➳ "Oke, yang mana yang kamu suka?"
Bocah kecil berusia enam tahun itu mengerjap menatap dua sample wallpaper berbeda yang dipegang Hyunjin di kedua tangan, sementara Felix di sebelahnya menerjemahkan pertanyaannya dalam bahasa isyarat.
"Uh..."
"Atau mau yang lain?" Hyunjin mengambil sample lain dan tersenyum lebar. "Pilih wallpaper yang mana saja yang kamu suka, Gou. Ini untuk kamarmu nanti."
Felix menggaruk tengkuk, berusaha menerjemahkannya ke dalam bahasa isyarat sebisa mungkin. Dalam hati mengumpati tunangannya yang memilih kata-kata yang terlalu rumit untuk diterjemahkan dalam bahasa isyarat.
Anak kecil di depan mereka menggaruk tengkuk, kemudian dengan mantap merentangkan tangan, menunjuk bukan salah satu dari pilihan sample wallpaper yang ditunjukkan Hyunjin, melainkan padanya dan Felix.
Felix seketika terbahak dan memeluk Gou erat, mengecupi pipi anak itu sementara Hyunjin mengerjap tak mengerti.
"Kenapa?" Hyunjin menyikut Felix pelan.
"Aku tadi pakai gerakan 'mana yang kamu suka' sebagai isyarat karena aku nggak tau bahasa isyarat untuk kertas dinding. Jadi tadi dia nunjuk kita—"
"Karena dia sukanya kita?" Hyunjin memastikan.
Felix mengangguk, masih memeluk erat calon anaknya.
Hyunjin tertawa pelan, merasakan perasaan hangat yang tak terjelaskan dalam dirinya. Seperti sureal. Kalau mengingat bertahun-tahun silam perjuangan dan masa lalu mereka, perasaan hangat itu nampak seperti mimpi yang terlalu indah untuk terwujud.
"Hyunjin,"
"Eh?" Hyunjin menoleh saat suara menegur Felix terdengar. Felix mengendikkan dagu menunjuk Gou yang ternyata sedari tadi menarik-narik ujung kemejanya.
'Papa,' Gerakan tangan anak lelaki itu pelan dan nampak ragu. 'Aku boleh pilih yang lain?'
Hyunjin menoleh pada Felix, memintanya untuk menerjemahkan. Felix dengan senang hati melakukannya, kemudian tersenyum pada Gou.
Hyunjin menaruh kembali sample wallpaper Iron Man dan Batman yang dipegangnya. "Mau yang mana?"
Gou nampak ragu sebentar, kemudian dengan malu-malu menunjuk sample bergambar My Little Pony. Dia mengangkat alis menatap Hyunjin, seakan setengah mengekspektasikannya untuk menolak atau menawarkan yang lain padanya.
"Kamu mau yang ini? Oke, kenapa enggak?"
Gou mengerjap saat melihat gerakan tangan Felix yang menerjemahkan ucapannya. 'Boleh? Enggak terlalu—' Dia nampak kebingungan memilih kata, sebelum menyentuhkan ibu jarinya ke telinga; mengisyaratkan, '—perempuan?'
"Terlalu feminin?" Hyunjin menyimpulkan. "Hei, jagoannya papa. Sejak kapan milih kartun ada gendernya? Kamu boleh suka apa aja, dekor kamarmu pakai apa aja, dan nggak akan ngerubah kenyataan kalau kamu laki-laki." Hyunjin berpikir sejenak, menimbang kalimatnya. "Dan kalaupun, suatu saat nanti kamu nggak mau disebut laki-laki, nggak ada masalah juga. Kamu tetep bakalan jadi kesayangannya papa dan dad."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2/2] Sakaw +Hyunlix
FanfictionHyunjin bukan narkoba, tapi dia bisa buat Felix ketagihan [Candu 2nd Book]