Pagi ini adalah hari di mana pernikahan Vino dan Princess, tak ada keluarga dari pihak Vino kecuali Nada. Alda hanya bisa memasang senyum palsunya, hatinya sakit kala melihat suaminya menikah lagi. Sebelum pernikahan ini terjadi, Vino dan Alda sudah memberi tahu Alma akan pernikahan ini. Alma merasa kecewa dengan apa yang dilakukan Vino dengan putrinya. Namun Ia tak bisa berbuat lebih, karena mau tak mau Vino harus menikahi Princess.
Alda menatap Princess yang tengah bahagia, Ia selalu tersenyum mengejek padanya. Suara 'sah' bergema di seluruh ruangan rumah Princess. Sesekali Alda mengamati mama dan Papa Princess, mereka sama sekali tak melengkungkan bibirnya ke atas. Mungkin papa Princess murka akan apa yang terjadi sekarang ini.
"Sekarang kalian berdua sudah sah sebagai suami istri" ucap penghulu tersebut.
Alda hanya menatap dalam diam, Nada yang tau kakak iparnya diam Ia mengelus bahu Alda untuk menenangkannya.
"Kakak sabar ya, aku tau ini berat untuk kakak." ucap Nada lirih.
"Makasih Nada" balas Alda tersenyum tipis pada adik iparnya.
Setelah tamu undangan pulang, kini tinggal kedua orang tua Princess beserta Vino, Alda dan Nada. Tak ada perbincangan yang begitu mengesankan diantara mereka, hanya keheningan yang senantiasa berada di sana.
"Selamat untuk pernikahan kalian" ucap Alda memeberi selamat pada mereka, meskipun hatinya nyeri kala mengucapkan hal itu. Ia berbicara seolah-olah hanya untuk memecah keheningan diantara mereka.
"Kak kita pulang saja ya, Nada capek kak" ajaknya pada Alda, bukankah mereka datang kesini dengan mobil Vino.
"Nada, tadi kan kita bareng sama kakak kamu" jawab Alda lirih.
"Ya udah kak Vino, ayo pulang sekarang" ucap Nada, Ia merasa malas berada di sini.
"Kalau kalian mau pergi sekarang sih silahkan, gak ada yang nahan juga kok" ucap Princess yang membuat Nada emosi.
"Princess cepat kamu bereskan barang kamu. Kita akan pulang" titah Vino tegas, Princess hanya menurut dan berlalu dari sana.
"Kamu jaga putri saya dengan baik, jangan kamu sakitin dia" ujar Hendra, papa Princess.
"Sebisa mungkin saya akan menjaga istri saya dengan baik" jawab Vino.
"Bagus" ucap Hendra beranjak dari sana.
"Maafin suami saya ya, atas sikap yang tidak mengenakkan" ujar Silvy.
"Nggak papa bu, kita maklumi saja" balas Alda tenang, entah mengapa sedari tadi Silvy merasa tentaram menatap wajah cantik Alda.
***
Princess menginjakkan kakinya di rumah Vino, Ia harus bisa mengusasai Vino dari Alda. Ia akan memanfaatkan janinnya untuk merebut perhatian suaminya itu, Ia tak ingin berbagi dengan Alda.
"Lo bawain koper gue, bawa masuk gih" ucap Princess pada Alda dengan nada bossy.
"Eist, lo siapa nyuruh kak Alda? tangan dan kaki lo masih berfungsi kan?" tanya Nada pada Princess, Ia menghentikan Alda dengan menahan lengan Alda. Nada tak mau jika Alda di rendahkan seperti ini.
"Bukan urusan lo!" ucap Princess.
"Kalian kenapa sih berantem? baru aja sampai rumah! dan kamu, harusnya kamu ambil sendiri itu kan barang kamu" ucap Vino menunjuk Princsss.
"Dengerin tuh. Masuk yuk kak" ucap Nada seraya menggandeng Alda masuk ke rumah dan meninggalkan Princess yang menggerutu sebal di sana.
"Sialan. Lihat saja, kali ini gue ngalah sama kalian. Tapi nanti, ada saatnya gue balas" gumamnya seraya menggeret koper besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Wife (Tamat)
RomanceFollow dulu untuk membaca. Beberapa part di private. Menikah dengan pria karena keinginan ayahnya, dan aku harus meninggalkan pria yang kucintai, saat menikah suamiku sendiri membenciku karena aku dianggap merusak hubunganya dengan kekasihnya... ••...