Tengah malam di suatu rumah minimalis bergaya Jepang pada pintunya, seorang gadis masih membuka netranya lebar. Di kamar yang dihiasi banyak hiasan dinding dan poster berbau Jepang, gadis itu berada. Dipintu kamar gadis itu tertera tulisan "Jangan masuk, jika kau bukan HAN AERIN!"
Aerin masih bermain game online yang ada di ponselnya sambil berbaring nyaman di atas kasurnya. Sesekali ia memekik, "ah, sial. Kalah, lagi!" Seketika gadis itu duduk dan melempar ponselnya asal, "kenapa jago banget sih! Jadi haus kan gara-gara menyumpah serapah terus."
Baru tungkainya dua kali melangkah, ia terdiam. "Tapi, di luar sudah gelap. Eomma dan yang lain pasti sudah tidur. Kalau gelap dan tidak ada orang di luar," Aerin bergidik takut membayangkan hal-hal menyeramkan yang akan terjadi meskipun belum tentu akan terjadi.
Ia pun kembali ke ranjangnya dan memutuskan untuk tidur karena jam di atas nakas menunjukan pukul 12.30 malam.
"Hm, lagi-lagi. Terus saja begitu Aerin-ah." Ia berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk bantalnya kemudian berbaring, mencari posisi nyaman untuk menuju ke alam mimpi.
--
Ayam sudah berkokok dengan riangnya. Bagai mengalunkan lagu suka cita. Tak henti-hentinya lagu itu didendangkan, hingga mentari mulai memunculkan diri di permukaan bumi bagian timur.
Jendela sudah terbuka, sinar mentari mulai menelisik kedua matanya. Namun lelaki berparas tampan, bahkan dalam keadaan terlelap itu belum juga membuka matanya. Ia masih saja menelungkupkan tubuhnya dengan nyaman dan mulutnya yang terbuka.
"Tae, ayo bangun!" Kakaknya, Kim Taera, entah sudah berapa lama ia membangunkan lelaki yang dipanggilnya Tae itu. Segala cara sudah ia lakukan. Menggoyang-goyangkan tubuhnya, memukul bokongnya, mencubit pipinya, dan entahlah semua hal sudah ia coba. Tetapi tak ada yang berhasil.
"Dasar kerbau! Ayolah, Kim Taehyung, bangun!!!" lanjutnya.
"Hmm." Lelaki itu hanya berdeham saja tanpa bergerak sedikit pun.
Ketika hampir muak membangunkan sang adik, terbesit ide cemerlang dalam benak Taera. "Baiklah, Tae. Akan kumandikan kau seperti dulu. Aku mau ambil air dulu. Jangan menyesal kau Tae!"
Dengan secepat kilat, Taera kembali ke kamar Taehyung dengan membawa air seember. Namun, yang terjadi adalah ...
"Untuk apa kau bawa itu ke kamarku?"
... Taehyung sudah menyampiri sebuah handuk putih di lehernya dan berdiri di depan pintu kamar mandinya lalu bergegas masuk sambil cekikikan.
"Ya! Kim Taehyung kampret!" Teriak Taera sebelum akhirnya meninggalkan kamar Taehyung dengan ember yang tadi dibawanya.
Di lantai bawah, Sunmi, ibu Taehyung sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Seperti biasa, menu sarapan di keluarga Kim selalu monoton. Hanya roti dengan nutela atau nasi goreng dengan telur mata sapi dan kerupuk sebagai pendamping. Ya, karena dua makanan itu adalah makanan favorit keluarganya.
"Eomma, besok aku tak mau membangunkan si kerbau itu lagi." ujar Taera dengan raut kesal sambil besidekap.
Sunmi yang sedang menyendokan sepiring nasi goreng untuk sang suami pun menyahut dengan singkat dengan wajah datar yang membuat Taera tambah jengkel, "siapa?"
Gadis itu memutar bola matanya dan semakin jengkel saat melihat si kerbau turun dari tangga dengan wajah sumringah.
"Anyeong yeorobun~"
Jaehwan, ayahnya, memandang Taehyung yang begitu ceria dengan raut heran, "Ini sudah pukul berapa? Apa kamu tidak terlambat, Tae?" Kemudian Jaehwan menyeruput kopinya lagi. Dan Taehyung membelalakan matanya lalu bergegas pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletheia [BTS Oneshot]
Fiksi PenggemarDon't hide, don't cheat. Be brave, show up. A project for celebration and first debut 31 December, 2018 Crownses