Alda dan Vino dengan cepat menuju rumah sakit. Vano begitu khawatir dengan keadaan istri keduanya.
"Kamu harus yakin mas, jika mbak Princess baik-baik saja" ucap Alda mengelus punggung suaminya lembut.
"Tapi Princess kritis Al" ucap Vino menunduk. Dirinya dirundung serba salah.
"Bagaimana keadaan anak saya" ucap Dimas yang baru saja sampai.
"Princess kritis pa" jawab Vino lirih.
"Astaghfirullah" Silvy membekap mulutnya syok.
"Bagaimana bisa anak saya kecelakaan?"
"Princess mabuk bersama kedua temannya. Mobil yang di kendarai mereka menabrak pohon besar dan Princess yang menyetirnya" jawab Vino, dirinya tau karena ada saksi mata yang membawa istrinya kesini.
"Cindy dan Lolita?"
"Iya, mereka sudah berada di ruang rawat ma" jawab Vino.
Alda diam, Ia juga sedih melihat Princess seperti ini.
***
Keadaan Princess berangsur membaik, Ia sudah dipindahkan ke ruang rawat. Alda senantiasa menjaga Princess, Ia juga khawatir dengan madunya itu."Bangunlah mbak, kami disini menunggumu" Alda mengajak Princess berbicara, bahkan tangan Alda menggenggam tangan Princess yang tanpa selang infus.
"Kami menunggumu sadar. Kasihan papa mbak yang sedih, mama juga sedih mbak. Semua menunggu mbak sadar" ucap Alda lagi.
Alda memandang wajah pucat yang terlelap itu, tersebit rasa bersalah dihatinya. Mengapa serumit ini masalah yang harus dihadapi.
Alda terlelap disisi Princess, disini Ia di percaya untuk menjaga Princess.
Princess mengerjabkan matanya pelan, mengumpulkan pencahayaan yang masuk ke matanya. Hal pertama yang Ia lihat adalah ruangan serba putih dan bau obat-obatan yang khas menguar di indera penciumannya.
Ia melihat Alda yang duduk dan tidur dengan kepala di brankar, bahkan tangan Alda menggenggam tangannya.
"Kenapa kamu baik sama aku Al? Aku sudah terlalu menyakitimu" gumam Princess lirih.
"Harusnya kamu senang dengan keadaanku ini, bukan malah menemaniku seperti ini" gumamnya lagi menatap rambut hitam Alda.
Princess merasa bersalah pada wanita hamil di depannya ini, sikapnya selama ini pada Alda sangatlah jahat, Ia merasa seperti setan saja.
"Aku akan pergi dari hidup kalian. Aku juga sudah lelah dengan pernikahannku sendiri, aku sadar. Disini aku yang salah, harusnya aku yang mundur karena kamu memang jodohnya Vino." gumamnya panjang, bahkan air matanya meleleh.
Alda terusik, Ia membenarkan duduknya dan mengucek matanya pelan. Ia melihat Princess yang membuka matanya membuat Alda senang bukan kepalang.
"Mbak sudah sadar. Alhamdulillah" ucap Alda senang.
"Mbak menangis? mana yang sakit mbak?" ucap Alda khawatir. Alda beranjak dari sana namun tangannya di tarik pelan oleh Princess.
Princess menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja Al" ucap Princess lembut, inilah kali pertama Alda mendengar suara lembut princess.
Alda kembali duduk, Ia meraih gelas berisi air bening itu lalu diberikannya pada Princess. Ibu hamil itu tahu jika Princess haus.
"Terima kasih Al" ucap Princess tersenyum. Alda mengangguk.
Alda meraih ponselnya lalu menghubungi Silvy. Pasti ibu kandungnya itu juga senang jika tahu Princess sudah sadar.
"Assalamualaikum ma, mbak Princess sudah sadar" ucap Alda tersenyum, Ia lega akhirnya keadaan Princess sudah lebih baik dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Wife (Tamat)
Любовные романыFollow dulu untuk membaca. Beberapa part di private. Menikah dengan pria karena keinginan ayahnya, dan aku harus meninggalkan pria yang kucintai, saat menikah suamiku sendiri membenciku karena aku dianggap merusak hubunganya dengan kekasihnya... ••...