'Karena kepastian adalah hal yang paling penting dari jalannya suatu hubungan'
~Author~
***
Dio, Brian dan Candra kini sedang menunggu Azhar di parkiran, katanya cowok itu akan mengatakan hal yang sangat penting kepada mereka. Tapi, sudah menunggu lebih dari sepuluh menit Azhar masih belum menampakan batang hidungnya.
"Mana njir?" tanya Candra sembari celingukan sudah tak sabar mendengar berita terbaru dari Azhar.
"Tuh!" sahut Brian membuat Candra langsung menengok.
"Tuh-an kirim kan lah aku... Kekasih yang baik hati..." sambungnya malah bernyanyi.
"Idiot!" umpat Candra menampol kepala Brian dengan botol minum yang sedang ia pegang.
"Sakit bangsat!"
"Rasain setan!"
Di saat keduanya sedang saling mengumpat tiba-tiba motor nmax Azhar berhenti dihadapan mereka.
"Kebiasaan lo ngaret!" cerca Dio kesal karena waktunya terbuang sia-sia hanya untuk menunggu orang tidak penting seperti Azhar.
"Ngaret adalah hobiku dan ngepet adalah tugasmu." ujar Azhar menunjuk Candra.
"Iyain aja ntar juga meninggal." balas Candra tak ingin ribut, sekarang tenaganya sudah habis gara-gara Brian.
"Lo mau ngomong apaan, Har?" tanya Brian mulai membuka topik utama.
"Lo tau nggak?" tanyanya pada mereka yang kini sudah memasang wajah serius.
"Enggak." jawab ketiganya kompak.
"Dua permen milkita setara dengan segelas susu Teh Selena." ujarnya malah membuat mereka emosi.
"Ngajak baku hantam nih!" ucap Brian sambil menggulung lengan seragamnya.
"Buruan gelut!" kompor Candra ikut-ikutan.
"Ayo, maju!" ujar Azhar menanggapi mereka berdua.
Dio berdeham. "Masih gue liatin, belum gue gebukin." tandasnya menatap mereka dengan serius.
"Bercanda atuh, biar nggak tegang!" sahut Azhar senyum-senyum.
"Yaudah, berita apaan?"
"Buruan serius!"
"Oke gue serius, kemarin si Raya putus sama si Yasmine." paparnya membuat mereka menatap tak percaya.
"Canda mulu monyet!" timpal Candra.
"Yang bener, Har!" ujar Brian merasa tidak mungkin karena hubungan Raya dan Yasmine sangatlah harmonis seperti tidak ada masalah.
"Serius njir, kemarin dia putusin si Yasmine di cafe gue." paparnya yang memang tidak mengadung unsur candaan.
"Demi apa lo?"
"Demi gue jadi pacarnya Ansellma." jawab Azhar yang memang tak pernah bisa serius.
"Goblok yang bener!" suruh Dio dengan suara baritonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross the Line
Teen FictionMempunyai kisah cinta yang romantis saat masa sekolah adalah impian sebagian remaja. Sama halnya dengan Ghevira, seorang gadis pintar yang selalu menghayal dapat cowok romantis seperti di drama Korea. Namun, khayalan itu terpaksa dibuang jauh-jauh...