18. Badut

7K 420 32
                                    

WRPD sebuah singkatan dari warung Pak Dadang, adalah warung kecil di belakang sekolah yang menjadi tempat berkumpulnya Dio dan keempat sahabatnya. Terkadang mereka pergi ke warung itu untuk bolos atau merokok. Dan sekarang kelimanya sedang berkumpul di sana. Namun bukan untuk bolos seperti biasa, melainkan tengah menghabiskan jam istirahat kedua.

"Tumben baru kesini lagi?" tanya Bu Nunung, istri dari Pak Dadang. Menghampiri mereka sembari membawa nampan berisi tiga mangkok mie goreng.

"Lagi sibuk, Mak." jawab Candra masih asik memakan batagor sambil menonton serial Upin dan Ipin di ponselnya.

"Sibuk ngapain? Sibuk pacaran?"

"Pacaran mah kesibukkan Dio." sahut Azhar melirik Dio yang sedang fokus mengaduk mie gorengnya.

"Kok nggak pernah dikenalin pacarnya ke Mak?" tanya Bu Nunung pada Dio.

"Waktu itu Dio pernah bawa ke sini."

"Yang mana?"

"Yang pake kacamata." sahut Raya.

"Nggak tau. Mak nggak inget."

"Nanti Dio bawa lagi ke sini."

"Sok atuh... nanti Mak traktir mie goreng spesial buat kalian berdua."

"Candra mau ditraktir juga atuh."

"Bawa pacar kamu ke sini."

"Ini pacar Candra." ujar Candra sembari merangkul bahu Azhar yang ada di sampingnya.

"Anjing!" umpat Azhar melepas kasar rangkulan itu.

"Astaghfirullah..." Bu Nunung menggelengkan kepalanya beberapa kali melihat candaan cowok itu, lalu beliau pergi dari meja mereka.

"Nggak nyangka gue, Can."

"Lo beneran belok?"

"Astaga."

"Jadi selama ini lo ada hubungan sama Candra, Har?"

Azhar memutar bola matanya, malas mendengar ocehan dari ketiga sahabat gilanya itu. Memang selalu ada drama di antara mereka, dan yang memulai drama alaynya itu pasti Candra.

"Klarifikasi, Can." suruh Raya mengambil botol saos lalu diarahkan pada bibir Candra, seolah botol itu adalah mikrofon.

"Goblok!" sahur Azhar tak kuat melihat drama ini.

"Canda, guys. Sebenarnya gue masih suka nonton youtube biru." jawab Candra dengan cengiran khasnya.

"Apa boleh gue minta link-nya?"

"DM aja."

"Astaghfirullah, bandar."

"Tobat, Can, tobat."

Candra hanya tertawa, lalu ia kembali melanjutkan makan batagornya.

"Oh iya, lo jadi beli kacamata, Yo?" tanya Raya pada Dio. Dirinya masih penasaran bagaimana reaksi Vira saat mendengar Dio pergi bersama Kayla.

Cross the Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang