Unwanted Wife || 19

12.2K 628 12
                                    

Arka membawa mobil dengan kencang, sementara Reyhan memangku kepala Alda. Rey tak diam, Ia segera menghubungi Vino.

"Halo kak" ujar Rey dengan nada panik.

"Halo Rey ada apa?" tanya Vino di seberang sana dengan menandatangi dokumen di depannya.

"Alda pingsan kak, kita lagi otw ke rumah sakit" jawab Reyhan.

"Apa?. RS mana? kakak akan segera nyusul kesana"  ucap Vino dengan panik, dengan cepat Ia meletakkan bolpoin yang tadi di pengangnya.

"Kita bawa ke RS Citra Medika" jawab Rey lagi.

"Ok kakak kesana" ucap Vino.

Reyhan menatap Alda dengan prihatin, ada apa dengan wanita ini hingga pingsan. "Ar, agak cepetan deh. Gue khawatir sama Alda" ucap Rey pada Arka.

"Semoga Alda gak papa" gumam Melda seraya melirik sahabatnya itu.

Kini Alda tengah di tangani dokter, mereka bertiga menunggu dengan cemas. Mereka berharap tak ada yang serius dengan Alda.

"Rey gimana keadaan Alda?" tanya Vino yang begitu sampai di sana. Ia dapat menangkap kecemasan yang mendalam di wajah sepupunya.

"Gue gak tau kak, dokter masih menangani Alda" jawab Reyhan yang menatap pintu di depannya yang tak kunjung terbuka.

Vino diam. Ia menyisir rambutnya frustasi, bukankah tadi pagi keadaan istrinya sangat baik.

'ceklek'

Vino mendekat pada dokter tersebut kala melihat pintu ruangan terbuka.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Vino panik.

"Istri anda tidak apa-apa pak. Dia hanya kecapekan, seharusnya dimasa kehamilan di trimester pertama harus banyak istirahat. Dan jangan terlalu banyak pikiran" jawab dokter Nadin dengan tersenyum kearah Vino.

Vino mencerna ucapan dokter Nadin, Alda hamil? Ia tak salah dengar kan?

"Saya bisa lihat istri saya?" tanya Vino berbinar.

"Silahkan" jawab dokter Nadin.

Mereka berempat masuk ke ruangan Alda. Vino menatap istrinya yang terbaring di atas brankar. Rasa bahagia menyelimuti hatinya, tak lama lagi Ia akan mempunyai dua orang anak sekaligus. Meskipun Ia tak suka pada Princess, tetapi anak yang di kandung Princess tetap anaknya.

Vino memegang tangan Istrinya lalu mencium dengan lama, kebahagiaan itu memuncah seketika.

Rey menatap pasangan suami istri di depannya itu. Jujur, Ia iri dengan apa yang di depannya. Kadang kala Ia bertanya pada dirinya sendiri, apakah wanita itu sudah tak menyimpan rasa untuknya lagi?.

"Lo harus bisa move-on Rey. Harus bisa!" Rey menyemangati dirinya sendiri, hidupnya harus berjalan dan tidak boleh terpaku akan cintanya dulu.

Alda mengerjabkan matanya pelan, rasa pusing itu masih menderanya. Ia melihat suami dan ketiga sahabatnya ada di sini.
"Mas" ucap Alda lirih.

"Ya sayang. Kamu pusing lagi?" tanya Vino begitu mendengar suara lirih istrinya.

Alda menggeleng pelan, Ia tak mau membuat semuanya khawatir. "Nggak kok mas. Aku kenapa kok bisa ada di sini?" tanya Alda mengerdarkan pandangannya di ruangan itu.

"Kamu tadi pingsan. Tadi teman-teman kamu yang bawa kamu kesini" jawab Vino.

Ya, Alda ingat. Ia tadi pingsan saat berada di kantin, perutnya serasa mual dan pusing yang menderanya kuat.

Unwanted Wife (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang