Chapter 29

791 43 2
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama dua jam, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Jaebum sampai di villa milik daddynya.

Mata Mark berbinar melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Halaman yang luas dengan pepohonan yang rimbun menambah ke asrian villa tersebut.

Mark jadi tidak sabar untuk mengunjungi tempat-tempat indah lainnya yang ada di sekitar villa daddynya.

Sementara Mark tengah terpesona dengan pemandangan yang ada di sekitar villa, Jaebum justru sibuk mengeluarkan barang-barang mereka selama berlibur disini.

Setelah selesai, Jaebum mengajak dongsaengnya itu untuk masuk ke dalam. Sama seperti tadi, Mark kembali terpesona dengan keadaan di dalam villa.

Villa daddynya terlihat sangat mewah dan elegan, banyak guci-guci besar yang berdiri di setiap sudut ruangan. Bahkan Mark sangsi jika ini sebuah villa, dia merasa villa ini tak ubahnya seperti mansion Tuan yang berada di Seoul.

Jaebum hanya tersenyum melihat reaksi dongsaengnya. Jaebum memaklumi sikap Mark ini, karena memang keluarganya tidak pernah mengajak Mark kemari. Biasanya jika sedang libur sekolah atau kuliah, orang tuannya mengajak mereka mengunjungi kakek dan nenek nya yng ada di Amerika.

"Hyung apa kau yakin jika ini sebuah villa? Ini lebih seperti sebuah mansion" ucap Mark dengan berbinar.

Jaebum mengusap rambut dongsaengnya. "Ini memang villa saeng, daddy sengaja membangunya seperti ini karena ingin menghadiahkannya pada mommy. Saat itu mommy sedang mengandung Yi Eun" jawabnya.

Mark mengangguk mendengar jawaban hyungnya, walau di dalam hatinya Mark merasa tidak pantas menikmati semua kasih sayang dan kemewahan yang selama ini dia rasakan. Yi Eun lebih berhak menikmati ini semua dibanding dirinya. Namun dia tidak tahu suratan takdir apa yang telah Tuhan tuliskan unyuknya.

"Kenapa kau jadi diam Mark? Apa aku merasa lelah? Jika iya hyung akan mengantarmu ke kamar?".

"Gwenchana hyung, aku hanya berpikir betapa beruntungnya diriku bisa menikmati semua ini. Padahal aku tidak berhak untuk menikmatinya".

"Apa maksudmu Mark? Siapa yang bilang kau tidak berhak untuk menikmatinya? Kau putra daddy dan mommy, kau juga dongsaengku, jadi sudah sepantasnya jika kau menikmati semua ini".

"Tapi hyung aku bukan adik kandungmu, aku juga bukan anak kandung mommy dan daddy. Aku jadi merasa bersalah dengan Yi Eun. Dia yang sepantasnya menikmati semua ini".

Jaebum menghela nafasnya sedikit kasar setelah mendengar perkataan Mark. Dia tidak suka jika Mark mulai berbicara seperti itu, apalagi jika Mark sudah mengungkit tentang dirinya yang merupakan putra angkat keluarga Tuan.

Dirinya dan kedua orang tuannya tidak pernah berpikir Mark bukan bagian dari keluarga mereka. Walaupun tidak ada hubungan darah diantara mereka, namun Mark sudah menempati tempat spesial dihatinya dan keluarganya, bahkan halmonie nya yang sebelumnya membencinya, balik menyayangi Mark sama besarnya dengan dirinya.

"Mark, dengarkan hyung!" Jaebum menangkup wajah Mark agar mau menatapnya. "Jangan pernah bicara lagi jika aku tidak pantas untuk menikmati semua ini. Walau kita tidak mempunyai hubungan darah, tapi kau tetap dongsaeng hyung, putra dari mommy dan daddy. Namun jika Yi Eun yang kau takutkan, kau tenang saja saeng dia pasti juga akan bahagia jika melihatmu" lanjutnya.

Mark terharu mendengar ucapan hyungnya. Selama ini dia memendam perasaan tidak enaknya karena sudah mendapatkan semua hal dari keluarganya, yang bahkan putra bungsu mereka belum tentu merasakannya saat ini.

Mark melepaskan tangan Jaebum yang ada dipipinya, lalu memeluk erat tubuh hyung nya itu" Aku menyayangimu hyung" ucapnya.

Jaebun tersenyum mendapatkan pelukan dari dongsaengnya, dia membalas tidak kalah eratnya.

🍁HAPPINESS🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang