Unwanted Wife || 29

14K 677 37
                                    

"Jelaskan pada Princess ma!" ucap Princess tajam

"Alda memang anak kandung mama" jawab Silvy, wanita paruh baya itu kembali duduk.

"Jadi Alda saudaranya aku?" tanya Princess dengan nada tak terima. "Aku gak mau punya saudara pelakor seperti dia. Princess benci dia ma!" ucap Princesa dengan nada tinggi.

Silvy diam. Princess dan Alda hanya saudara tiri. Silvy tak rela jika Princess tau jika dirinya bukan ibu kandungnya, karena bagaimanapun juga Ia menyayangi dan menganggap Princess seperti anak kandungnya sendiri.

"Perut kamu?" tanya Silvy menatap perut Princess yang rata.

Princess gelagapan. Apa yang harus ia jawab. "Ke... keguguran ma" ucap Princesa terbata.

"Bukankah kemarin perut kamu membuncit?" tanya Silvy memicing. Ia curiga pada Princess.

"Aku keguguran di trimester pertama. Karena aku gak mau kehilangan Vino, aku terpaksa bohongin kalian." jawab Princess.

"Keterlaluan kamu. Mama gak nyangka kamu bisa berbuat hal seperti ini." ucap Silvy emosi, Ia beranjak dari sana.

***

Alda mengambil tasnya. Ia butuh ibunya, Ia tak sanggup menyimpan semua ini sendirian. Ia butuh tumpuan.

Alda melewati ruang tamu dengan acuh. Ia tak perduli lagi pada Princess. Taksi online yang di pesannya sudah menunggunya di depan.

Taksi online tersebut membawanya ke rumah warung kecil ibunya.

Alda turun dari taksi dan menangis. Mendekat pada Alma dan menangis dalam pelukannya, meluapkan segala kesedihannya.

"Kamu kenapa nak?" tanya Alma bingung, pasalnya putrinya itu datang dan menangis.

"Alda, Alda bertemu dengan ibu kandungku bu. Hiks... bahkan dia menjelaskan padaku mengapa dia membuangku waktu itu."

Alma diam. Akankan putri cantiknya ini akan meninggalkannya setelah bertemu dengan ibu kandungnya.

"Mamanya mbak Princess adalah ibu kandungku. Tapi entah mengapa aku tidak bahagia bu, kenapa rasanya sakit seperti ini" ucap Alda sesenggukan.

Alma tak mampu berkata lagi. Lidahnya kelu saat ini. Dirinya ikut terisak.

"Aku sayang sama ibu, ibu yang sudah membesarkanku hingga besar. Menyayangiku layaknya anak kandung" ucap Alda lagi.

"Kamu jangan nangis lagi nak, kamu harus bisa menghadapinya meskipun pahit rasanya" ucap Alma akhirnya.

***
Silvy duduk bersandar pada kepala ranjang. Pandangan matanya kosong, ia bingung harus berbuat apa.

"Kamu kenapa sayang? kamu lagi sedih?" tanya Dimas, suaminya.

"Mas, aku sudah bertemu dengan anak kandungku" jawab Silvy lirih, Dimas tersenyum bahagia rasanya jika istrinya itu bertemu dengan anak kandungnya.

"Lalu kenapa kamu bersedih?" tanya Dimas lembut.

"Karena dia membenci ku mas," jawab Silvy pelan, kini air matanya menumpuk di pelupuk matanya.

"Siapa dia? mungkin dia masih belum bisa menerima kenyataannya" Dimas menenangkan istrinya itu.

"Dia Alda" jawabnya. Dimas diam, sempit sekali dunia ini.

"Jadi, Alda anak kamu?"

"Ya, dia anakku" jawab Silvy.

"Bagaimana bisa?" tanya Dimas.

"Tanda lahir itu mas. Aku yakin jika Alda adalah anak kandungku. Dan rasa nyaman itu datang kala aku menatap matanya" ucap Silvy mengingat mata hitam legam milik Alda.

Unwanted Wife (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang