➳ "Dek, ayo jalan sama gue."
"Dah malem."
Minho meringis melihat Felix yang balik menatapnya dengan tatapan kosong, sebelum menggeleng pelan dan kembali menggulung diri dalam selimutnya.
"Heh, ayo bangun. Nggak boleh tidur terus."
"Apaan sih kak."
Yang lebih tua menghela nafas saat sang adik sepupu menepis tangannya. "Ayo jalan-jalan?"
Felix mendengus.
"Mau apa dek? Beli es krim? Cokelat? Komik? Ayo gue beliin, jalan sama gue ya?"
"Nggak mau!!!!" Felix menggeleng-geleng kuat, menepis tangan Minho dan mendorong-dorongnya menjauh.
Minho kembali menghela nafas untuk entah yang keberapa kalinya. "Dek, bangun dulu ya? Ada yang mau ketemu."
Felix menoleh dengan kedua mata melebar penuh harap. "...Hyunjin?" bisiknya pelan.
Minho tersenyum datar. "Ada, orang." Dia membantu Felix duduk, mengangsurkan concealer pada sang adik sepupu. "Lo nggak bisa terus-terusan kayak orang terpuruk gini. Bahagia lo nggak bergantung ke bajingan kayak Hyunjin."
"Iya," Felix meraih tube concealer dari tangan Minho, namun tak melakukan apapun dengannya. Minho memutuskan mengambil alih alat make-up itu dan membubuhkannya untuk menutupi kantung mata yang lebih muda.
"Mau denger sebuah cerita ngga? Dulu, mama gue cerita, kalo semua orang tuh pernah ngobrol sama Tuhan, sebelum dilahirkan." Minho berujar lembut. "Katanya, pas kita masih berupa nyawa yang terombang-ambing dan belum punya raga, kita bakal dikasih tau, apa aja hal yang bakal kita lalui di hidup kelak."
Felix mendongak menatapnya, tatapan matanya tak lagi kosong meski masih muram. "Terus?"
"Kita dikasih tau semuanya. Apa kita bakal menderita, apa kita bakal sakit-sakitan, apa nanti bakal patah hati." Minho menjawil ujung hidung Felix. "Dan kita bakal ditanya, apa kita ngerasa sanggup hidup kayak gitu?"
Felix diam saja.
"Kalau kita bilang nggak sanggup, kita nggak bakal hidup. Mungkin bakal keguguran di dalam rahim, atau meninggal pas lahir. Tapi kalau kita menyanggupi, kita bakal hidup. Jadi percayalah, keadaan lo sekarang ini, diri lo yang masih di dalam rahim tante dulu udah tau dan udah yakin bakal bisa lo lewatin. Kalo lo bisa sampai di titik ini, lo bakal bisa ngelewatinnya juga. Lo udah bilang gitu ke Tuhan dulu."
Felix menepis tangannya. "Kedengeran kayak dongeng banget."
"Memang. Tapi lo pernah denger ucapan Tuhan nggak akan ngasih cobaan melebihi kemampuan umatNya? Nyambung kan, sama cerita gue? Dia nggak pernah ngasih cobaan yang melebihi kemampuan lo, karena lo udah dikasih tau jalur hidup lo dan lo udah menyanggupi hidup itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2/2] Sakaw +Hyunlix
FanficHyunjin bukan narkoba, tapi dia bisa buat Felix ketagihan [Candu 2nd Book]