➳ "Makan?"
Hyunjin menggaruk tengkuk, tampak ragu ingin menjawab. Namun Felix sudah mendahuluinya lebih dulu.
"Udah makan siang di tempat Jeongin atau sama Jeongin, kan."
"Maaf,"
"Nggak usah minta maaf, lo nggak ada salah juga, kan?"
Hyunjin menyadari senyum yang diulaskan sang tunangan padanya tidak mencapai mata. "Ai, lo marah?"
"Enggak, ngapain marah." Felix membereskan kembali tableware yang sudah disusunnya di atas meja makan, menolak menatap Hyunjin.
"Ai, lo—"
"Gue mau ke perpus, ya. Nugas, besok udah harus bimbingan." Felix memotong ucapan tunangannya, dengan cepat memasukkan kertas-kertas A4 dan alat tulis ke dalam tas laptopnya.
"Bimbingan?" Hyunjin melirik kalender yang tergantung di dinding tak jauh dari tempatnya berdiri. "Lah, lo udah mau skripsian?"
Felix menatapnya skeptis dengan satu alis terangkat. "Kayaknya gue udah bilang itu ke lo dari sebulan lalu, deh." Dia menghela nafas, kemudian mengendikkan bahu. "Ya wajar sih kalo lupa, kan banyak hal yang lebih penting buat diinget, ya nggak?" Felix mengangkat kedua alisnya, menyandang tasnya kemudian melewati Hyunjin dan menuju pintu tanpa berkata apapun lagi.
Hyunjin terdiam, merasa sangat bersalah karena telah melupakan bahwa tunangannya sudah mulai berjuang di masa-masa bak neraka bertajuk skripsi itu.
Pemuda itu mengerjap saat dilihatnya tak lama kemudian Felix kembali dengan langkah terburu-buru. "Lix?"
Felix menengadahkan tangan ke arah Hyunjin. "Obat."
"Ha?"
"Prozac. Minta satu."
"Are you feeling stressed right now?" Hyunjin berujar khawatir, buru-buru merogoh saku bajunya. Dia memang membawa kotak obat berisi Prozac Felix ke mana-mana, antisipasi jika suatu saat tunangannya itu membutuhkannya. "Can you like, cancel your plan?" Hyunjin menatapnya khawatir saat Felix mengantungi kotak obat itu. "Jangan maksain diri, lo perlu—"
"Perlu istirahat? Terapi? Konseling?" Felix mengerling menatapnya. "Yang bisa gue ajak konseling lagi fokus berusaha nyembuhin orang lain, gimana dong?"
"I'm not. Ai, lo selalu bisa cerita apapun ke gue, itu janji gue dulu, kan?"
Felix kali ini menatapnya dengan kening yang mengernyit geli. "Emang gue ada ngomong kalo itu tentang lo, ya? Kok ngerasa, sih?"
.
[Sakaw]
.
"Kak Felix?"
"—ya?"
"Ini udah kelima kalinya kakak nyoret tulisan kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2/2] Sakaw +Hyunlix
FanfictionHyunjin bukan narkoba, tapi dia bisa buat Felix ketagihan [Candu 2nd Book]