Chapter 18

34 1 0
                                    

Pagi hari pun tiba.
Iqbal berangkat sangat pagi,berniat menunggu Emma di sekolahan karena hari ini,Emma akan di antar oleh ayahnya.

"Makasih ayah Echa berangkat dulu" ucap Echa.

"ya udah belajar yang rajin ya sayang"ucap Andre.

"baik ayah,dahh Assalamualaikum"ucap Echa.

"Waalaikumsalam"

Setelah di sekolahan Echa, Andre mengantar Helena dan Emma kesekolahannya,terlihat Helena yang tampak malas,sedangkan Emma yang selalu ceria.

"makasih ayah sudah antarkan Emma kesekolahan"ucap Emma.

"sama sama sayang"ucap Andre.

"ayah jadi berangkat nanti malam sama mamah ke London?"tanya Emma sedih.

"iya sayang,nanti kalo liburan papah akan ajak kalian ke London,jadi kalian harus belajar yang tekun"ucap Andre.

"baik yah,ya udah Emma masuk ya ayah,Assalamualaikum"ucap Emma.

"Waalaikumsalam"ucap Andre.

Sedangkan Helena sudah terlebih dahulu pergi tanpa pamit.

Di depan gerbang sudah terdapat seorang cowok yang sedang menenteng tasnya,tersenyum ke arah Emma.

"tumben baru dateng biasanya aja pagi"ucap Iqbal meremehkan.

"suka suka"balas Emma cuek,lalu pergi dari hadapan Iqbal.

Iqbal tak ingin Emma pergi darinya,oleh karena itu Iqbal mencekal tangan kiri Emma.

"enak aja udah di tungguin malah pergi"ucap Iqbal.

"siapa juga yang minta di tungguin"ucap Emma cuek.

"ya udah gue mending nunggu cewek lain yang lebih hargain gue"ucap Iqbal kesal,lalu melepaskan tangan Emma,membuat Emma bingung.

Niat Emma hanya ingin becanda tetapi Iqbal tak menyukainya dan menganggapnya serius,Emma meraih tangan Iqbal kembali.

"ishh boongan ka,ya udah ayok ke kelas"ajak Emma,tetapi Iqbal hanya diam.

"kenapa?"tanya Emma heran.

"duluan aja"ucap Iqbal datar.

"ishh ngga ah ayok ihh"ucap Emma.

"lo nya juga tadi mau ninggalin gue kan?"tanya Iqbal.

"ihh boongan ka,ishh becanda tau,ngga bisa di ajak becanda si ya"ucap Emma sedih.

"gue juga boongan marah sama lo,ya udah ayok"ajak Iqbal dan membuat Emma tersenyum kembali.

Di sepanjang perjalanan masih sedikit orang yang melihat kemesraan mereka berdua karena masih pagi.

Tak terasa bel masuk pun berbunyi.

Di dalam kelas Emma nampak senang menceritakan tentang Iqbal kepada Adel dan Dinda.

Ekspresi Adel sungguh senang dan penasaran dengan suasana romantis Iqbal,sedangkan Dinda ntah kenapa sepertinya tak bersemangat.

"ah lo enak banget ya di tembak gituan,lah gue sama si glen masa dia bilang gini ma ke gue. 'Del,gue sayang sama lo,lo mau kan jadi pacar gue,lo harus mau,gue ngga mau ada bantahan apalagi penolakan,kalo lo tolak gue,gue hamilin sekarang.' masa dia ngomongnya gitu kan gue ngeri,ya udah kepaksa gue terima dia" ucap Adel.

"berarti ngga cinta dong?"tanya Emma.

"cinta si,tapi ya seengganya romantis dikit napa" ucap Adel kesal.

"itu tandanya dia sayang,aku percaya ko sama ka Glen,andai aja ka Glen bukan sepepu aku mungkin aku udah suka,aku yakin hati ka Iqbal sama baiknya sama ka Glen,aku yakin ka Glen ga akan ngeduain kamu,sama seperti halnya ka Iqbal." ucap Emma.

Better Than BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang