Chapter 17

831 53 15
                                    

Setelah makan siang, Jessica berniat untuk kembali ke kamar putra bungsunya tapi urung karena eommanya ingin berbicara kembali dengan dirinya dan sang suami.

"Ada apa lagi eomma? Jika eomma masih ingin aku mengusir Mark dari rumah ini, aku minta maaf eomma, aku tidak bisa mengabulkan permintaan eomma" ucap Jessica dingin.

"Apa seperti ini caramu berbicara pada eomma? Apa karena kehadiran anak itu hingga kau berani melawan eommamu sendiri" jawab Boa tidak kalah dinginnya. Boa semakin membenci Mark kerena menurutnya, Mark yang membuat putrinya jadi pembangkang seperti ini.

"Eomma jangan menyalahkan Mark, dia tidak bersalah sama sekali. Putraku bukan orang yang seperti itu, putraku adalah anak yang sangat baik dan tulus. Bahkan berkat dirinya putri eomma ini bisa seperti ini. Apa eomma tahu apa yang aku lakukan selama ini sebelum aku bertemu dengan Mark? Putrimu ini hanya menangisi putranya yang hilang karena kebodohannya".

"Sudahlah Boa, biarkan Sica dan Kris merawat Mark. Mungkin dengan hadirnya Mark bisa membuat rasa bersalah mereka pada Yi Eun sedikit berkurang. Aku bisa melihat ketulusan dalam diri Mark" Yunho berusaha membujuk istrinya agar mau menerima kehadiran Mark.

"Kau diam saja yeobo, sampai kapanpun aku tidak akan menerima anak itu menjadi bagian dari keluarga kita. Aku tidak mau ada anak yang tidak jelas asal usulnya tinggal bersama dengan kita. Bisa saja anak itu dibuang keluarganya karena tidak mau mempunyai anak yang lemah seperti anak itu atau mungkin dia anak dari hasil hubungan gelap kedua orang tuannya".

"EOMMA...."teriak Jessica, dia sudah tidak bisa menahan amarahnya mendengar ucapan eommanya tentang Mark. Eommanya sudah sangat keterlaluan.

"Kau sudah berani berteriak pada eomma? Hanya karena anak tidak tahu diri itu?" Boa juga sama marahnya dengan Jessica.

"Maafkan aku eomma, tapi eomma sudah sangat keterlaluan. Bagaimana eomma bisa mengucapkan hal seperti itu tentang Mark dan keluarganya. Bisa eomma bayangkan anak seusia Mark sudah bekerja untuk memenuhi kebutuhanya, disaat anak seusianya hanya bisa menghabiskan uang kedua orang tua mereka, tapi Mark tidak eomma, putraku tidak seperti itu. Bahkan Mark sempat menolak permintaan ku eomma, dia menolak untuk menjadi bagian dari keluarga ini hanya karena dia merasa dirinya tidak sebanding dengan keluarga kita. Bisakah eomma bayangkan lagi, anak seusia Mark sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini untuk dijadikanya tempat untuk berkeluh kesah. Apakah eomma bisa membayangkan jika Yi Eun yang mengalami hal ini, apa eomma masih bisa berkata seperti ini?".

Boa langsung terdiam mendengar ucapan Jessica, dia bisa merasakan kesakitan yang dirasakan oleh putrinya saat dia menghina Mark yang notabenya bukan siapa-siapa di keluarganya. Bukan hanya Boa, tapi semua orang yang ada disitu juga ikut terdiam.

Mereka masih terdiam sampai sebuah suara yang lemah memanggil Jessica.

"Mom...my" ternyata Mark yang memanggil Jessica dengan suara lemahnya. Jessica terkejut melihat putranya sedang menuruni anak tangga dengan tangan yang berpegangan pada tralis tangga.

Jaebum yang melihat langkah dongsaengnya yang sangat lemah, segera beranjak dari duduknya lalu menghampiri sang dongsaeng dan membantunya berjalan.

"Kenapa aku turun sayang? Kau belum sembuh benar" ucap Jessica sambil mengelap keringat di wajah pucat putranya.

"Aku ingin bicara dengan mommy dan semuanya" jawab Mark dengan lirih, dia masih merasa sangat lemas namun ia memaksakan dirinya untuk bertemu dengan mommynya.

"Memangnya apa yang ingin kau bicarakan sayang? Kita bisa membicarakannya nanti jika keadaanmu sudah membaik, mommy tidak ingin melihatmu drop lagi".

🍁HAPPINESS🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang