Chapter 1

2.5K 103 2
                                    

"MARK"

Seseorang yang dipanggil hanya bisa mendengus saat mendengar teriakan seseorang, dia membalikkan badanya dan melihat sahabatnya tengah berlari ke arahnya.

"Jangan berteriak Jie, kau mengganggu yang lain" ucap Mark pada temannya. Sedangkan Jie atau nama lengkapnya Park Jinyoung hanya meringis mendengar perkataan  sahabatnya.

"Mianhae Mark, habisnya aku sudah memanggilmu daritadi tapi kau tidak mendengarnya".

"Memangnya ada apa kau memanggilku?".

"Aku hanya ingin menanyakan tentang tugas dari Kim saem" jawab Jinyoung.

Tanpa banyak bicara, Mark menyerahkan bukunya. Dia tau kalau sahabatnya itu pasti belum mengerjakan tugasnya. Mark sudah biasa dengan ini.

"Gomawo Mark, kau memang sahabatku yang paling baik" ucap Jinyoung. Dia segera menyalin tugas Mark, ini sudah menjadi kebiasaan Jinyoung jika di sekolah. Bukannya dia tidak pernah mengerjakan tugasnya hanya saja dia tidak begitu mengerti dengan tugasnya kali ini. Jinyoung bukan Mark yang pandai dalam semua pelajaran.

Mark dan Jinyoung merupakan siswa dari JYP HIGH SCHOOL dimana sekolah itu merupakan salah satu sekolah elit di Seoul, hanya orang dari kalangan atas yang bisa bersekolah disana.

Seperti Jinyoung yang merupakan pewaris dari Park Corp, namun berbeda dengan Jinyoung, Mark hanya seorang murid beasiswa. Dia mengandalkan kepintaran yang dia miliki untuk bisa bersekolah disini. Mark hanya anak yatim piatu yang dari kecil tinggal di panti asuhan.

Mark tidak pernah mengenal siapa kedua orang tuannya, dia juga tidak tau kenapa orang tuannya meninggalkanya di panti asuhan. Mark bersyukur walau dia tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya, namun dia selalu di kelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya, salah satunya Jinyoung. Sahabatnya itu mau berteman dengan dirinya tanpa memandang status mereka.

Skip......

Sementara itu di sebuah rumah mewah yang terletak di Gangnam, salah satu kawasan elit yang ada di Seoul. Saat ini terjadi keributan yang disebabkan oleh sang nyonya rumah.

"Mom, aku mohon tenanglah" ucap namja yang lebih muda. "Kim ahjumma tolong hubungi daddy, bilang kalau mommy kambuh lagi!" tambahnya.

Sang maid segera melaksanakan perintah tuan mudanya, dia segera menghubungi tuan besarnya agar bisa segera pulang dari kantor.

"Bumie, mana Yi Eun mommy? Tadi dia ada disini sama mommy, tapi kenapa sekarang tidak ada? Mana dongsaengmu Bumie, bilang pada mommy! Mommy ingin memeluk Yi Eun" ucap seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik.

"Tenanglah mom, Jaebumie mohon mommy tenang. Disini tidak ada Yi Eun mom, tidak ada dongsaeng Bumie disini" jawab Jaebum.

"Tidak Bumie, tadi Yi Eun ada disini. Dongsaengmu sedang tidur tadi, dia tidur disamping mommy. Tapi sekarang dia tidak ada. Dimana Yi Eun, dimana putra mommy?".

Jaebum hanya bisa menatap sendu ke arah mommynya, sudah sering sang mommy seperti ini. Ini sudah terjadi sejak hilangnya sang dongsaeng. Lima belas tahun yang lalu mommynya melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Yi Eun Tuan namun sang dongsaeng hilang saat diajak mommy nya jalan-jalan di taman. Sampai sekarang dongsaengnya belum ditemukan, hingga membuat psikis mommynya terganggu.

Jaebum dan daddy nya sudah berusaha mencari keberadaan sang dongsaeng, tapi sampai sekarang mereka belum juga menemukan petunjuk tentang keberadaan maknae mereka. Jaebum hanya bisa memeluk sang mommy dan memberikan kata-kata yang menenangkan, hanya ini yang bisa Jaebum lakukan jika sang mommy kambuh.

🍁HAPPINESS🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang