'Jatuh cinta tak mengenal rupa, harta atau tahta. Ketika kamu jatuh cinta, kamu hanya bisa merasakan jantungmu berdegup kencang saat menatapnya dan pipimu merona karena mendapat perlakuan manis darinya'
~Author~
***
Vira menyimpan kembali ponselnya setelah mengirim pesan teks pada Yasmine. Dirinya mulai bosan, sudah hampir setengah jam ia duduk di taman dekat rumahnya.
Kemarin malam Yasmine memang sempat meneleponnya, ia mengajak Vira untuk bertemu di sini. Tapi sampai sekarang gadis itu masih belum menunjukkan batang hidungnya. Padahal satu jam yang lalu Yasmine mengirim pesan on the way padanya.
"Oi!" Yasmine datang dengan menepuk bahu Vira dari belakang, sontak membuat gadis itu terperanjat kaget.
Vira mendelik sinis, "Bikin kaget aja."
Yasmine nyengir tak berdosa. "Sorry."
"Udah nunggu dari tadi?" tanyanya lalu duduk di samping Vira.
"Iya, kemana aja sih?"
"Kena macet."
Vira hanya mendengus kesal, selalu saja macet yang dijadikan alasan olehnya.
"Tumben ngajak kesini?" tanya Vira sambil menatap Yasmine yang sedang memejamkan matanya, menghirup udara segar.
"Pengen aja, bosen di rumah."
Vira ber-oh ria. Ia sudah tahu alasan Yasmine bisa bosan di rumah. Gadis itu memang tidak punya siapa-siapa. Rumah besarnya selalu saja sepi. Ayahnya sibuk bekerja sebagai ASN, kakak satu-satunya sedang sibuk kuliah, dan ibunya sudah meninggal enam tahun yang lalu akibat kecelakaan.
Vira ikut sedih saat mendengar kehidupan Yasmine untuk pertama kalinya. Ia sangat prihatin, tapi untungnya Yasmine tidak merasa begitu. Yasmine baik-baik saja. Ia punya banyak teman, banyak uang, dan banyak hobi.
Jadi saat Yasmine sedang merasa kesepian ia bisa langsung mengundang teman-temannya untuk datang ke rumah. Lalu mengadakan pesta barbeque dan menonton film horor di ruang tengahnya.
Yasmine membuka matanya, menatap Vira. "Oh iya, gue mau nanya."
"Nanya apa?"
"Lo beneran balikan sama Dio?" tanya Yasmine saat semalam melihat instastory Dio yang memposting foto Vira.
Vira mengangguk pelan, "Iya."
"Kenapa?"
"Karena Dio udah nemuin kalungnya."
"Gitu doang?"
"Emang harus gimana lagi?"
"Nggak ada cerita yang menarik gitu?" tanya Yasmine sedikit kecewa. Padahal tujuannya mengajak Vira bertemu adalah untuk bertanya tentang hal ini.
"Ada sih."
"Apa?"
Vira terdiam sesaat sambil menatap Yasmine, membuat Yasmine spontan mengangkat kedua alisnya.
"Apa, Vir?"
"Kemarin siang Dio dateng ke minimarket buat ngasih buket cokelat. Terus malemnya dia dateng lagi ke minimarket buat jemput aku."
"Hah? Ngasih buket cokelat? Serius?"
"Iya."
"Tumben banget?" tanya Yasmine heran.
Lalu ia kembali teringat dengan ucapannya kemarin siang pada Dio. Yasmine sempat memberikan wejangan agar Dio bisa merubah sikap buruknya dan bersikap baik pada Vira. Karena ia sangat lelah melihat Vira terus menerus diperlakukan tak pantas olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross the Line
Teen FictionMempunyai kisah cinta yang romantis saat masa sekolah adalah impian sebagian remaja. Sama halnya dengan Ghevira, seorang gadis pintar yang selalu menghayal dapat cowok romantis seperti di drama Korea. Namun, khayalan itu terpaksa dibuang jauh-jauh...