32. Ada apa?

6.2K 352 223
                                    

'Saling menuntut jaga perasaan, tapi keduanya tidak berani saling mengungkapkan'

~Author~

***

Kelima cowok tampan kini sedang berada di parkiran sekolah sembari menunggu bell masuk berbunyi. Bahkan sesekali mereka menggoda perempuan yang lewat dengan suitan dan gombalan receh ala Candra.

"Hai cantik! Ikan hiu makan singkong," pantun Candra ketika melihat tiga orang perempuan yang sedang berjalan ke arahnya.

"CAKEPPPP!" sahut mereka bersamaan kecuali Dio yang masih diam mematung memperhatikan mereka.

"I love you tapi boong!" sambungnya lalu terkekeh pelan.

"Hiyaaaaaaaaa!" sorak mereka kembali layaknya penonton bayaran.

"Lagi Can lagi!" ujar Azhar menepuk pundaknya.

"Tuh sama cewek itu tuh!" tunjuk Raya pada perempuan berbody goals yang akan berjalan ke arah mereka.

"Tajem amat mata lo kalo liat yang montok!" sindir Brian membuat Raya tersenyum lebar.

"Siap-siap Can!" kode Azhar.

"Ekhem ekhem," Candra berdeham.

"Ada itik dibawa karyawan,"

"CAKEPPPPP!" sorak keempat cowok itu kembali membuat orang yang berlalu lalang melihat ke arah mereka.

"Kamu cantik, tapi sayangnya nggak perawan." sambungnya dengan begitu santai.

Perempuan yang mendengar pantun Candra langsung menatapnya tajam sedangkan ketiga lelaki itu hanya terkekeh pelan.

"Maaf kami emang suka bercanda," sahut Raya.

"Apalagi soal perasaan." sambung Azhar.

"Lagian lo bikin pantun kek ngajak ribut." timpal Brian yang hanya direspon cengiran tak berdosa oleh Candra.

"Gila cakep bener tuh cewek," Raya masih tak henti-hentinya melihat bagian belakang tubuh perempuan itu yang sebentar lagi akan menghilang dari pandangannya.

"Astagfirullah, pagi-pagi udah zina mata." Candra menutup mata Raya dengan sebelah tangannya.

"Jangan diliat mulu ntar ada yang bangkit dari diri lo." ucap Azhar.

Sedangkan Candra masih berdiam diri di samping Raya sambil mencerna ucapan Azhar yang menurutnya cukup berat.

"Yang bangkit apaan?" tanyanya.

Azhar hanya terkekeh lalu saling tatap dengan Raya.

"Anak kecil nggak boleh tau." timpal Raya menepuk kepala Candra beberapa kali.

"Goblok!"

"Intinya ada yang bangkit, tapi bukan pahlawan." ujar Azhar membuat Candra kembali mengerutkan keningnya.

Candra menatap mereka silih berganti, lalu Dio memberi kode dengan menggerakan sudut matanya pada area sensitif laki-laki membuat Candra langsung terbahak.

"Astagfirullah! Gue kira apaan monyet!" Candra menggelengkan kepalanya sedangkan Raya dan Azhar masih terkekeh.

"Masih pagi, udah pada sagne lo pada!" Dio ikut menggelengkan kepalanya.

"Emang parah tuh si playboy cap kaki tiga." decak Candra melihat sinis pada Raya.

"Lah, kok jadi gue panjul?" tanya Raya tak terima.

Cross the Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang