17

3.4K 280 28
                                    

Happy Reading







'Nenek, kenapa ibu belum pulang? " Rengekan Jiwon mengejutkan Taeyeon yang tengah melamun, memikirkan nasib malang putranya. 

"Apa Jiwon nakal? Apa ibu tidak mau tinggal bersama Jiwon lagi? " lsakan demi lsakan lirih mulai terdengar dari bibirnva. 

Taeyeon menatap iba pada cucu tersayangnya. Tangan kecil Jiwon terlihat menggosok matanya berulang kali, sesekali ia menguap Iebar.

lni sudah waktunya balita itu tidur siang. Setelah bersabar cukup lama Jiwon akhirnya bisa tinggal bersama ibunya, merasakan dekap hangat yang mengantarkan ke alam mimpi.

Tapi sekarang sang ibu pergi lagi meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

" Nenek, Jiwon janji tidak akan membuat ibu sedih. Suruh ibu pulang, nek " sosok mungil itu mengerjap pelan, menarik ujung baju Taeyeon meminta penjelasan atas segala pertanyaannya.

“Sayang, ibu ada dirumah sakit sekarang. Jiwon sudah tau kan, ibu harus berobat biar cepet sembuh"

Wanita paruh baya itu mengusap pelan pipi Jiwon, Ialu meraih dan menggendong cucunya itu.

"Jiwon harus jadi anak yang baik, Nenek janji nanti kita jenguk ibu, oke? "

Isakan tangisnya perlahan berhenti diselingi anggukan kepala mungilnya menyahuti setiap nasihat yang Taeyeon katakan

 Hingga matanya perlahan menutup, sesekali menggumamkan kata ibu disela hela nafasnya. 

.

.

Jongin tak hentinya menenangkan Sehun yang terus saja menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi pada Baekhyun saat ini. la merasa sama sekali tidak becus menjaga sahabatnya itu.

"Harusnya aku selalu mengingatkannya untuk meminum obat, harusnya aku ada disampingnya kapanpun ia butuh, harusnya aku Iebih banyak me|uangkan waktu untuknya, membawanya ke dokter kapanpun ia merasa saklt, harusnya aku.. "

"Cukup..! " Jongin menahan tubuh Sehun " Cukup Sehun cukup " ia memegang erat kedua pundak Sehun, memaksa untuk melihat kearahya. 

" Tak ada yang perlu kau sesali, kau tau kau adalah sahabat terbaik yang Baekhyun miliki, aku bahkan tidak bisa melakukan segala pengorbanan yang te|ah kau lakukan untuknya". Sehun termangu mendengar semua perkataan pria itu dan Jongin tetap saja memaksa Sehun menatap kearahnya.

Disana pria tan itu dapat melihat jelas bagaimana ketakutan dan kegelisahan yang terpancar dari kedua manik Sehun.

Sehun menjadi yang pertama yang melepas kontak mata mereka, ia sudah cukup mendapat kekuatannya kembali dan bergumam terimakasih kepada Jongin, setelahnya ia mengalihkan pandangannya pada pintu didepannya.

Disana, dibalik pintu-pintu kaca itu, terbaring Baekhyun sahabatnya yang tengah berjuang antara hidup dan mati.

.

.

 Sementara itu ruang operasi masih mencekam seperti sebelumnya. Lelaki mungil itu ~Baekhyun~ masih terbaring ditempatnya, dan lelaki tinggi itu tetap terdiam bahkan hingga detik berganti menit Park Chanyeol tak juga bergeming. Ia masih saja menatap lekat raut wajah baekhyun yang begitu pucat ditempeli berbagai macam peralatan medis. 

"Baekhyunn.... " Chanyeol mendesahkan nama itu berulangkali. Menepis semua tangan yang memintanya tersadar kembali pada akalnya. 

" Park Chanyeol!!! Apa kau mendengarku?! " Profesor Lee sudah tidak bisa bersabar lagi atas reaksi Chanyeol. " Jika kau hanya meratapinya begitu apa kau pikir dia akan sembuh?! “ 

Gomawo Mianhae SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang