37. Rencana Gagal

1.6K 171 29
                                    

Bukan UKS seperti pagi tadi, kini ketiga cowok tampan itu sedang berada di ruang piket. Mereka tengah menunggu rencana yang akan dilakukan oleh Dio.

"Lo mau ngapain lagi sih?" tanya Azhar malas dengan rencana yang akan dibuat Dio, karena dirinya tahu apapun rencana yang dibuat oleh cowok itu pasti akan menimbulkan masalah.

"Dio mau bikin kejutan buat sang pacar. Iya kan Yo?" sahut Candra menyenggol lengan Dio yang berada di sampingnya.

"Liat aja nanti!"

"Kejutan apaan? Kenapa juga harus di ruang piket?" tanya Brian menatap Candra.

"Ntah." Candra mengedikkan kedua bahunya.

"Ntar kalo ada pak Jajang gimana? Mana tadi kita kabur lagi pas dihukum." tambah Azhar takut jika nanti mereka ketahuan lalu pak Jajang akan menambah hukuman yang lebih berat dibanding dengan membersihkan toilet.

"Nggak bakal, guru-guru sekarang lagi mulai rapat!" jawab cowok itu santai seolah sekolah ini benar-benar ada dibawah naungannya.

"Tapi kalo pak Jajang tetep jaga ruang piket gimana?"

"Nggak bakal hyung, percaya aja sama Dio!" jawab Candra meyakinkan.

Di saat semua sedang fokus dengan handphone masing-masing dan Dio sibuk mengotak-atik peralatan yang berada di sana, tiba-tiba pintu ruang piket terbuka dan tampaklah pria berbaju dinas lengkap dengan kopiah hitam itu.

"Astagfirullah kalian ini lagi ngapain?!" ucap Pak Jajang terkejut dengan keberadaan empat murid biadabnya ini.

"Mampus kan!" lirih Azhar menatap Dio.

"Loh? Kok Bapak nggak ikut rapat?" tanya Dio kaget.

"Loh! Mana Bapak tau, Bapak kan cuma guru piket."

"Miris sekali nggak diajak rapat," cibir Candra geleng-geleng kepala.

"Bukan nggak diajak. Kan Bapak lagi tugas jadi guru piket, ya jadi sekarang tugas Bapak cuma ngawasin murid-murid bandel kayak kalian!" jelasnya menatap mereka satu persatu.

Mereka kini terdiam, menunduk tanpa membantah seperti tadi.

"Terus kalian lagi ngapain di sini? Ada pengumuman ekstrakulikuler?"

"Bukan, Pak." jawab Dio.

"Lalu?"

"Emm—" Dio terdiam menatap ketiga sahabatnya yang juga sama-sama bingung harus menjawab apa.

"Apa? Kalian lagi merencanakan apa?"

"Dio yang punya rencana, Pak." celetuk Candra membuat cowok yang ada di sampingnya itu mengeram.

"Rencana apa Dio?"

Dio menggeleng, "Nggak ada rencana Pak, kita cuma mau puter beberapa podcast sama lagu aja, ya kan?" jawabnya meminta bantuan dari ketiga sahabatnya itu.

"I-yaa..." jawab mereka ragu.

"Bener? Kalian nggak bikin ulah kan?"

"Enggak, Pak."

"Bener?" ucap Pak Jajang tak yakin. Dirinya masih ragu jika harus percaya pada keempat muridnya ini. Apalagi pagi tadi ia juga sempat dibohongi.

"Iya Pak, kita janji nggak bakal bikin ulah!" tambah Azhar walaupun tak tahu apa yang sedang direncanakan oleh Dio. Dirinya hanya ingin Pak Jajang pergi tanpa memberi hukuman.

"Ohh yaudah puter aja. Tapi matikan dulu kabel yang tersambung ke aula utama, soalnya guru-guru sedang rapat di sana." pesannya kini tak curiga akan hal lain.

Cross the Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang