17. Cemburu

7.3K 471 33
                                    

Dio menghembuskan napas berat saat melihat Kayla masih asik memilih produk MakeUp di hadapannya. Padahal tujuan Dio ke mall adalah untuk membeli kacamata, tapi kini ia malah membuang waktunya untuk menemani Kayla berbelanja.

"Kay, gue ke sini mau minta anter bukan nemenin lo belanja." cetus Dio.

"Yeah, I know. Cuma temenin bentar kok, gue udah lama banget nggak ke mall." jawab Kayla tak melirik Dio sedikit pun. Matanya hanya tertuju pada jajaran lip-tint di etalase.

"Di Aussie nggak ada mall?"

"Lo pikir gue tinggal di pedalaman?"

Dio tak menjawab, ia memperhatikan gadis itu. Memilih sebuah benda kecil saja Kayla harus menghabiskan waktu hampir sepuluh menit.

"Lo di sini aja kalo gitu. Gue pergi duluan." ucap Dio bersiap pergi.

"Eh... jangan gitu. Ini udah kok."

"Yaudah, buruan."

"Iya."

Dio pergi keluar toko lebih dulu, menunggu Kayla untuk melakukan pembayaran. Mendengar saran dari Raya memang selalu menyesatkan. Ia sekarang menyesal sudah mengajak Kayla ke mall. Seharusnya ia tadi berangkat sendiri saja, tak usah mengajak orang lain.

"Abis beli kacamata kita nonton, yuk." ajak Kayla saat sudah berada di samping Dio.

"Gue nggak ada waktu."

"Kalo ke timezone gimana?"

"Apalagi itu." jawab Dio singkat lalu berjalan cepat memasuki salah satu toko kacamata.

Dirinya langsung disambut ramah oleh dua orang pegawai yang sedang menjaga etalase kaca di sana. Ia mulai mengedarkan pandangannya, melihat berbagai macam kacamata yang berjejer rapi di dalam etalase kaca itu.

"Mau cari kacamata model apa, Kak?" tanya sang pegawai dengan senyuman ramahnya.

"Kacamata minus ada, Kak?"

"Oh, ada. Mau dicek dulu minusnya berapa?"

Dio menggeleng cepat, "Bukan saya yang minus."

"Terus?"

"Pacar saya."

Pegawai itu kembali tersenyum. Menatap Kayla yang berada di belakang tubuh Dio.

"Itu pacar nya?"

Dio melirik Kayla sekilas, "Bukan."

"Terus yang mana pacar nya?" tanya sang pegawai mulai bingung. Ia tak melihat ada perempuan lain di belakang tubuh tegap itu.

"Pacar saya ngga ikut."

"Oh, gitu. Tapi tau minusnya berapa?"

"Dua koma lima."

Sang pegawai mengangguk. "Sebentar, ya."

Dio duduk di sofa yang ada di sana. Sedangkan Kayla sibuk dengan alat MakeUp yang ia beli tadi.

"Yo, gue ke toilet dulu ya." ujar Kayla sudah berdiri dari tempat duduknya.

"Iya."

"Jangan tinggalin gue."

"Iya."

Tak selang lama, pegawai tadi kembali datang. Ia membawa berbagai macam frame kacamata di sebuah kotak persegi panjang. Dio pun beranjak dari tempat duduknya, menghampiri si pegawai.

"Ini frame kacamatanya bisa dipilih dulu."

Dio menggaruk belakang telinganya yang tak gatal, bingung harus memilih yang mana. Ia sama sekali tak tahu model kacamata apa yang disukai Vira.

Cross the Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang