➳ "Gue mau Felix yang jadi taruhannya."
Si pemilik nama membelalak, sementara secara instingtif rangkulan tangan Hyunjin di pinggangnya mengerat. "Apa?"
"Get stuffed*," Hyunjin mendesis, menatapnya tajam.
"Wow, posesif." Sang pemuda yang duduk di atas motor menaikkan satu alisnya, kemudian pada akhirnya gagal mempertahankan wajah datar. "Astaga, bercanda doang kok. Gue gak minat sama Felix, ya. Takut kalah saing." Seungmin terbahak setelahnya.
Chan hanya menggeleng-gelengkan kepala menatap mereka. "Darl, jangan digodain gitu. Liat tuh mereka tegang banget, Hyunjin kayak yang udah siap berantem."
Seungmin mengedipkan sebelah matanya. "Maaf-maaf. Jangan dianggep serius lah. Gue gak bakal ngerusak hubungan star-crossed lovers, ya. Bisa dikutuk Tuhan ntar gue." Pemuda itu tertawa karena jokesnya sendiri. "Gue minta paket liburan sama tiket pesawat pulang-pergi ke Maldives kalo menang, ya. Yang VVIP, with all the privilege."
Hyunjin menghela nafas lega, sedikit merutuki respon posesifnya. Dia seharusnya tahu bahwa ucapan Seungmin tidak akan mungkin serius, namun logikanya selalu hilang entah kemana jika ada sesuatu yang berhubungan dengan Felix. He is too head over heels for him, maybe. "Tiket ke Maldives doang? Gampang, elah. Gak ada lagi, nih?"
"Kayaknya itu aja dulu. Lo mau apa?"
Hyunjin berpikir sejenak. "Tiket VVIP ditambah akses backstage konser idolanya Felix. Do we got a deal?"
"Maroon 5? Taylor Swift? TVXQ?"Seungmin memutar matanya. "Oke, you've got yourself a deal."
.
[Sakaw]
.
"Lo yakin, Jin? Seungmin gak pernah hiatus balapan, lho. Sedangkan lo udah vakum latihan dua tahun. Kalo ada apa-apa gimana?"
Felix menggigiti kukunya cemas, saat ia dan Hyunjin menunggu mobil Hyunjin selesai dicek. Itu memang arena balap ilegal, namun mereka memiliki tim berisi sekumpulan mekanik yang bertugas mengecek mesin-mesin kendaraan yang akan bertanding, untuk memastikan tidak ada kecurangan dan potensi kecelakaan.
"Gue udah pernah bilang belum, kalo hal-hal kayak gini itu gak bisa dilatih. Semua orang dilahirkan dengan bakat berbeda, sayang. Dan sekuat apapun orang belajar dan latihan, dia gak akan bisa ngalahin mereka yang udah dilahirkan dengan bakat itu." Hyunjin mengulas senyum sombongnya.
Felix mengernyitkan kening. "Itu kedengerannya gak adil."
Hyunjin tertawa, mengusak poni Felix penuh afeksi. "Hidup itu adil, Felix. Because it's unfair to everyone, not just some of us."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2/2] Sakaw +Hyunlix
FanfictionHyunjin bukan narkoba, tapi dia bisa buat Felix ketagihan [Candu 2nd Book]