16

3K 276 26
                                    

Happy Reading





Baekhyun mengernyitkan alisnya bingung,  ia sama sekali tidak dapat berpikir dengan baik sekarang. Sehun menggenggam tangannya erat,  menatap matanya meminta kepastian. 

"Sehunah " 

Baekhyun menarik tangannya. 

" maafkan aku Baek, mungkin ini terlalu mendadak. Tapi sungguh aku sudah memikirkannya dengan matang" Sehun menghela nafas lagi, meraih kembali tangan Baekhyun tapi lelaki mungil itu menepisnya. 

"Baek, aku bisa menjagamu lebih baik dari dia" lelaki itu masih berusaha melanjutkan kata-katanya. " Dan aku,  aku bisa menjadi ayah untuk Jiwon" Sehun berkata sedikit antusias. 

"Tidakk!! " teriakan Baekhyun membuat Sehun tersentak. 

" Maafkan aku Sehun,  tapi tidak ada yang bisa menggantikannya untukku,  apalagi untuk Jiwon. Hanya dia Ayahnya,  hanya dia suamiku" Mata Baekhyun mulai berkaca-kaca.

Sehun yang melihatnya merasa begitu bersalah. Sungguh ia tidak ada maksud apapun. Ia sangat menyayangi Baekhyun juga Jiwon, ia bahkan mengganggap Jiwon seperti anaknya sendiri. Tapi jawaban Baekhyun yang lebih mempertahankan bajingan itu membuat Sehun kecewa.

Sekali lagi ia hanya ingin melihat ibu dan anak itu bahagia. Selama ini Sehun lihat mereka berdua cukup bahagia bersamanya tapi nyatanya Baekhyun masih belum bisa melupakan Chanyeol.

 " Sehun, ini begitu canggung. Aku tidak tau harus berkata apa lagi. Aku tidak bermaksud mengecewakanmu". Baekhyun menatap kearah Sehun dengan iba. 

Dari awal ia sudah tau jika Sehun memiliki perasaan lebih padanya tapi cinta Baekhyun sampai kapanpun hanya untuk park chanyeol seorang. 

"Tidak apa Baek, aku hanya tidak ingin kau menanggung beban ini sendiri. Dan jangan jadikan pengakuanku sebagai beban baru untukmu. Aku minta maaf"

Sehun akhirnya mengalah pada egonya, ia menarik tubuh Baekhyun kedalam pelukannya. 

"Baiklah jika kau tidak mau menjadi suamiku,, Aku akan selalu menjadi temanmu, sahabatmu atau apapun yang kau inginkan Baek, meski aku tak bisa memilikimu tapi aku tetap akan menjagamu. Aku berjanji"

.

.

.





Seorang pemuda terlihat mondar mandir di depan sebuah pintu putih disalah satu sudut koridor kampusnya. Sudah hampir 20 menit dan tidak pasti apa yang akan ia Iakukan disana. Hingga pintu terbuka dari dalam dan ia sedikit melonjak kaget. 

"Chanyeol? Apa yang kau Iakukan? Kau mencariku? " Seorang pria paruh baya yang tak lain adalah prof. Kang tak kalah kaget melihatnya. Setaunya Chanyeol tak memiliki jadwal dengannya hari ini. 

" Begini, saya ingin bicara dengan anda profesor", Chanyeol terlihat sedikit gugup. 

Kebetulan pria itu masih memiliki cukup waktu, jadi ia mempersilahkan Chanyeol untuk masuk keruangannya. 

Setelah dipersilahkan untuk mulai berbicara, Chanyeol menceritakan semuanya pada prof kang, tentang ia yang merasa begitu egois karena Iebih mementingkan cita citanya daripada orang yang ia cintai. 

"Sebenarnya itu bagus jika kau mementingkan karir dan pendidikanmu Prof Kang mulai menanggapi cerita atau Iebih terdengar seperti curhatan Chanyeol kepadanya. 

" Tapi kau tau, jika dia hanya sekadar pacarmu, aku Iebih mendukungmu untuk tetap tinggal, tapi karena dia sudah resmi jadi suamimu aku sangat menyayangkan bahwa keputusanmu benar-benar salah". 

Gomawo Mianhae SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang