Unwanted Wife || 22

12.2K 596 17
                                    

Princess melihat Alda yang dipeluk erat oleh Vino dari balik pintu, Ia merasa amat kesal. Vino percaya pada Alda dan Ia gagal memfitnah Alda. Princess nampak berpikir keras, cara apa agar Vino membenci Alda.

"Sayang, bantu mama untuk menyingkirkan benalu itu ya" ucap Princess dengan mengelus pelan perutnya. Tak lupa seringai sinis menghiasi wajahnya.

Princess tak rela jika Vino lebih menyayangi Alda dari pada dirinya. Ia akan melakukan sesuatu untuk menyingkirkan Alda dari sini. Princess meninggalkan mereka berdua yang tegah berpelukan mesra.

***

Pagi ini, Alda sudah menyiapkan sarapan kesukaan suaminya. Meskipun itu dibantu oleh bi Wati. Alda cukup senang adanya bi Wati disini, Ia mendapatkan teman untuk berbagi cerita.

"Makasih ya bi, udah bantuin Alda" ucap Alda tersenyum lembut.

"Sama-sama non, bibi seneng bisa bantuin non" ucap bi Wati, Ia bersyukur mendapatkan majikan baik selain kedua orang tua Vino.

"Alda panggil mas Vino dulu ya bi" Alda beranjak dari sana, Ia melangkahkan kakinya menuju kamar.

Kosong.
Ranjang nampak kosong, Ia tak melihat adanya Vino disana. Namun, Ia mendengar suara gemercik air berjatuhan dari kamar mandi.

Alda merapikan ranjangnya. Ia menempatkan kembali ketempat asalnya. Setelah itu, Alda menyiapkan baju untuk Vino.

"Mas, aku tunggu dibawah" ucap Alda didepan pintu kamar mandi.

"Iya sayang" jawab Vino dari dalam.

Alda kembali menuruni tangga menuju meja makan. Ia membuka pesan chat grup kelasnya, semua temannya nampak sibuk dengan tugas yang belum selesai. Alda tersenyum tipis, untung saja kemarin Ia lembur menyelesaikan tugasnya tersebut.

"Pagi sayang" ucap Vino lembut dengan mengecup singkat pipi Alda

"Pagi juga mas" balas Alda tersenyum.

"Bi, tolong bangunkan mbak Princess. Bilang untuk sarapan" ucap Alda yang diangguki oleh bi Wati.

"Kamu peduli sama dia?" tanya Vino heran. Tetap saja baik pada Princess.

Alda mengangguk, untuk apa Ia membenci wanita itu toh tak ada gunanya juga baginya.

"Hm, iya. Mbak Princess kan juga hamil" jawab Alda.

"Oh ya, nanti kamu check up kandungan kamu kan?" tanya Vino lagi.

"Oh iya mas. Aku lupa kalau hari ini aku harus check up"

"Nanti aku antar ya" ucap Vino.

"Kalau aku menurut aku sih, biar aku sendiri saja. Nanti sepulang kuliah sekalian periksa sama Melda" ucap Alda setelah menelan makanannya.

"No. Pokoknya nanti kamu aku jemput! aku mau tau perkembangan anak kita. Titik!" ucap Vino dengan nada tegas, tidak ada penolakan dari istrinya.

Alda mendesah pasrah "Hm.. oke mas" ucap Alda akhirnya.

Vino melirik jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Berangkat yuk sayang" ucap Vino setelah membersihkan mulutnya dengan tisu.

"Hm, iya mas. Ayo" ucap Alda, tak lupa Alda meneguk segelas susu hamilnya.

Princess melihat datar kepergian Vino dan Alda. Ia benci dengan suasana ini. Ia benci Alda dan Ia kesal dengan Vino.

***

Pukul 11.00

Alda sudah keluar dari kelasnya, lebih tepatnya Ia menunggu di lobi. Sebelumnya tadi, Ia sudah membuat janji dengan dokter yang menangani kandungannya. Dokter Andin.

Unwanted Wife (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang