Sore harinya Mark sadar dari pingsanya, walau keadaannya masih lemah namun Mark sudah harus mendengarkan omelan mommynya.
Mark hanya bisa meringis mendengar mommynya yang terus mengomeli dirinya, di tahu jika dirinya salah tapi Mark melakukan itu karena dia tidak ingin membuat keluarganya khawatir padanya terutama sang mommy.
Kris yang melihatnya hanya dapat menggelengkan kepalanya. Istrinya itu benar-benar, bukannya menanyakan keadaan Mark malah mengomeli putranya seperti itu.
"Kau mengerti apa yang mommy katakan Mark?" tanya Jessica setelah dia puas mengomeli putra bungsunya itu.
"Aku mengerti mom" Mark lega mommynya sudah selesai mengomel, telinganya hampir panas karena mommynya terus mengomel tanpa berhenti.
"Bagus,,,, jika kau mengulanginya lagi mommy akan marah padamu" ancam Jessica.
Mark bergedik ngeri mendengar ancaman mommynya. Mommynya yang sedang marah adalah hal yang paling dihindari oleh Mark.
Pernah sekali mommynya marah karena dia tidak menepati janjinya hingga mommynya mendiamkan dirinya selama tiga hari, hingga akhirnya mommynya mau memaafkanya asalkan dia berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Sejak saat itu Mark berusaha tidak membuat mommynya marah, karena Mark paling tidak bisa jika mommynya mendiamkan dirinya walau hanya satu hari.
"Sudahlah sekarang mommy akan membuatkanmu bubur dulu, kau harus segera minum obat dari samchonmu" setelah mengatakan hal itu Jessica langsung keluar dari kamar putranya.
Sekarang hanya tinggal Kris yang ada disana, dia mendekati ranjang putranya lalu duduk sambil memegang tangan Mark.
"Bagaimana keadaanmu sayang? Maafkan mommymu karena sudah mengomelimu" ucap Kris.
"Gwenchana dad, aku mengerti kenapa mommy mengomel seperti itu. Aku justru bersyukur mommy hanya mengomel, jika mommy sampai mendiamkanku seperti waktu itu, aku tidak tahu harus melakukan apa" jawab Mark lemah.
"Kenapa kau menyembunyikan kesakitanmu Mark? Samchonmu bilang jika akhir-akhir ini penyakitmu sering kambuh, tapi kami tidak mengetahuinya. Mommymu sangat sedih mendengar hal itu".
Mark menunduk mendengar ucapan daddynya. Lagi-lagi dia membuat sang mommy khawatir, inilah alasan kenapa dia menyembunyikan sakitnya, karena memang Mark tidak ingin melihat raut khawatir di wajah mommy dan keluarganya.
"Mianhae dad, aku hanya tidak ingin membuat kalian khawatir".
"Kami akan lebih khawatir jika kau tidak mengatakan apa-apa, lalu tiba-tiba kau colaps seperti ini. Daddy ingin kau jujur jika kau sakit katakan sakit, daddy tidak mau lagi mendengar alasan seperti itu. Kami otang tuamu nak, kami berhak mengetahui kondisimu".
"Mianhae dad, aku hanya bisa menyusahkan kalian saja. Aku hanya menjadi beban di keluarga ini, seharusnya aku pergi dari sini saja jika hidupku hanya menyusahkan kalian saja".
Kris terkejut mendengar ucapan Mark, dia tidak menyangka jika Mark akan berpikiran seperti itu. Kris maupun Jessica tidak pernah menganggap Mark menjadi beban dalam keluarganya. Mark itu anak mereka, tidak peduli Mark hanya anak angkat di keluarga besarnya. Baginya Mark itu sama seperti Jaebum, sama-sama putra mereka, putra dari Kris Tuan dan Jessica Jung.
"Jangan bicara seperti itu Mark, daddy tidak pernah berpikir jika kau itu beban di keluarga ini. Kau itu putra daddy dan mommy Mark, sudah seharusnya kami merawat dan menjagamu".
"Tapi dad aku bukan,,,,,," belum selesai berbicara Kris langsung memotong ucapan putranya.
"Anak kandung?" Mark hanya mengangguk. "Daddy tahu Mark, tapi apa hanya karena status itu hingga kau tidak jujur pada mommy dan daddy tentang sakitmu? Kau harus tau Mark saat kau menginjakkan kakimu lagi dirumah ini, sejak saat itu juga kau menjadi Mark Tuan bukan Mark Lee lagi" ucap Kris tegas, dia tidak mau jika anaknya masih saja mempermasalahkan tentang statusnya yang hanya anak angkat di rumah ini. Karena baginya Mark lebih dari anak angkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁HAPPINESS🍁
Short StoryBisakah Mark mendapatkan kebahagiaan yang selama ini dia impikan?