8. Cokelat

8.6K 535 13
                                    

Azhar dan Brian datang menghampiri Dio yang tengah sarapan nasi goreng di kantin bersama Candra. Mereka berdua langsung duduk dengan napas yang masih tersengal-sengal karena berlari kencang dari parkiran menuju kantin.

"Kenapa lo berdua? Abis dikejar Bu Yanti? Apa Pak Suga?" tanya Candra menatap kedua sahabatnya itu sekilas.

"Bu-bukan." jawab Azhar dengan tangan memegang dada, mencoba mengatur napasnya.

"Terus?"

"Ini lebih penting dari itu, Can!" sahut Brian.

"Apaan emang?"

"Bentar gue napas dulu."

"Coba, tarik napas..." perintah Candra yang langsung diikuti oleh kedua cowok itu.

"Buang..." keduanya menghembuskan napas secara perlahan.

"Ulangi lagi."

"Tarik... Buang..."

"Udah bisa napas adik-adik?"

"Bisa, Kak."

"Yaudah, lanjut."

"Tadi gue sama Azhar liat si Cupu lagi ngobrol berdua sama Raya di parkiran."

Dio yang sedari tadi fokus memakan nasi gorengnya, langsung mendongak. Ia menatap Brian dengan raut wajah tak percaya.

"Serius lo?" tanya Dio.

"Kalo nggak percaya tanya aja sama dia." Brian menunjuk Azhar dengan dagunya.

"Serius, Yo. Malah Raya ngasih cokelat yang dihias pake pita warna pink ke si Cupu." tutur Azhar.

"Cokelatnya dua lagi." tambah Brian.

"Makin menjadi aja Abang Raya." sahut Candra menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Lagian lo nggak curiga, Yo? Akhir-akhir ini Raya kan emang deket sama si Cupu."

"Bener. Kemarin kita juga liat mereka lagi ngobrol berdua di perpustakaan." timpal Azhar sambil mengunyah sosis goreng yang ia ambil dari bekal makan milik Dio.

Dio terdiam sejenak mendengar penuturan dari kedua sahabatnya itu. Ia memang sedikit curiga pada Vira dan Raya. Sejak mereka mengobrol di lapangan seminggu yang lalu, sikap Raya kini berubah drastis pada Vira.

Entah apa yang mereka berdua bicarakan, tapi Vira sama sekali tak ingin memberi tahu. Seolah keduanya tengah menyimpan rahasia padanya.

"Lo nggak tau kenapa mereka bisa deket?" tanya Dio pada Candra. Karena di antara mereka berempat, Candra lah yang selalu mendengarkan curhatan Raya.

"Enggak, Yo. Gue nggak tau apa-apa. Raya nggak mau cerita sama gue, dia juga suka ngehindar kalo ditanya lagi deket sama siapa."

"Jangan bohong lo, Can."

"Nggak bohong gue!"

"Berarti emang ada yang ditutupin sama Raya." pungkas Brian.

Cross the Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang