. L hanya tersenyum melihat tingkah laku Maddie yang cukup semangat.

"Kita bertiga harus wisuda bersama tahun depan" ucap Max lalu duduk di sebelah L dan mengeluarkan bukunya.

"Kau bukannya tidak ikut ujian hidrodinamika besok siang?" L memandangi gerak-gerik Max seakan-akan ikut bergabung belajar bersama.
"Oh tentu, aku ada ujian ekonomi mikro untuk besok" Max menunjukan judul buku yang sedang dia pegang.

"Aku hanya mengikuti omangan dia untuk mengantarnya kesini" Max menunjuk Maddie yang sibuk mengeluarkan alat tulisnya.

"Kau sudah pesan? Akan ku pesankan kalian. Hari ini ku traktir hahaah" Max menawarkan.

"Sungguh? Boleh ku pesan makanan? Hahaha" L mencoba peruntungan.

"Apa saja untuk hari ini," jawab Max seakan sedang memanjakan anak-anaknya. Maddie dan L tersenyum lebar dan langsung melihat menu yang terpajang besar di meja kasir.
Max pergi ke kasir dan memesan untuk kedua temannya itu.

"1 Cappuccino, 1 caramel mocha, 1 cappuccino frappé, 1 kentang goreng, dan 1 sandwich ham and cheese" Max memesan dan kembali ke meja setelah membayar.

L dan Maddie tampak sibuk menghitung soal dari buku-buku Maddie, menemukan jawaban yang tepat. Sesekali Maddie tampak berdiskusi dengan L mengenai jawabannya. Sedangkan Max, dia tampak tenang dengan buku yang di bacanya.

"Kau sepertinya cukup menguasai di bidang yang tak dikuasai Maddie" celetuk Max tiba-tiba.

"Ah tidak sebagus itu," ucap L malu. Pesanan mereka datang dan Maddie langsung meminum cappuccino frappé nya dan memakan kentang goreng.

"Kau seperti orang kelaparan Mad hahaha" ucap L melihat kentang goreng yang banyak di mulut Mad.

"Aku membutuhkan asupan makanan yang banyak untuk mencerna semua ini" Maddie menunjukan kumpulan soal dari salah satu tumpukan bukunya. L hanya tersenyum dan mengisyaratkan pada Maddie untuk tetap semangat.

"Oh tidak sepertinya aku harus pulang sekarang" ucap Maddie tiba-tiba setelah melihat jam tangannya.

"Kau mau kemana?" Tanya L.

"Aku ada janji dengan Hans jam 7" jawab Maddie sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Aku kan ke flat mu malam ini kalau aku ada yang belum paham. Jangan kau kunci pintumu nanti" tambah Maddie seperti memerintah. L hanya mengangguk untuk mengiyakan ucapan Maddie.

Kini tersisa L dan Max dengan beberapa potongan kentang goreng yang ada di meja tersebut. Keduanya tampak sibuk menekuni bidang mereka masing-masing. Tak ada sepatah kata pun yan terucap dari keduanya.

"Kau masih ingin tetap disini Max?" Tanya L pada lelaki disampingnya. Dibukunya buku yang menutupi wajah Max.

"Ternyata kau tidur dari tadi ya haha" ucap L sambil tertawa melepaskan buku dari wajah Max. L membiarkan beberapa saat dan dia kembali mengerjakan beberapa soal lagi sebelum akhirnya L tak kuat menahan matanya lagi.

"Permisi nona, kami akan segera tutup," suara wanita muda membangunkan L. L segera bangun dan didapati lehernya yang sakit karena tertidur di atas meja. Wanita itu tersenyum kemudian pergi meninggalkan L yang masih mengumpulkan kesadarannya. Dilihatnya jam di ponselnya. Sudah menunjukan pukul 9 malam. Sudah 2 jam dia tertidur di atas meja kafe.

L segera membereskan buku dan alat tulisnya, memasukkannya ke dalam tas. Didapati Max yang masih tertidur pulas di atas kursi kafe. L segera membangunkan Max agar tidak ditegur lagi oleh staff kafe untuk kedua kalinya. Max membuka matanya dan reaksi seperti orang kebingungan yang dia tampakkan saat sudah terbangun. L tak tahan melihat ekspresi Max dan menertawakannya.

Max semakin bingung dan melihat jam tangannya. Max kaget karena dia sadar sudah 3 jam dia tertidur di kafe. Mereka berdua segere bergegas meninggalkan kafe itu karena hari sudah semakin malam bagi mereka yang ada ujian besoknya.

Salju semakin malam semakin turun dengan seringnya. L memakai mantelnya segera setelah keluar dari kafe. Tidak untuk Max, dia hanya menggunakan sweater abu-abu dengan celana jeans andalannya.

"Kau terlihat pulas sekali saat tidur tadi hahaha," ucap L kepada Max.

"Aku tak kuat membaca terlalu lama, bisa tertidur lagi seperti tadi" jawab Max.

"Aku harus belajar malam ini" tambah Max memberikan semangat pada dirinya sendiri. L hanya tersenyum melihat kelakuan temannya itu.

"Kau mau pulang sekarang?" Tanya Max saat melihat L menuju jalanan flatnya. L mengangguk menanggapinya.

"Salju sudah mulai turun, aku perlu segera pulang," jawab L.

"Ayo ku antar, jalanan ke flatmu cukup sepi," tawar Max sambil membukaan pintu penumpang di sebelahnya. L berpikir bahwa memang benar jalanan disana cukup sepi. Tanpa pikir panjang dan merasa dirinya mulai kedinginan, L segera masuk ke mobil Max.

Elléna, are you ok? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang