Pagi harinya Mark terbangun dengan badan yang lebih segar. Lemas yang kemarin dirasakanya kini sudah tidak dia rasakan lagi.
Setelah bersiap, Mark turun ke bawah untuk menikmati sarapan dengan keluarganya. Bisa dia lihat jika semua keluarganya sudah berkumpul disana.
Mark duduk, lalu langsung memakan semua makanan yang sudah diambilkan oleh mommynya. Sarapan kili ini terasa lebih hangat karena kehadiran orang tua Kris di tengah-tengah mereka.
Tidak seperti biasanya, Mark menyelesaikan sarapannya dengan cepat. Dia tidak ingin melewatkan setiap jam waktu yang dia punya untuk bertenu dengan Jinyoung, sahabat yang selama ini dia rindukan tapi sekarang, sahabatnya itu sedang marah pada dirinya.
Mark beranjak dari duduknya, lalu memberikan ciuman pada semua keluarganya setelah itu pergi dari ruang makan.
"Hati-hati sayang" teriak Jessica yang dijawab Mark dengan tanganya yang membentuk tanda ok.
Mark bergegas mencari Lee ahjussi agar segera mengantarnya ke kampus. Setelah menemukan Lee ahjussi, Mark segera mengajak sopir keluarganya itu untuk pergi mengantarnya.
Sepanjang perjalanan tidak hentinya Mark tersenyum, Lee ahjussi yang melihatnya juga ikut tersenyum. Dia bisa merasakan jika tuan muda bungsunya sedang bahagia sekarang.
Walau tadi dia sempat heran saat tuan mudanya memintanya untuk mengantarkan dirinya ke kampus dengan riangnya. Karena selama ini yang dia tahu, tuan mudanya sangat susah bila disuruh ke kampus dengan dirinya yang mengantar. Tuan mudanya itu lebih memilih naik bus daripada diantar olehnya.
Kampus masih terlihat sepi, belum banyak mahasiswa yang datang, maklum saja jam masih menunjukkan pukul 8 pagi. Mark sengaja berangkat sepagi ini karena ingin menemui Jinyoung, sahabatnya itu terbiasa berangkat pagi sejak dulu.
Di kelasnya Mark hanya melihat beberapa temannya yang sudah datang, dia langsung duduk di tempatnya, lalu mengeluarkan bukunya sambil menunggu kedatangan Jinyoung.
Lima belas menit kemudian, orang yang ditunggu oleh Mark pun tiba. Jinyoung masuk ke kelas dengan senyum yang terus tersungging di wajahnya. Mark yang melihatnya pun ikut tersenyum, sudah lama sekali dia tidak melihat senyuman itu lagi sejak dua tahun yang lalu.
Mark meletakkan bukunya, lalu berjalan ke arah tempat duduk Jinyoung.
"Pagi Jie" sapa Mark sambil tersenyum sangat manis pada sahabatnya itu.
Namun sapaan Mark tidak terbalas, Jinyoung hanya memalingkan wajahnya, dia tidak mau memandang atau menjawab sapaan dari Mark. Mark yang melihatnya hanya tersenyum maklum, dia mengerti jika Jinyoung masih marah padanya, dia tidak boleh menyerah untuk meluluhkan hati sahabatnya.
Mendapat perlakuan seperti itu dari Jinyoung bukannya pergi, Mark malah duduk di samping sahabatnya sambil memandang wajah serius Jinyoung yang sedang membaca bukunya.
Jinyoung yang awalnya tidak peduli dengan kehadiran Mark, lama-lama merasa risih juga saat melihat disampingnya Mark tengah tersenyum lebar ke arahnya. Apa Mark tidak akan takut jika bibirnya robek karena tersenyum selebar itu.
Dengan kasar Jinyoung menutup bukunya lalu memandang tajam ke arah Mark. Mark yang mendapat tatapan itu bukannya takut malah tersenyum pada Jinyoung. Mark merasa senang karena akhirnya sahabatnya mau menatap ke arahnya, walau bukan tatapan bersahabat yang dia dapatkan.
"Bisakah kau pergi dari sini" ucap Jinyoung dengan nada dingin.
"Kenapa aku harus pergi Jie? Aku kan ingin berdekatan dengan sahabatku" jawab Mark.
"Pertama aku bukan sahabatmu lagi, yang kedua aku risih melihatmu ada disekitarku dan yang terakhir aku membencimu".
Dengan tersenyum Mark menjawab ucapan Jinyoung "Dengar ya Jie, pertama aku ini sahabatmu sampai kapanpun hal itu tidak akan berubah. Yang kedua, aku akan tetap berada di sekitarmu selama aku masih bisa melihatmu dan yang terakhir aku menyayangimu Jie, sangat menyayangimu".
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁HAPPINESS🍁
Historia CortaBisakah Mark mendapatkan kebahagiaan yang selama ini dia impikan?