Pagi ini gadis berambut sebahu itu sudah siap dengan pakaian olahraganya. Kemarin malam Yasmine mengajaknya pergi ke CFD untuk mengobrol setelah dua hari tak bertemu. Dan setelah memakai sepatu sportnya, Vira pun pergi dengan berlari kecil.
Di Jalan Sudirman hari minggu memang selalu ramai, bahkan Vira sedikit kebingungan mencari Yasmine yang ntah berada di mana. Setelah beberapa menit berkeliling, akhirnya ia menemukan Yasmine yang sedang duduk di trotoar.
"Darimana aja, Maemunah?" tanya Yasmine menyimpan ponselnya.
"Darisana nyariin kamu," tunjuk Vira pada area yang agak sedikit sesak.
"Mau minum?" tanya Yasmine sambil menyodorkan satu botol air mineral yang masih utuh padanya.
"Makasih." Vira membukanya, lalu meneguknya hingga botol itu terisi setengahnya.
"Kayak kekurangan air aja." cibir Yasmine menggeleng pelan.
"Cape tau!"
"Ohiya, keadaan lo gimana pas udah kejebak di Lab Kesenian?" tanya Yasmine baru teringat bahwa sang sahabat terjebak di ruangan terkutuk itu kemarin sore.
Vira menatap Yasmine terkejut. "Kamu tau?"
"Dio cerita sama gue."
"Dio?" ulang Vira tak percaya, tumben sekali cowok itu menceritakan apa yang dialaminya pada Yasmine.
"Iya, gue beneran kaget pas tau lo kejebak di sana. Kok bisa gitu sih?" tanya Yasmine kini siap mendengarkan penjelasannya.
"Vira juga nggak tau bakal kejebak di sana, pintunya tiba-tiba ke kunci."
"Emangnya si Zando nggak nemenin lo?" tanya Yasmine heran, padahal cowok itu sudah berjanji akan menemani Vira selama dihukum di sana.
"Nggak, malah pas Vira mau minta bantuan dia nggak mau nolong!" paparnya masih kesal dengan sikap Zando yang tiba-tiba tak bisa diandalkan.
"Cowok emang gitu, baiknya pas di awal doang!" cibirnya tak salah. Karena rata-rata cowok selalu seperti itu, hanya baik di awal saja.
"Makanya, Vira masih kesel sama dia."
"Terus itu kejebak gimana? Kan pintu Lab nggak bisa dikunci, masa iya susah dibuka." tanyanya masih tak paham.
"Iya gitu..." Vira menggantungkan ucapannya, bingung harus menjelaskan semuanya atau cukup singkat seperti ini.
"Gimana?" tanya Yasmine penasaran.
"Gitu," sahutnya disusul cengiran singkat.
"Yang bener!"
"Pintunya dikunci pake tali tambang sama Putry." penjelasan singkat itu sontak membuat Yasmine membelalakan matanya.
"Putry? Putry yang waktu itu sempet deket sama Dio?" tanyanya masih dengan ekspresi yang sama.
"Iya, Putry siapa lagi."
"Wah, emang gila. Liatin aja besok, biar gue kasih pelajaran tuh cewek!" tekadnya mulai emosi, karena Yasmine tau bahwa cewek itu ingin mengganggu kehidupan Vira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross the Line
Teen FictionMempunyai kisah cinta yang romantis saat masa sekolah adalah impian sebagian remaja. Sama halnya dengan Ghevira, seorang gadis pintar yang selalu menghayal dapat cowok romantis seperti di drama Korea. Namun, khayalan itu terpaksa dibuang jauh-jauh...