Alda kini sedang menunggu suaminya pulang, sudah pukul tujuh tapi Vino belum juga pulang. Alda duduk menatap televisi di depannya, hingga suara ketukan pintu membuat Alda mengalihkan pandangannya dari layar tv. Alda bergegas membukakan pintu dengan senyum yang merekah di bibirnya.
"Hai mas..." ucapnya, Ia tercengang ternyata bukan Vino melainkan Princess dan wanita paruh baya di sampingnya, yang di yakini Alda adalah mama Princess.
"Mana Vino?" tanya Princess cuek."Mas Vino belum pulang mbak" jawab Alda lembut. "Silahkan masuk dulu mbak, tante." ajak Alda. Mereka berdua mengikuti langkah Alda untuk masuk ke dalam.
Setelah mempersilahkan Princess dan mamanya, kini Alda membuatkan 2 cangkir teh manis untuk tamunya tersebut.
"Silahkan diminum" ucap Alda dengan menaruh kedua cangkir teh yang di buatnya tadi.
"Kamu istrinya Vino?" tanya Silvy yang diangguki oleh Alda.
"Ya tante saya istrinya mas Vino. Oh ya, kalau saya boleh tau. Ada apa mencari mas Vino?" tanya Alda penasaran.
Princess mengeluarkan surat hasil pemeriksaannya tadi beserta testpack di atas meja. Dengan ragu Alda mengambilnya, Alda tercengang membaca surat tersebut. Hatinya terasa nyeri seketika dan air matanya luruh seketika. Sejauh inikah hubungan Princess dengan suaminya.
"Kamu hamil mbak?" tanya Alda terbata.
"Ya, dan ini anak Vino. Suami kamu" jawab Princess dengan bangga.
"Saya harap Vino bertanggung jawab pada putri saya" ucap Silvy tegas pada Alda.
"Pulang aja mah, males ada disini" ujar Princess yang beranjak dari duduknya.
"Kami permisi" ucap Silvy yang diangguki oleh Alda.
Alda tak lagi menunggu Vino, Ia masuk ke kamar dan menenggelamkan kepalanga dalam lututnya. Hatinya sakit sekali mengetahui kenyataan itu. Mana janji Vino kemarin yang tak akan membuatnya menangis. Apa Ia akan siap untuk di madu?.
***
Vino memasuki rumahnya, malam ini sangat sepi. Sekilas Ia melirik 2 cangkir gelas, sepertinya tadi ada tamu.
Vino memasuki kamarnya dan melihat Alda menangis sesenggukan. Ia mendekat pada istrinya dan duduk di pinggiran ranjang.
"Kamu kenapa?" tanya Vino menatap Alda.
Alda mendongak, Vino sudah pulang ternyata. "Kamu jahat mas." jawab Alda yang membuat Vino bingung.
"Aku? kenapa?" tanya Vino balik.
Alda meraih surat dan testpack di atas nakas lalu memberikannya pada suaminya.
"Sejauh itu hubungan kamu sama dia mas? sekarang dia hamil dan itu anak kamu kan?" ucap Alda, Vino hanya diam tak kuasa tuk menjawabnya.
Vino memutar kembali memorinya, satu malam bersama Princess beberapa waktu lalu. Malam yang seharusnya tak Ia lakukan.
"Al, maafin aku." ucap Vino.
"Kamu harus menikahinya mas, kasihan anak yang ada di perut dia lahir tanpa seorang ayah" pinta Alda, Vino tercenung. Terbuat dari apa hati istrinya ini.
"Tapi"
"Kamu gak boleh egois, anak itu butuh kamu mas" ucap Alda lagi.
Vino tak menjawab, Ia lebih memilih masuk ke kamar mandi. Alda hanya bisa menangis dalam diamnya. Baru saja kemarin Ia merasa bahagia namu sekarang kebahagiaan itu lenyap begitu saja.
Vino menatap wajahnya di cermin, begitu seringnya Ia menancapkan luka di hati istrinya. Ia menyesal sekarang, andai dulu Ia bisa menerima Alda dengan ikhlas tak akan ada masalah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Wife (Tamat)
RomanceFollow dulu untuk membaca. Beberapa part di private. Menikah dengan pria karena keinginan ayahnya, dan aku harus meninggalkan pria yang kucintai, saat menikah suamiku sendiri membenciku karena aku dianggap merusak hubunganya dengan kekasihnya... ••...